Mohon tunggu...
Sekar  Azizah  Maulidina
Sekar Azizah Maulidina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sociology Education UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan bagi Pemuda sebagai Sarana Perjuangan Kelas

9 Desember 2021   20:01 Diperbarui: 9 Desember 2021   20:11 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Sekar Azizah Maulidina

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Pendahuluan

Pendefinisian pemuda terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Jika di masa kolonial dan kemerdekaan pemuda diartikan sebagai agen perubahan dalam makna politis, namun pada rezim orde baru dan pasca orde baru pemuda dimaknai sebagai pelaku pembangunan (Parker & Nilan, 2013). Dalam kategorisasinya, pemuda merupakan hasil dari konstruksi sosial, sebagai sesuatu yang selalu berproses dalam kehidupannya atau terus menerus dalam fase “becoming”. Pendefinisian mengenai pemuda yang selalu mengalami perkembangan dengan begitu dapat direkonstruksi karena tidak bersifat universal dan tetap.

Melihat dari berbagai siatuasi dan kondisi negara saat ini, pemuda memiliki tanggung jawab, beban harapan dari masyarakat, keluarga, pasangan untuk mencapai fase kehidupan yang ideal. Kedudukannya sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa membuat pemuda menjadi suatu aset bagi bangsa yang memiliki potensial, kapasitas, dan aktualisasi diri. Pemuda menjadi harapan bagi masyarakat guna merespon permasalahan sosial dan melakukan suatu perubahan sosial guna meneruskan perjuangan cita-cita bangsanya.

Guna mencapai tujuan tersebut, pemuda membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan wujud paling nyata yang dapat dilakukan pemuda untuk mengembangkan potensi, kapasitas, dan aktualisasi diri.  Pendidikan memiliki fungsi-fungsi tertentu yang dapat mensejahterahkan kehidupannya di masa yang akan datang. Terutama sebagai pemuda yang memiliki urgensi untuk dapat membawa perubahan sosial di masyarakat, pendidikan hendaknya dapat menjadi sarana untuk memperjuangan kelas sosial. Dengan adanya pendidikan, dapat mengangkat derajat individu dan memungkinkannya mengangkat derajat kelas bawah dalam kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.


Isi 

Konsep perjuangan kelas Karl Marx dalam Manifesto Partai Komunis, mengungkapkan gagasaan sentralnya tentang perjuangan dan pertarungan antara kelompok-kelompok masyarkat dalam memperjuangankan kelas dalam kehidupan sosial. Kelompok-kelompok tersebut dikenal dengan kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis merupakan kaum kapitalis, kelompok yang memiliki kelebihan dalam bidang ekonomi, karena memiliki alat-alat produksi dan memperoleh keuntungan kapital dan material melalui eksploitasi yang dilakukan terhadap kelas proletar. Sedangkan kelas proletar, tidak memiliki alat-alat produksi dan hanya memiliki tenaga kerja yang diajualnya terhadap kaum kapitalis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelas proletar diidentifikasikan sebagai kelas sosial rendah, tanpa kekayaan, yang juga merujuk pada kelas pekerja.

Pertentangan antara kedua kelas sosial tersebut tidak dapat terhindarkan dan didamaikan, keduanya memiliki bagian dalam proses produksi dan memiliki kedudukan masing-masing. Kelas borjuis merasa menguasai kelas proletar karena telah menyewa tenaga kerja tersebut dan merasa bahwa kedudukannya lebih tinggi dibandingnya. Eksistensi kelas bawah tersebut tidak pernah dianggap dan selalu dieksploitasi. Sedangkan kelas proletar sebagai kelas yang ditindas menginginkan suatu pembebasan diri dari penindasan yang dilakukan. Kaum proletar memiliki keinginan besar dalam mengambil alih hak-haknya dalam kekuasaan ekonomi dan menghendaki perubahan struktural di dalam masyarakat.

Untuk dapat mewujudkan perubahan dalam struktural sebagai bentuk perjuangan kelas, pemuda dituntut untuk memiliki sikap yang kritis, responsif, kreatif dan adaptif dalam menjaga dan meningkatkan kelangsungan serta kualitas kehidupannya dan masyarakat. Sikap kritis dapat meningkatkan daya pola pikir pemuda dalam menghadapi dan memberikan soluasi yang bijak bagi permasalahan yang kompleks. Serta meningkatkan rasa kepekaan terhadap terhadap lingkungan sekitar. Sedang sikap kreatif dan adaptif memungkinkan bagi pemuda untuk mengambil peran terhadap gerakan perubahan yang sedang terjadi.

Pendidikan tentu saja memegang peranan yang penting dalam mencapai sikap yang harus dimiliki pemuda tersebut. Melalui pendidikan, pemuda dapat mengembangkan potensi, kreatifitas, aktualisasi diri dan menyelaraskan dirinya untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Karena pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak akan berakhir (never ending process) dan berkesinambungan, untuk menghasilkan manusia dengan masa depan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang luhur. Pendidikan dapat berlangsung seumur hidup dan tidak akan berhenti pada waktu tertentu bagi seseorang, sejalan dengan perubahan dan perkembangan dalam kehidupan.

Situasi-situasi baru dalam kehidupan akan terus ada dan melahirkan tantangan serta permasalahan yang membutuhkan solusi penyelesaian sendiri, seperti halnya perjuangan kelas sosial di masyarakat. Bentuk nyata perjuangan yang dilakukan masyarakat marxisme di era lampau dalam memperjuangkan perubahan struktural ekonomi berbeda dengan sekarang. Tetapi bentuk konsep struktural ekonomi atas hak-hak yang harus diperjuangan terbilang masih sama. Kelas borjuis atau masyarakat ekonomi atas pada era sekarang masih ditemui melakukan eksploitasi terhadap kelas proletar atau kelas bawah, seperti sikap dan kebijakan yang diberikan perusahaan atau pabrik yang tidak memberikan keadilan bagi karyawan atau tenaga kerjanya. Para tenaga kerja yang seharusnya mendapatkan gaji atau upah dibayar rendah, tidak diberikan hak dan imbalan yang layak. Semata-mata karena egoisme dari kaum borjuis demi mendapatkan keuntungan ekonomi. 

Dalam membaca situasi dan menghadapi perubahan tersebut, terdapat banyak kemungkinan bagi pemuda, mulai dari pemuda yang tidak tahu, pemuda yang tidak mampu tapi tahu, pemuda yang tidak tahu dan tidak mampu, kurang paham dan kurang mengerti. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada pemuda dapat dihindari melalui pemberian pendidikan. Dengan pendidikan yang dilakukan sepanjang hayat bertujuan agar pemuda dapat terus belajar dan mampu beradaptasi dan responsif terhadap berbagai permasalahan dan memperjuangkan kelas sosial di masyarakat tersebut.

Pendidikan dapat menjadi modal bagi kelas proletar untuk menghadapi modal dan kepemilikan alat produksi yang dimiliki oleh kelas borjuis dalam bidang ekonomi. Dengan pembentukan pola pikir, perilaku dan karakter dalam pendidikan, akan terbentuk suatu sikap kepekaan untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Termasuk penghapusan atas eksploitasi kelompok kelas-kelas borjuis terhadap proletary. Perlu adanya perbaikan pendidikan yang berkesinambungan dan kesadaran yang tinggi dalam kelompok masyarakat yang tertindas terhadap pendidikan sehingga pendidikan betul-betul dapat menjadi agen perubahan dalam sarana perjuangan kelas bagi masyarakat.

Kesimpulan

Situasi-situasi baru dalam kehidupan akan terus ada dan melahirkan tantangan serta permasalahan yang membutuhkan solusi penyelesaian sendiri. Kelas borjuis atau masyarakat ekonomi atas pada era sekarang masih ditemui melakukan eksploitasi terhadap kelas proletar atau kelas bawah, seperti sikap dan kebijakan yang diberikan perusahaan atau pabrik yang tidak memberikan keadilan bagi karyawan atau tenaga kerjanya. Para tenaga kerja yang seharusnya mendapatkan gaji atau upah dibayar rendah, tidak diberikan hak dan imbalan yang layak. Semata-mata karena egoisme dari kaum borjuis demi mendapatkan keuntungan ekonomi.

Pemuda memiliki tanggung jawab atas permasalahan tersebut, agar dapat mewujudkan perubahan dalam struktural ekonomi sebagai bentuk perjuangan kelas. Pendidikan tentu saja memegang peranan yang penting dalam mencapai sikap yang harus dimiliki pemuda tersebut. Melalui pendidikan, pemuda dapat mengembangkan potensi, kreatifitas, aktualisasi diri dan menyelaraskan dirinya untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Karena pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak akan berakhir (never ending process) dan berkesinambungan, untuk menghasilkan manusia dengan masa depan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang luhur.

Saran

Pendidikan menjadi hak-hak yang perlu diberikan kepada pemuda agar dapat memiliki sikap kritis, responsif, kreatif dan adaptif terhadap berbagai permasalahan dan memperjuangkan kelas sosial di masyarakat tersebut. Pemuda perlu memperjuangkan keinginan besar kaum proletar sebagai kelas yang tertindas untuk mengambil alih hak-haknya dalam kekuasaan ekonomi dan menghendaki perubahan struktural di dalam masyarakat.

Daftar Pustaka:

Ritzer, George& Goodman. (2008). Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.

Sujana, I. (2019). “Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia”. Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 4, Nomor 1.

Sutopo, Oki. (2016). “Pemuda dan Resistensi: Sebuah Refleksi Kritis”. Jurnal Studi Pemuda. Vol. 5 , No. 2

Idris, Ridwan. (2013). “Pendidikan Sebagai Agen Perubahan Menuju Masyarakat Indonesia Seutuhnya”. Lentera Pendidikan, Vol. 16 No. 1: 62-72.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun