Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

4 Kunci Mendisiplinkan Anak

3 Mei 2023   12:15 Diperbarui: 4 Mei 2023   09:31 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua mendisiplinkan anak. Sumber: simon2579  via parapuan 

Semua orangtua pasti menginginkan sang anak mampu disiplin atas dirinya sendiri. Banyak orangtua yang berpendapat "saya capek marah-marah setiap hari karena anak saya susah diatur."  Oleh karena itu lah, banyak dari mereka yang mendatangi Psikolog atau mengikuti kelas-kelas parenting untuk memecahkan masalah mendisiplinkan anak. Menjadi orangtua memang merupakan tanggung jawab besar karena tidak ada ilmu yang pasti untuk mengajarkan bagaimana parenting yang tepat untuk anak-anak anda. 

Sebelum masuk ke pemecahan masalah, pertama-tama perlu dipahami lebih dulu apa kebutuhan dasar anak. Seorang Psikolog dan Terapis, Dono Baswardono dalam bukunya Mendisiplinkan Anak Mudah Kok, menjelaskan dua prinsip dasar pengasuhan yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai secara terhormat dan merasa aman. Saya pribadi setuju dengan gagasan beliau. Alasannya sederhana karena anak juga adalah indivdu yang memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan orang dewasa. 

Masalah utama mendisiplinkan anak berkaitan dengan cara apa yang digunakan. Kebanyakan orang dewasa menggunakan hukuman sebagai jalan pintas yang dianggap efektif. Sebuah jurnal penelitian psikologi eksperimental tentang Efek Hukuman Terhadap Kejujuran menunjukkan anak yang sering mendapat hukuman lebih cenderung berbohong di masa depan untuk memenuhi harapan orangtua dan lingkungannya. 

Hal ini menunjukkan hukuman sebagai alat untuk mengontrol perilaku anak agar sesuai dengan keinginan orangtua atau orang dewasa lain tidak efektif karena berdampak buruk bagi kepribadiannya.  

Setelah membaca berbagai macam literatur, saya tiba pada satu kesimpulan tentang mengapa disiplin itu penting diterapkan pada anak. Pada hakekatnya disiplin tidak hanya penting ditanamkan pada usia dini, faktanya nilai disiplin secara berkelanjutan terus dipupuk dan dipelihara di berbagai usia. Tujuan dari disiplin adalah sebagai panduan perilaku bagi anak dalam menjalani aktivitasnya. 


Oleh karena itu, orangtua perlu memberikan panduan perilaku yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan (do's and dont's). Panduan perilaku ini bervariasi disesuaikan dengan usia anak. 

Kita semua setuju bahwa nilai-nilai disiplin perlu ditanamkan pada anak sebagai sifat-sifat dasar seperti mampu bekerja keras, memotivasi diri sendiri, jujur, menumbuhkan rasa mampu memecahkan permasalahannya, serta mampu bekerja teratur dan efisien di masa depan.  

Berikut adalah 4 kunci panduan untuk orangtua mendisiplinkan anak: 

1. Membangun koneksi emosional 

Photo by Ketut Subiyanto: www.pexels.com
Photo by Ketut Subiyanto: www.pexels.com

Terbentuknya ikatan emosional membuat anak merasa aman untuk berbagi tentang perasaan dan pikiran mereka dengan orangtua. Selain itu, dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan rasa mampu meregulasi stres dan emosi negatif lain dalam situasi sulit.

Rasa aman tidak hanya secara fisik namun juga secara emosional. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah penelitian di Amerika yang membuktikan bahwa koneksi yang kuat dalam keluarga mencegah terjadinya anak berperilaku berisiko saat dewasa. 

Hindari penggunaan taktik rasa takut seperti memberi hukuman, memukul, mempermalukan dll. Tentukan batasan mengenai apa yang boleh anak lakukan. Fokuskan perhatian pada perilaku positifnya dan berikan apresiasi pada saat itu juga. Tujuan utama adalah membuat anak merasa aman. 

2. Mengenali Pesan dari Perilaku Anak

Photo by Anna Shvets: www.pexels.com
Photo by Anna Shvets: www.pexels.com
Apa maksudnya? Ingatlah bahwa perilaku anak mengandung pesan. Ia mungkin kesulitan untuk menjelaskan pikiran dan perasaannya. Tugas orangtua adalah membantu anak mengklarifikasi apa yang menjadi kesulitannya.

Misalnya, cara jitu menghadapi anak tantrum adalah membiarkannya menangis hingga ia berhenti dan siap untuk berkomunikasi. Setelah anak sudah tenang, bantu dia untuk mengekspresikan perasaannya seperti "kamu sedih saat tidak diizinkan bermain di luar". Kemudian berikan batasan misalnya "kamu boleh bermain saat menyelesaikan tugas sekolah". 

Strategi seperti ini lebih efektif sebagai panduan perilaku daripada langsung memberikan apa yang ia minta. Memang tantrumnya cepat berhenti namun ia belajar mendapat reward positif. Akibatnya, perilaku tantrum akan diulang untuk mencapai keinginannya.

3. Menyemangati pada "momen" penting mereka 

Photo by Ketut Subiyanto: www.pexels.com
Photo by Ketut Subiyanto: www.pexels.com

Ubah sudut pandang agar fokus pada perilaku positif anak. Berikan apresiasi dan pengharagaan kepadanya saat berperilaku positif. Apresiasi dan penghargaan tersebut akan membuat mereka merasa "dimiliki dan dihargai" sehingga anak cenderung mengulangi dan/atau mengembangkan perilaku positif lainnya. Tenangkan diri anda terlebih dahulu sebelum menenangkan anak. 

4. Berikan Kesempatan untuk Bernegosiasi

istockphoto.com
istockphoto.com

Tujuan negosiasi adalah melatih anak untuk mengekspresikan diri. Membantunya mengungkapkan dan mengenali kemampuan dirinya mengenai tugas-tugas yang sanggup ia kerjakan. Sekaligus melatih anak untuk bertanggungjawab terhadap tugasnya. Orangtua juga dapat membuat kesepakatan reward yang diperoleh ketika anak menyelesaikan tugas. Motivasi lain selain reward adalah apresiasi seperti mengucapkan terima kasih dan kalimat afirmasi lainnya terhadap pencapaian anak.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun