Mohon tunggu...
Suwarni Liu
Suwarni Liu Mohon Tunggu... lainnya -

apa adanya (^_^)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Reinkarnasiku Rasa

29 Maret 2016   12:32 Diperbarui: 29 Maret 2016   12:45 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam damai selalu..

‘aku lagi kena musibah, sen’

Itulah sepenggal kalimat yang masuk ke pesan medsos-ku..
‘musibah apa, bang ?’ ..kubalik bertanya karena rasa ingin tauku sebagai teman lama..
setelah dijelaskan, ternyata anak bungsunya bang Pendi menderita meningitis, semacam infeksi pada saluran otak.

Yang membuatku miris, efek dari penyakit si bungsu itu adalah penurunan kondisi pikirannya, jadi balik seperti anak-anak. Jadi, walaupun anaknya bang Pendi sudah kuliah semester 5 di bidang kimia, karena meningitis ini, membuat memory nya tidak sama lagi dengan usia sebenarnya. Memory pikirannya kembali ke masa kanak-kanak.
Dan yang semakin membuatku geleng-geleng kepala, anak sulungnya meninggal karena kecelakaan motor di usia 25 thn, dan 3 bulan yll, putra keduanya baru masuk panti rehabilitasi akibat kecanduan narkoba, ditambah lagi sekarang ini, putri bungsunya yang jadi kebanggaan karena kuliah di salah satu universitas negeri bergengsi, malah jatuh sakit, mendadak pula..

Benar-benar musibah kah semua itu?? Kenapa semua ini beruntun menimpa anak-anaknya bang Pendi ?? Aku terus bertanya ke dalam jiwaku.

Pertemananku dengan bang Pendi telah dimulai sejak 1992, dan pernah lost contact selama beberapa tahun hingga kemudian bisa terhubung lagi 6 bulan terakhir ini. Aku coba flash back tentang semua ini, apa yang terjadi sesungguhnya ? apakah ada sebab akibat dari sesuatu dan lain hal ?

Singkat cerita, dulu bang Pendi ini adalah salah satu jawara di kota kami, sekarang sudah pensiun dari instansi pertahanan/keamanan. Beliau ini, sepak terjangnya sangat disegani, terutama di kalangan aktivitas malam, dan jika ada pengkeliruan antara pengusaha dan instansi, maka, beliau ini bisa diandalkan dalam menyelesaikan masalah secepat jalan tol. Karena kemudahan dan keberlimpahan materi menjadikan kehidupannya serba glamor, salah satunya ya beliau pun banyak dekat dengan wanita malam, para bandit dan apalah yang menyangkut kesenangan hati. Aku berusaha menulis cerita ini sehalus mungkin agar tidak ada instansi atau apapun yang tersinggung nantinya, karena ini memang kenyataan yang pernah kujalani.

Aku dikenalkan dengan bang Pendi saat ulang tahun mba Mulia, tetanggaku, saat itu bang Pendi dan mba Mulia adalah teman dekat. Mungkin orang berpikir, macem mana pula diriku ini kan, kok bisa dan mau berteman dengan mereka yang notabene punya kehidupan malam yang bagi sebagian orang dianggap punya nilai negatip. 

Maka jawabanku adalah, bahwa aku ini dalam berteman, jarang sekali melihat status, apakah dia seorang PSK, pemulung, bandit atau apalah yang dianggap negatip, bagiku, teman tetaplah teman, selama dia baik dan tidak menyakiti, dia tetaplah seorang teman. Kalo liat status, belum tentulah orang kaya itu semuanya baik, belum tentu yang berpendidikan sarjana itu udah benar jalannya kan,, ada malah yang sodara sedarah sekandungpun bisa jadi musuh karena sesuatu hal...

Jadi mungkin prinsip hidupku, ya, pasti setiap manusia ada kelebihan dalam dirinya, siapapun dia, baik atau buruk di mata masyarakat, bagiku banyak punya teman, berarti banyak yang bisa dipelajari dalam kehidupan ini.


Dan itulah yang terjadi pada pertemananku dengan mba Mulia dan bang Pendi, sesekali mereka mengajakku makan dan jalan-jalan, maka aku jadi tau banyak tentang mereka. Kami terus menjaga komunikasi meskipun setelah lulus kuliah tahun 95, diriku berpisah kota dengan temanku, namun sesekali kami masih ada saling memberi kabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun