Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cincin Melingkar di Jari Manis

27 Juli 2023   21:04 Diperbarui: 27 Juli 2023   21:16 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar  https://id.images.search.yahoo.com/ 

Cicin Melingkar di Jari Manis.

Luka Yang Mendera 22

@Cerpen

Gino yang pergi merantau dan tak pernah pulang ke rumah orang tuanya. Hingga kabar Gino tidak diketahui keluarganya.

"Baiklah Mas, kalau Mas benar-benar mengerti keadaanku aku menerima lamaran Mas Gini," balas Kirin.

Rasa gembira menyelimuti hati Gino dia tidak menyangka Kirin masih menerimanya.

"Benarkah Dik Rina menerimaku, terima kasih Dik," ungkapnya sembari bangkit dari duduknya dan menghampiri Kirin. Diraihnya tangan Kirin dan digenggamnya erat sembari berlutut. Dimasukkannya sebuah cicin ke jari manis Kirin.

"Baiklah Dik, kami akan datang lagi memberi kabar tentang pernikahan kita," imbuh Gino dengan senyum mengembang.

Beberapa menit kemudian Gino pamit pulang. Kirin beranjak dari tempat duduknya mengantar Gino sampai ke gerbang. Lambaian tangan Kirin mengiringi kepergian Gino hingga tubuh Gino tak terlihat lagi. Kirin kembali masuk ke rumah dengan melengkungkan bibirnya. Bergegas dia masuk ke dalam kamarnya, dihempaskan tubuhnya di atas ranjang dan berguling-guling kegirangan. Dia tidak menyangka secepat itu Gino melamarnya. Kirin tidak melantunkan doa atas rencana pernikahannya.

Malam semakin bergulir bulan memancarkan cahayanya dan temaram bintang menambah keindahan alam di malam itu. Kirn pun terlelap dalam mimpinya. Pagi yang cerah, sinar fajar yang merekah menghiasi maya pada dan burung-burung  berkicau bersuka cita menyambut pagi yang indah.

Wulan yang sudah bangun lebih awal menyiapkan sarapan pagi buat mereka berdua. Sambil memerhatikan para pembeli yang datang ke tokonya. Sarapan pagi sudah tersaji di meja makan. Wulan menghampiri Bibinya yang baru saja keluar dari kamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun