Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Sekolah

10 Oktober 2020   08:15 Diperbarui: 10 Oktober 2020   08:30 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Anak-anakku sayang, sudah pada Mandi beluuuuum!" sapa bu Guru lewat Chat Audio.

"Hari ini Kita bermain-main yaaaaa! Siapa yang punya kertas di rumah? Baik, disiapin yaaaa kertasnya. Boleh kertas koran, kertas apa saja. Sekarang Kita bermain cara merobek kertas. Silahkan dicoba. Ibu tunggu videonya yaaaaaa!" Suara lembut Bu Guru mengirimkan pesan untuk hari itu.

Begitulah salah satu upaya Bu Guru PAUD yang bekerja sama dengan para orang tua untuk mengembangkan kegiatan belajar Daring selama masa Pandemi. Setiap  2 hari sekali Ia mengirimkan pesan-pesan Audio untuk tetap memantau aktifitas murid-muridnya. Terbayang bagaimana reaksi anak-anak berumur 2-5 tahun itu, ketika harus tetap di rumah tanpa mengerti kenapa.

Beragam cara orangtua menjelaskan ke Anak-anaknya kenapa harus tetap di rumah dan kenapa harus belajar Daring. Ada yang menceritakan situasi saat ini dengan mencekam, sehingga menimbulkan ketakutan yang sangat pada anaknya. Ada juga orangtua yang kurang berhasil menjelaskan apa yang terjadi, sehingga persepsi yang muncul sangat liar dan terkadang menggelikan.

"Ike enngak mau mandi, pokoknya pengen maen aja" Kata Ika merengek ngadat ketika oranguanya mengingatkan waktu belajar akan dimulai. Kegiatan hari itu adalah cara merobek kertas versi anak-anak. Orangtuanya cukup memberi informasi merobek kertas dan hasil video langsung diupload di Group WA yang sudah dibentuk. Bu guru memberi deadline untuk dikirimkan besok siang, sehingga Lusa hasilnya sudah bisa dilihat dalam bentuk video kompilasi.

Awalnya banyak orang tua dan anak yang tidak mengirimkan hasil dari video tersebut. Mungkin Mereka belum memahami manfaatnya, atau bisa juga belum tahu caranya. Melihat slow respon seperti itu, Bu Guru sedikit kecewa dan merasa kurang mendapat dukungan. Padahal Bu Guru sudah bersusah payah mengedit Video agar menghasilkan cerita yang menyenangkan.


"Enggak apa-apa Bunda, butuh proses" Demikian Sang Putri mencoba meyakinkan Bu guru itu.

"Nanti lihat aja kalo udah selesai diedit dan Kita upload ke Group. Pasti orang tuanya bereaksi" Lanjut sang Putri menjelaskan sekalian memotivasi bu Guru tersebut.

"Iyaa yaaa. Bisa jadi orang tuanya jadi bangga lihat anaknya tampil" Kata Bu Guru itu meyakinkan dirinya.

Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu. Kompilasi video ditampilkan dalam sebuah story telling yang sangat menarik, lengkap dengan tema, lagu dan memunculkan tayangan setiap murid dan orangtua masing-masing.

"Maaf bu Guru, Kami terlambat mengirim. Kayla jadi ngambek kenapa videonya ga ada? Protes seorang Ibu atas hasil video itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun