Mohon tunggu...
semilta lestari
semilta lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Maju, Maju, Maju!

Eggnoid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penjajahan Klasik dan Modern

29 Juni 2021   09:16 Diperbarui: 29 Juni 2021   09:28 1686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penjajahan kalsik dan moder kurang lebih terjadi selama tiga setengah abad lamanya. Bangsa Belanda menjajah Indonesia dan mengambil semua kekayaan sumber daya alamnya melalui sistem perbudakan masyarakat lokal dengan sistem kerja paksa/ rodi dan kebijakan-kebijakan lainnya yang membuat rakyat Indonesia sengsara. 

Mereka juga berhasil membawa wacana  " Kebenaran" untuk menjustifikasi tindakan penjajahan dan meghancurkan nilai-nilai kultural lokal. Berasal dari perasaan senasib hingga mempunyai tekad untuk melepaskan diri dari para penjajah, masyarakat akhirnya membangun kesadaran, solidaritas, dan semangat nasionalisme untuk melakukan gerakan pembebasan dan perebutan kemerdekaan dari para penjajah Bangsa Barat melalui jalan perang. 

Tetapi apakah kita benar-benar sudah merdeka dari penjajah? Meskipun secara fisik kita sudah terbebas dari penjajahan fisik.  Kemerdekaan negara bekas jajahan tidak berarti langsung menghilangkan penindasan negara penjajah, yang berbeda hanyalah bentuk penjajahannya. 

Jika dulu penjajahan dilakukan dengan perampasan sumber daya alam, maka di era modern ini bentuk penjajahan bertransformasi menjadi penjajahan sosial-buday, ekonomi dan pemikiran yang lebih bersifat tak kasat mata. 

Menurut beberapa pakar Tori Sosial, bentuk penjajahan modern Dunia Barat terhadap timur ditujukan pada wacana globalisasi ( neo-kapitalisme), Internasionalisasi, dan developmentalisme yang berlangsung secara samar tetapi berdampak jauh lebih dahsyat ketimbang bentuk kolonialisme klasik. 

Globalisasi, misalnya, bukan hanya dituding sebagai wacana yang bertujuan untuk menciptakan ketergantungan ekonomi terhadap Barat, tetapi juga sebagai jalan masuk infiltrasi budaya Barat terhadap budaya Timur. 

Oleh karena itu, kita harus melihat secara kritis bahwa kolonialisasi belum berakhir. Dalam tulisannya yang berjudul On Some Aspect of the Historiography of Colonial India, sejarahwan India, Guha, menjelaskan bahwa penindasan tidak semata-mata dilakukan oleh kelompok “luar” saja (bangsa penjajah), namun juga kelompok “dalam” (orang pribumi). 

Penindasan kelompok “dalam” seperti ini tidak terlepas dari wacana ideologis yang dikonstruksikan oleh bangsa penjajah yang kemudian diadopsi oleh masyarakat lokal untuk menindas kelompoknya sendiri demi kepentingan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun