Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Orang akan Bertambah Tua, tapi Belum tentu Bertambah Dewasa

24 Mei 2021   19:39 Diperbarui: 25 Mei 2021   14:23 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi tanda sudah dewasa (sumber foto cinemaniaindonesia.wordpress.com)

"Growing old is mandatory but growing up is optional" (Carroll Bryant)

Menjadi tua adalah pasti, tapi menjadi dewasa itu pilihan. Umur hanya masalah angka, tapi tidak dengan kedewasaan.

Semua orang pasti akan bertambah tua, tapi tidak semuanya menjadi dewasa. Kedewasaan tidak selalu dilihat dari usia, tapi kedewasaan adalah kemampuan berpola pikir matang dan mampu mengelola emosi dengan bijak.

Apakah tanda-tanda seseorang dianggap sudah dewasa? Dan apakah kamu sudah memilikinya?

Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa kamu sudah mulai dewasa. Selamat menyimak!

1. Kamu sadar bahwa waktu sangat berharga

Ilustrasi waktu sangat berharga (sumber gambar oleh Jan Vaek dari Pixabay)
Ilustrasi waktu sangat berharga (sumber gambar oleh Jan Vaek dari Pixabay)

Kamu bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu dengan hal-hal berguna. Pepatah time is money benar-benar kamu terapkan. Kamu sadar hidup penuh tantangan, oleh karena itu kamu serius memanfaatkan waktu untuk terus mengasah kemampuanmu. 

Kemampuan pas-pasan hanya akan memberimu kehidupan yang pas-pasan pula. Tanpa belajar mengembangkan hardskill dan softskill kamu akan kalah dengan kompetisi yang sebenarnya.

2. Kamu telah menyusun target untuk masa depan

Ilutrasi menyusun target untuk masa depan (sumber gambar oleh StockSnap dari Pixabay)
Ilutrasi menyusun target untuk masa depan (sumber gambar oleh StockSnap dari Pixabay)

Kamu melihat masa depan sebagai sebuah hal yang sangat berharga dan mulai merancangnya dari sekarang. Kamu menulis tujuan hidup, mimpi-mimpi, serta langkah-langkah untuk mencapainya. 

Kamu juga telah menemukan passion-mu, hal-hal yang kamu lakukan dengan gembira dan menjadi alasan kamu untuk terus belajar dan mengasah kemampuan di bidang yang kamu minati.

3. Kamu sadar pentingnya uang dalam kehidupan

Ilustrasi pentingnya uang dalam kehidupan (sumber gambar oleh HeungSoon dari Pixabay )
Ilustrasi pentingnya uang dalam kehidupan (sumber gambar oleh HeungSoon dari Pixabay )

Uang memang bukan segalanya, tapi banyak hal yang tak dapat kamu lakukan tanpa uang. Kamu mulai berusaha menghasilkan uang sendiri, berhemat dan hanya membeli barang-barang yang bermanfaat.

Kamu tak lagi bermalas-malasan. Bekerja keras sudah menjadi keharusan bagimu. Jika kamu menginginkan sesuatu, kamu akan berusaha mewujudkannya dengan kemampuanmu.

4. Mampu memilah mana yang baik dan buruk

Ilustrasi orang berpikir memilah baik dan buruk (sumber gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay) 
Ilustrasi orang berpikir memilah baik dan buruk (sumber gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay) 

Kamu sudah bisa memilah mana yang baik dan buruk dalam hidupmu, baik itu berhubungan dengan pergaulan, pekerjaan, gaya hidup dan lainnya. Kamu sudah mempunyai prinsip dan hanya memilih melakukan hal-hal baik sesuai prinsipmu.

5. Mampu berpikir kritis 

Ilustrasi mampu berpikir kritis(sumber gambar oleh Avi Chomotovski dari Pixabay)
Ilustrasi mampu berpikir kritis(sumber gambar oleh Avi Chomotovski dari Pixabay)
Hidup selalu penuh dengan kejutan dan kejadian. Kamu bisa berpikir kritis dan mengendalikan diri saat menyikapi peristiwa yang tidak sesuai harapan. Kamu akan berpikir sebelum bertindak, mencari solusi yang terbaik untuk dilakukan, tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

6. Berbesar hati ketika menerima kritik

Ilustrasi berbesar hati ketika menerima kritik (foto Freepik via urbanasia.com)
Ilustrasi berbesar hati ketika menerima kritik (foto Freepik via urbanasia.com)

Dalam kehidupan dan berinteraksi dengan sesama, tak selamanya berjalan dengan mulus dan lancar. Adakalanya kamu akan menerima banyak kritik dari orang lain. Wajar jika kamu sempat merasa down atau bersedih. Namun kamu akan segera mencari sisi positif dari kritik itu sebagai bahan introspeksi dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang dalam dirimu.

Mendapat kritik memang tidak mudah, tapi kamu yakin kritik akan membuatmu belajar lagi dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri.

7. Melihat sesuatu dalam bingkai positif

Ilustrasi melihat sesuatu dalam bingkai positif (sumber gambar oleh Luisella Planeta Leoni dari Pixabay) 
Ilustrasi melihat sesuatu dalam bingkai positif (sumber gambar oleh Luisella Planeta Leoni dari Pixabay) 
Semua peristiwa yang terjadi di sekitar kita, bisa kita lihat dalam bingkai positif atau negatif. Dan kamu memilih menyikapinya dari sisi positif. Dengan demikian, kamu bisa lebih bijak dalam menanggapi suatu masalah atau situasi. Kamu membuka diri untuk menerima pola pikir orang dengan pendapat yang berbeda, dan terbuka untuk berdiskusi. Kamu menghargai perbedaan dengan tetap memegang erat prinsip yang kau yakini.

8. Mampu mengakui kesalahan

Ilustrasi mampu mengakui kesalahan (sumber gambar oleh Hier und jetzt endet leider meine Reise auf Pixabay aber dari Pixabay) 
Ilustrasi mampu mengakui kesalahan (sumber gambar oleh Hier und jetzt endet leider meine Reise auf Pixabay aber dari Pixabay) 
Ada kalanya kita berbuat salah, entah sengaja ataupun tidak. Ketika menghadapi sebuah masalah dan ada kontribusi kamu terhadap kesalahan tersebut, maka kamu akan berbesar hati untuk jujur mengakui kesalahan dan fokus mencari solusi untuk menyelesaikannya. Kamu tidak akan berusaha mencari kambing hitam. Kamu melihat kesalahan merupakan pembelajaran.

Yang kedua, ketika kamu salah, kamu tidak ragu untuk meminta maaf lebih dulu. Dalam interaksi dengan orang lain, kita rawan berbuat salah. Meminta maaf dan memberi maaf adalah bukti bahwa kamu sudah dewasa dalam menyikapi sebuah permasalahan.

9. Memiliki rasa empati 

Ilustrasi memliki rasa empati ( foto Freepik via tribunnews.com) 
Ilustrasi memliki rasa empati ( foto Freepik via tribunnews.com) 
Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menyatakan bahwa pada dasarnya empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi-emosi yang dirasakan orang lain.

Kamu memiliki empati bila kamu bisa menyelami perasaan orang lain, mengerti dan mencoba melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang tersebut. Kamu tidak egois dan mementingkan diri sendiri atau selalu ingin dimengerti. Rasa empati yang kamu miliki menjadikan kamu pribadi yang suka menolong, penyayang dan punya kepedulian yang tinggi.

10. Tidak mudah naik darah

Ilustrasi tidak mudah naik darah (sumber gambar oleh Anastasia Gepp dari Pixabay) 
Ilustrasi tidak mudah naik darah (sumber gambar oleh Anastasia Gepp dari Pixabay) 

Kadang hidup tidak selalu berjalan mulus, ada saja batu kerikil di tengah jalan. Saat menghadapi situasi yang tak mengenakkan, kamu tak mudah tersulut amarah. Kamu terbiasa berpikir dulu sebelum bertindak. Kamu mampu mengatur emosi dan bisa menyampaikan perasaan tidak nyaman itu dengan cara yang baik.

Kamu tahu kapan harus marah dan kapan harus menahan diri. Kemampuan membaca situasi telah kamu kuasai, kamu tahu kapan dan di mana kamu bisa memarahi seseorang. Jika situasi tidak memungkinkan, kamu mampu mengendalikan dirimu sendiri, lalu mengutarakan keluh kesah di lain kesempatan.

11. Bertindak bukan atas dasar pujian atau hinaan dari orang lain

Ilustrasi bertindak bukan atas dasar pujian atau hinaan (sumber gambar oleh Anastasia Gepp dari Pixabay)
Ilustrasi bertindak bukan atas dasar pujian atau hinaan (sumber gambar oleh Anastasia Gepp dari Pixabay)
Kamu bertindak karena kamu merasa harus melakukannya. Kamu bertindak bukan karena orang memujimu atau menghinamu. Saat mendapat pujian, kamu semakin giat dan saat mereka menghinamu, kamu akan marah dan kesal. Kamu tidak butuh pengakuan orang lain. Kamu akan terus melakukan hal-hal baik yang kamu yakini, terlepas orang akan menyukai atau membencimu.

Kamu tidak impulsif dalam menjalani hidup dan tidak menganggap pengakuan dari orang lain sebagai tujuan utama hidup kamu. Kamu percaya kamu tidak bisa menyenangkan semua orang, dan kamu juga tidak perlu melakukannya. Kamu hanya fokus melakukan apa yang kamu yakini baik dan benar.

12. Bisa mengelola rasa takut

Ilustrasi rasa takut (sumber gambar oleh ambermb dari Pixabay)
Ilustrasi rasa takut (sumber gambar oleh ambermb dari Pixabay)

Saat beranjak dewasa, banyak pilihan terbuka di depan mata. Kadang ada rasa takut keluar dari zona nyaman atau kekhawatiran akan semua resiko yang harus dihadapi. Kamu tahu bahwa rasa takut harus dikalahkan dan tak boleh jadi penghalang langkahmu untuk mengejar mimpi dan kesuksesan di masa depan.

Kamu berusaha merencanakan semua dengan baik, berusaha melakukan sesuai kemampuan dan selebihnya bertawakal.  Kamu mampu mensyukuri sekecil apapun kemajuan dan nikmat yang telah diberikan. 

13. Mampu membantu orang tua

Ilustrasi mampu membantu orang tua (sumber thinkstock via wolipop.detik.com) 
Ilustrasi mampu membantu orang tua (sumber thinkstock via wolipop.detik.com) 

Kamu sadar bahwa menjadi orang tua tidak mudah dan banyak tanggung jawab yang harus diemban. Tanda kamu sudah dewasa adalah kamu mulai berpikir dan bertindak untuk membantu meringankan beban orang tua. Kamu juga punya keinginan untuk membahagiakan dan membuat keduanya merasa bangga. 

***

Demikianlah 13 tanda kamu sudah mulai dewasa. Umur tidak selalu menjadi patokan untuk mengetahui kedewasaan seseorang. Bisa jadi kamu akan bertemu dengan orang yang lebih muda, namun pemikirannya lebih dewasa dibandingkan orang yang lebih tua.

Kedewasaan tidak datang secara serta merta, tapi harus terus dilatih melalui berbagai proses kehidupan. Kuncinya adalah open minded dan kemauan untuk terus berproses menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Menjadi dewasa adalah dimana kamu menjadi pribadi yang mampu memberi kontribusi positif bagi dirimu, orang-orang di sekitarmu dan lingkunganmu.

Jakarta, 25 Mei 2021

Seliara

Referensi

satu, dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun