Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Kelinci dan Ibunya

7 Maret 2021   20:31 Diperbarui: 7 Maret 2021   22:21 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Anak kecil pun menurut kata ibunya. Sejak kejadian sore tadi, ia berjanji tidak suka membantah kata-kata ibunya. Semua nasihat orang tua, akan berusaha dipatuhinya. Keesokan harinya anak dan ibu kelinci itu pergi mencari sayur-mayur. Kebetulan di sepanjang tepian sungai Rebo banyak tumbuh kangkung liar. Ke situlah mereka mencari. Ketika sampai di tanggul sungai, tiba-tiba anak kelinci menghentikan langkahnya.

Sang ibu pun bertanya, "Mengapa berhenti? Kita sudah sampai. Lihatlah kangkung-kangkung itu! Hijau dan subur. Kita  makan besar hari ini. Mari bantu ibu memetik!" pinta ibu kelinci sembari terus menuruni tepian sungai Rebo.

Tetapi aneh, anak kelinci tidak segera menuruti perintah ibu. Ia diam saja di atas tanggul.

"Hee.. cepat bantu ibu! Turunlah!" panggil ibunya.

"Tidak, bu. Aku di sini saja," jawab anak kelinci.

Sang ibu pun heran. Mengapa anaknya tidak mau membantunya? Biasanya ia selalu bersemangat. Tetapi mengapa pagi itu kelihatan malas? Tetapi rupanya sang ibu tidak begitu memaksa. Biarlah anaknya tidak mau membantu. Ia memetiknya sendiri. Setelah dirasa cukup, sang ibu kelinci mengajak anaknya pulang.

"Bu, biar aku yang membawanya," ucap anak kelinci. Sang ibu pun memberikan separuh kepada anaknya.

"Mengapa kamu tidak mau membantu memetik tadi?" tanya ibu kelinci.

"Aku takut," jawab anak kelinci singkat.

"Takut buaya?"

"Tentu saja. Tuan harimau bilang, tempat itu bahaya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun