Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah tentang Ular Sawa

24 Maret 2021   18:17 Diperbarui: 24 Maret 2021   18:32 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Itu belum seberapa. Aku akan terus menyusun kekuatan di mana-mana. Anak cucuku kelak akan terus mengganggu hidup manusia. Sebagai putra mahkota, apa yang kau lakukan?"

            "Menghukummu!"

            Selesai berkata begitu, ular sawa terus menerjang dengan ganas raja tikus. Yang disergap tanggap, dan berkelit. Sergapan ular sawa tidak mengenai sasaran. Tetapi ular sawa terus menerjang dengan jurus-jurus yang mematikan. Sambil terus mendesis mengeluarkan hawa beracun sergapan ular sawa semakin ganas. Raja tikus sedikit demi sedikit kewalahan meladeni serangan ular sawa. Melihat lawannya mulai keteter, ular sawa makin meningkatkan serangannya. Sergapannya semakin mematikan. Dan dengan satu jurus andalannya, ular sawa berhasil membelit raja tikus. Raja tikus pun tak berkutik. Raja tikus mengaku kalah dan minta ampun pada ular sawa.

            Mengingat raja tikus masih saudaranya sendiri, maka ular sawa melepaskannya. Ular sawa hanya membuatnya jera. Raja tikus dilepaskan agar mau bertobat. Dan ular sawa memerintahkan agar raja tikus menghentikan pengacuan. Jika kekacauan masih terjadi, maka ular sawa tidak segan-segan akan membunuhnya. Raja tikus pun segera memerintahkan pasukannya agar menghentikan kekacauan.

            Sejak saat itu serangan hama tikus tidak terjadi lagi. Para petani dapat bekerja dengan tenang. Panen pun melimpah. Rakyat kembali hidup aman. Kelaparan tidak akan melanda para petani. Negara tidak akan kekurangan pangan.

            Hilangnya hama tikus memang membuat rakyat gembira. Begitu juga Baginda. Tetapi, Baginda juga merasa sangat sedih karena Sula yang telah berubah wujud menjadi ular, rupanya tidak ingin kembali menjadi manusia. Sebab, sewaktu-waktu tikus kembali membuat kekacauan, ia akan dengan cepat menghentikan. Baginda sangat terharu melihat putranya yang amat berbakti.

            Karena wujudnya berubah ular, maka ular sawa tidak ingin tinggal di istana. Istana bukan tempat yang cocok baginya. Ia ingin mengembara. Baginda tidak bisa menolak permintaan anaknya itu. Tepat tengah malam Jumat kliwon, Baginda mengadakan upacara tabor garam untuk melepas kepergian Sula. Semua yang menyaksikan tidak kuasa menahan air mata Karenna baru. Tanpa menoleh lagi, Sula melangkah pergi meninggalkan istana. Selamat jalann Suka! Selamat mengembara ular Sawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun