Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranking Terakhir

30 Maret 2021   08:28 Diperbarui: 30 Maret 2021   09:12 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh White77 dari Pixabay

"Baik, ayo kita berangkat!" jawab Intan.

Begitulah Rastha, bila sudah punya kemauan dia akan mengejar sampai dapat, berusaha sekuat tenaga. Semangatnya terpacu bila dia merasa ada hal yang tak semestinya. Dia masih ingat kata-kata mamanya  bahwa memikirkan kuliah lebih penting, pembuktiannya bukan dengan cara protes ke sekolah, tapi dengan cara dia belajar dengan serius supaya bisa diterima di PTN terbaik atau perguruan tinggi luar negeri yang diminatinya.

Satu persatu teman-teman Rastha diterima di PTN dengan jalur SNMPTN. Rastha dengan semangat  bersiap di jalur SBMPTN dengan ikut ujian tulis atau UTBK. Dia tetap tekun belajar sampai malam, sambil menyiapkan berkas-berkas seperti essay, sertifikat A level Cambridge, sertifikat IELTS, sertifikat SAT dan berkas lainnya untuk keperluan mendaftar kuliah di perguruan tinggi luar negeri.

Suatu siang ada Pak Pos mengantarkan surat ke rumah. Intan membaca tulisan yang ada di amplop, dari Manchester University yang mengabarkan si bungsu diterima di kampus tersebut (di bidang Material Science). Besoknya si bungsu mengirimkan email yang mengabarkan dia diterima di Birmingham University (Material Science). Tapi kedua universitas itu tidak memberikan beasiswa penuh.

Rastha tetap berusaha mendaftar di berbagai universitas di luar negeri. Dia juga mendaftar di beberapa universitas di Jepang, Korea dan Singapura. Dia berharap mendapatkan beasiswa penuh untuk mewujudkan mimpinya kuliah di luar negeri. Rastha sadar biaya kuliah di luar negeri sangat mahal dan dia tidak ingin menjadi beban orang tuanya.

Setelah lulus tes berkas, hari itu tibalah tes tulis dan wawancara dengan profesor yang datang langsung dari Jepang. Hasil tes tulis dan wawancara itu sangat menentukan apakah seorang siswa bisa diterima, sekaligus seleksi beasiswa penuh dari pemerintah Jepang, yaitu beasiswa MEXT yang meliputi biaya kuliah dan biaya hidup sampai lulus, serta tiket pesawat pulang pergi Indonesia Jepang. Dari seluruh mahasiswa program internasional yang diterima di universitas tersebut, hanya ada beberapa orang yang akan mendapat beasiswa MEXT. 

Beasiswa MEXT adalah beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Monbukagakush), disingkat Monkash atau MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology), serta populer sebagai Monbusho adalah salah satu kementerian dalam pemerintahan Jepang.

Karena pengumuman dari universitas luar yang berbeasiswa penuh belum keluar, Rastha akhirnya ikut mendaftar PTN melalui jalur SBMPTN.

Hasil tak pernah mengkhianati usaha. Hari yang dinanti tiba, pagi itu Rastha mendapatkan email dari sebuah universitas di Jepang yang memberitahukan dia diterima di kampus tersebut sekaligus mendapatkan beasiswa MEXT. Rastha segera sujud syukur, air mata bahagia pun tumpah. Tak berapa lama pengumuman SBMPTN keluar dan dia diterima di institut negeri yang berada di jalan Ganesha Bandung, di kampus yang sama dengan sang kakak.

Akhirnya siswa dengan ranking terendah di sekolahnya itu mendapatkan kampus yang dicita-citakannya. Sebuah pelajaran untuk tak mudah patah arang bila mendapat ranking paling belakang. Selalu ada jalan bila mau berjuang.

Mendapat ranking pertama memang membuat bangga dan bahagia. Tapi ranking bukan segalanya. Selalu ada jalan yang terbuka, selalu ada kesempatan kedua. Menjadi terbaik versi diri kita sendiri. Diri kita yang unik dan berharga. Every day is the second chance. Karena setiap hari adalah kesempatan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun