Lebih lanjut, bahkan karena keterbatasan manusia dalam hal pengetahuannya, maka kemudian ada seseorang yang bertugas untuk memberitahukannya tentang semua peristiwa itu, bahkan memperingatkan manusia tersebut tentang segala sesuatu yang mungkin akan terjadi kedepannya secara detail dan terperinci.
Nah, sosok yang berada di luar dimensi dari diri seorang manusia yang dapat menjelaskan dan memberitahukannya tentang semua peristiwa semacam itu, itulah yang kedepan harinya manusia kemudian menyebutnya sebagai tuhan, dewa, sang hyang widi, dan istilah-istilah lain yang diyakini oleh masing-masing pemeluk suatu agama tertentu dan yang memiliki kekuasaan atas semua peristiwa-peristiwa yang ganjil itu.Â
Sementara manusia yang bisa menjelaskan dan memberitahukan tentang peristiwa-periatiwa yang potensial akan terjadi kedepannya itulah yang kemudian dinamakan sebagai seorang sosok nabi, dukun, tukang tenun (tukang sihir), peramal, ahli nujum, orang pintar, suanggi (dalam terminologi orang timur Indonesia seperti Papua dan Maluku, suanggi itu identik dengan orang sakti), serta istilah-istilah lain yang tentu saja dalam ribuan bahkan jutaan bahasa yang ada di seluruh di dunia masing-masing punya terminologi sendiri-sendiri dalam menamakan orang seperti itu.Â
Bersambung...