Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Zakat Online di Era Digital

6 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 6 Mei 2021   11:41 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judul (sumber republika.co.id dan pixabay, diolah dengan Canva)

Lebaran tinggal menghitung hari. Saatnya mengeluarkan zakat fitrah dan amal sedekah lainnya sebagai sarana mensucikan harta, sebagai rasa syukur kita dan tanda sayang terhadap sesama.

Kenangan zakat fitrah masa kecil

Ketika masih kecil dulu, sehari menjelang idul fitri, saya bersama kakak adik, menenteng beras dan memberikan ke tetangga sekitar sambil mengatakan ini zakat fitrah dari keluarga kami.

Kala itu, zakat fitrah selalu kami berikan sendiri. Sudah ada rumah-rumah dan keluarga-keluarga yang menjadi langganan setiap tahunnya. Selain beras, biasanya kami juga memberikan kain untuk dijahit menjadi baju, seperti sudah menjadi tradisi saat itu.

Jadi menjelang idul fitri, biasanya kami sibuk, ada banyak hal yang harus disiapkan. Saat itu kami yang masih kecil, selalu membantu ibu berbelanja keperluan lebaran. Kebetulan keluarga kami memiliki usaha penggilingan padi. Biasanya ibu juga berbelanja banyak baju dan perlengkapan hari raya untuk dibagi ke semua karyawan yang membantu usaha penggilingan padi keluarga kami. Saat itu benar-benar saat yang sibuk tapi menyenangkan bagi kami, anak-anak.

Silaturahim dengan tetangga terjalin dengan baik. Mereka tampak bersuka cita menerima kedatangan kami ke rumahnya sambil membawa zakat fitrah dan bingkisan ala kadarnya. Rata-rata rumah mereka berlantai tanah dengan kondisi fisik bangunan yang sangat sederhana. Sering ada rasa tak tega melihat kesederhanaan beberapa tetangga kami yang hidup dalam kemiskinan.

Setelah saya menikah dan tinggal di Jakarta, menjelang hari raya ada beberapa orang yang datang ke rumah, saat itu kami masih tinggal bersama orang tua suami.

Melihat interaksi ibu mertua dengan para orang-orang ini, sepertinya mereka sudah sering datang, biasanya menjelang hari raya. Ibu lalu memberi beras sebagai zakat fitrah, beserta uang dan bingkisan sekedarnya. Adapula saudara jauh yang datang untuk mengambil zakat maal. Ibu bercerita bahwa saudara tersebut hidupnya kesusahan, suaminya sudah meninggal dan mempunyai anak yang masih kecil-kecil.

Saat itu ibu berpesan, bila kami ada kelonggaran rezeki, bila ingin sedekah atau berdonasi, bisa diberikan saudara tadi.

Intinya saat itu kami mengenal dengan baik kehidupan orang-orang yang menerima zakat fitrah atau sedekah kami.

Bayar zakat secara online

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun