Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dress Berwarna Biru Muda

15 Januari 2024   23:19 Diperbarui: 15 Januari 2024   23:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dress Berwarna Biru Muda

Menggapai Harapan-125

@Cerber

Ridwan berkesempatan menceritakan kepada Bapaknya yang sudah membaik.
Betapa senang hati Pak Surono mendengar berita anaknya yang akan menikah.
"Bapak bahagia sekali nak, kamu sudah dewasa sudah bisa menentukan jalan hidupmu," tutur Pak Surono sambil meneteskan air mata bahagia.
Ridwan dan calon istrinya sudah menentukan hari pernikahannya, bahkan undangan sudah dibuat. Hanya pelaksanaannya di rumah orang tuanya.
"Bapak dan Ibu sangat bangga Nak, kita akan membagi undangan kepada penduduk Desa."
Ridwan bersama ibunya membagikan undangan pernikahan Ridwan, khususnya kepada Juragan yang selalu perduli kepada mereka.
Ridwan bersam orang tuanya pergi berkunjung ke rumah calon besan. Mereka membicarakan tetang keperluan pernikahan anak-anak mereka.
Sita juga mengundang Amir dan orang tuanya.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Para tetangga Pak Surono ikut menbantu memasak. Desa Suka Tani masih terjalin kerukunannya. Mereka selalu bergotong royong bila ada warga yang mengadakan pesta atau acara lainnya.
Malam itu sangat ramai. Makanan disediakan bagi warga yang datang membantu memasak.
Suasana pesta pernikahan sangat ramai, semua undangan hadir memberi selamat kepada kedua mempelai.
Amir terpesona saat netranya tertuju pada Sita. Netranya tak berkedip melihat kecantikan Sita. Sita yang berpakaian dress berwarna biru muda serta makeap yang sederhana menambah kecantikannya.
Sita menghampiri Amir dan Ibunya.
"Selamat datang Tante silakan duduk," ucap Sita sopan sembari menyalami Ibu Amir.
Sita dengan canggung duduk di samping Amir dan ibunya.
"Kapan kalian menikah, jangan berlama-lama lagi," tetiba Ibu Amir bertanya.
Sita melirik Amir, dia tidak menyangka mendapat pertanyaan dari Ibu Amir.
"Doakan ya Bu, secepatnya kami akan menikah," seru Amir.
Sita menunduk malu.
"Tidak usah malu-malu Nak Sita, ibu merestui hubungan kalian," imbuhnya sambil tangannya meraih tangan Sita.
"I, iya Bu, terima kasih." Jantungnya berdebar tak menentu, buliran bening bercucuran di keningnya.

Bersambung....
Jakarta, 15 Januari 2024
Salam literasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun