Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadapi Resesi Ekonomi 2023, Pakai 4 Resep Jitu

15 Oktober 2022   08:50 Diperbarui: 15 Oktober 2022   08:58 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ekonomi. Sumber: www.pngegg.com

Hello, Sobat kompasiana! Beberapa bulan terakhir ini kita sering mendengar kata resesi di berbagai media sosial, berita, bahkan kepala-kepala Negara sudah bersiap-siap dan was-was dengan kata ini. Presiden Jokowi pun mengingatkan kepada kita untuk tidak panic tapi siap siaga. Hal ini membuat saya penasaran dan menulis ini. Apa itu Resesi Ekonomi? 

Saya mulai mencari dan mencari sumber untuk mengetahui definisinya. Ternyata resesi ekonomi disebut juga hantu ekonomi. Namanya hantu tidak selamanya menakutkan. Sederhananya resesi ekonomi bisa diartikan sebagai suatu keadaan perekonomian satu negara sedang tidak baik-baik saja atau memburuk. Kondisi buruknya seperti apa? Kondisinya dapat kita lihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif, dan pengangguran meningkat selama dua kuartal berturut-turut. Kalo kita lihat satu kuartal sama dengan tiga bulan. Berarti dua kuartal sama dengan enam bulan. Resesi ekonomi itu dampaknya seperti apa dengan kita?

  • Ekonomi Negara Akan Melambat

Kinerja ekonomi melambat ini membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya atau tidak berproduksi dalam kapasitas yang banyak. Perusahaan justru melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Saat ini per 15 October 2022 kita lihat secara global banyak perusahaan besar sudah melakukannya PHK dan berhenti beroperasi. Artinya perusahaan yang beroperasi tidak mendapatkan keuntungan sehingga produksinya dikurangi atau dihentikan. Contoh perusahaan besar Netflix, Snapchat, Twitter, Meta dan Microsoft. Perusahaan berbasis teknologi ini melakukan PHK besar-besaran. Netflix memutus karyawan sebanyak 300 orang, Snapchat 1.200 karyawan, Apple 100 kontraktor, Microsoft 1.800 karyawan, twitter 100 karyawan, shopify 1.000 karyawan, Spotify 11 podcast, Intel 1.137.000 karyawan, Tesla 200 karyawan, dan Meta/Facebook sebanyak 12.000 karyawan. Sementara di Indonesia ditulis detik.com, ada sekitar 12 perusahaan yang melakukan PHK, Shopee Indonesia 200 karyawan, Tokocrypto 45 karyawan, Mamikos 100 karyawan, Lummo 100 karyawan, LinkAj 200 karyawan, Zenius 800 karyawan, dan SiCepat 360 karyawan. Perusahaan Indosat dan JD.ID tidak menyebutkan angka. Sementara perusahaan seperti TaniHub, Mobile Primeir Legue, Pahamify benar-benar tutup. Waduh..!! Semoga diantara pembaca artikel ini bukan salah satu anggota keluarganya ikut di PHK. Amin. Jika ada silahkan berbagi cerita di kolom komentar.

  • Kinerja Pada Instrumen Investasi Menurun

Instrument investasi itu sendiri merupakan wadah atau media pelaku usaha untuk melindungi harta/asetnya. Bahasa yang lainnya bahwa pemilik modal tidak mau berinvestasi untuk sektor riil. Investor lebih memilih menyimpan uangnya untuk investasi yang aman, seperti deposit, reksa dana, emas atau property. Jika pemilik modal tidak mau investasikan uangnya maka tidak akan ada pengembangan usaha, tidak ada penyerapan tenaga kerja dan lainya. Penganguran semakin banyak. Hal ini yang pemerintah berusaha keras untuk mencegah. Ternyata efeknya besar, teman-teman..!!

  • Ekonomi Akan Semakin Sulit Sehingga Daya Beli Masyarakat Lemah

Kita sebagai masyarakat tidak mempunyai uang untuk berbelanja kebutuhan atau keinginan. Uang yang ada hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Kemiskinan bisa meningkat. Jika kemiskinan meningkat, kejahatan pun meningkat. Dosa semakin banyak, mati masuk neraka. Gara-gara gak punya duit..!!

Ilustrasi Resesi. Sumber: www.pngegg.com
Ilustrasi Resesi. Sumber: www.pngegg.com

Pemerintah mulai mengingatkan kita akan resesi ekonomi 2023. Jika kita melihat resesi yang sedang dan akan terjadi di tahun 2023, ternyata penyebabnya ada beberapa seperti disampaikan liputan6.com, antara lain:

Sekarang, kita sudah tahu dan bahkan rasakan sejak tahun 2020 adanya pandemic covid-19 ternyata yang mampu merubah kebiasaan sosial kita. Dampak dari perubahan kebiasaan ini, maka aktivitas atau kegiatan ekonomi sangat terganggu. Banyak orang tidak bisa bekerja dan tidak mempunyai pendapatan atau uang. Hal ini diungkapkan juga oleh unctad.org bahwa pandemic covid-19 merupakan pendorong utama resesi sejak 2020 hingga 2023. 

  • Pengaruh Keadaan Ekonomi Global

Menurut prediksi unctad.org menyatakan bahwa secara umum semua kawasan di belahan dunia akan mengalami krisis pangan, energi dan finansial. Meskipun terjadi penurunan harga komoditas, tingkat inflasi terus meningkat terutama Negara berkembang dan negara kurang berkembang. Hal ini dikarena tingkat pendapatan negara dan eksposur terhadap guncangan keuangan global. Selain itu, ancaman stagflasi (pertumbuhan rendah, inflasi tinggi) pada 2022 dan 2023 tetap tinggi karena kemampuan negara-negara berkembang untuk mengatasi guncangan keuangan memburuk meskipun harga komoditas turun. Indonesia termasuk Negara berkembang, jadi kita harus berwaspada.

  • Naiknya Suku Bunga Perbankan

Resesi dipicuh karena adanya kenaikan suku bunga bank. CNBCIndonesia.com menuliskan bahwa suku bunga bank di mulai dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed per September 2022, sehingga Bank Indonesia (BI) pun ikut menaikkan suku bunga. Naiknya suku bunga bank dapat membuat biaya pinjaman yang semakin makin mahal. Kenaikan ini bisa menekan inflasi. Jika inflasi ditekan maka harga barang dan jasa terjangkau, sehingga kita sebagai masyarakat mampu membeli untuk segala kebutuhan rumah tangga. Sisi lainnya adalah pengembangan usaha atau investasi sector riil menjadi lambat.

  • Krisis Pangan dan Energi

Perang Rusia dan Ukraina selama ini membawa dampak bagi kebutuhan pangan dan energy. Dilansir populis.id Rusia merupakan Negara produksi pertanian terbesar dunia. Rusia memproduksi pertanian dan mengekspornya ke 161 negara. Produksinya meliputi pupuk, nitrogen, gandum, dan biji bunga matahari. Sejak adanya agresi militer ke Ukraina, maka banyak NATO berusaha untuk mendukung Ukraina. Hal ini membuat Rusia menahan produksi untuk tidak mendistribusikan ke berbagai Negara. Ukraina tentu mengurangi produk daging sapi, unggas, dan minyak bunga matahari. Negara India tidak mau ekspor gandum. Ekspor pupuk tidak diperbolehkan oleh China. Sementara Indonesia sebagai Negara penghasil CPO dan turunannya tentu harus berani untuk ekspor lagi. Setiap Negara tentu mempunyai kebijakan tersendiri, hal ini berdampak pada krisis global.

Tips Finansial. Sumber: www.pngegg.com
Tips Finansial. Sumber: www.pngegg.com

Melihat kondisi resesi ini, kita harus sudah tahu cara mempesiapkan kondisi keuangan, agar bisa meminimal dampak dari resesi ekonomi 2023. Ada beberapa resep jitu yang sudah bisa kita terapkan. Resepnya antara lain:

  • Perencanaan Keuangan. Direktur PT. Panin Asset Management yaitu Rudiyanto memberikan rumus mengelola keuangan yaitu 10-20-30-40.  Kita bisa identifikasi dan merencakan keuangan 10% (amal dan kebaikan), 20% (investasi, asuransi dan dana darurat), 30% (cicilan produktif), dan 40% (kebutuhan hidup).  Beberapa bahan bacaan maupun saran para ekonom menyatakan bahwa kita harus mampu menyisipkan dana darurat, agar jika resesi berlangsung dan biaya hidup membengkak maka kebutuhan masih bisa teratasi.
  • Pengeluaran yang sifatnya beban harus segera lunasi. Beban hutang harus segera dilunasi. Bahkan jika tidak ada hutang sebaiknya tidak melakukan pinjaman. Hal ini mengingat suku bunga tinggi. Apalagi saat ini banyak iklan pinjaman online, sangat menggoda saat kita tidak memiliki uang. Cukup gunakan smartphone, isi biodata dan dana cair. Hal ini akan sangat membebani kita apalagi dengan tiba-tiba kita kehilangan pekerjaan. Para ekonom menyarankan agar kita hidup harus penuh dengan kecermatan ekonomi saat resesi berlangsung. Pengeluaran yang kurang penting bisa ditunda terlebih dahulu.
  • Hidup wajar dan tetap tenang. Pemerintah memperingatkan kita agar tetap tenang dan hidup wajar. Kita harus tetap berbelanja untuk konsumsi seperti biasa. Belanja konsumsi ini akan membantu ekonomi cepat pulih. Tentu dari pemerinta juga akan melakukan tindakan-tindakan terukur, sehingga ekonomi tumbuh. Namun, kita sebagai masyarakat harus tetap berkomitmen dalam perencanaan keuangan. Kita harus selalu menyisipkan uang untuk tabungan dan investasi.  Belanja untuk kesenangan perlu dipertimbangkan. Apalagi kita kenal dengan istilah healing. Dikit-dikit bilang healing..!! Healing ko dikit-dikit..!!
  • Manfaatkan situasi dan ciptakan peluang usaha baru. Situasi resesi sebenarnya selalu memunculkan peluang usaha. Perlu kecermatan dalam mengikuti perkembangan situasi ekonomi terkini. Peluang baru bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan nilai ekonomi. Banyak ekonom menyarankan untuk kita menggunakan hobi atau keahlian kita dalam memulai usaha kecil-kecilan. Situasi keuangan kita yang menipis, jelas butuh penghasilan tambahan demi keluarga. Hal itu juga yang disarankan Dosen dari Universitas Gadjah Mada yang juga pengamat Keuangan, Perbankan dan Investasi I Wayan Nuka Lantara seperti dikutip tempo.co bahwa kita bisa mencari sumber pendapatan lain. Contoh usaha yang minim modal.  Mungkin sobat kompasiana ada ide bisnis lain, bisa tulis di kolom komentar.

Akhir dari tulisan ini, saya mendoakan Negara kita agar resesi 2023 hanyalah situasi biasa dan Negara kita lebih berkembang maju. Kita Negara besar, kita Negara merdeka. Sobat semua bisa memberikan tanggapan, komentar atau ide-ide brilian supaya pengetahuan kita semakin bertambah. Terimakasih...!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun