Mohon tunggu...
sebastian putraibrahim
sebastian putraibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa

Haii perkenalkan saya Sebastian putra ibrahim,saya seorang Mahasiswa tingkat 3 yang sedang mumet menghadapi fase perkuliahan yang mulai serius,saya mempunyai hobby berolahraga khususnya bola basket dan berlari jadi buat kamu yang hobby lari dan berdomisili di bandung bisalah kita lari bareng,hehehe.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langkah Terakhir Menuju Garis Finis

7 Oktober 2025   11:28 Diperbarui: 7 Oktober 2025   11:28 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deru napas Putra terdengar berat. keringat dan air mata membasahi jerseynya yang kini menempel di tubuh. Ia tertinggal beberapa meter dari pelari lain, namun di telinganya hanya ada dua suara yaitu detak jantung dan tekadnya sendiri yang sibuk menyakinkan dirinya bahwa dia belum kalah.

Sejak kecil, Putra bermimpi menjadi pelari nasional. Ia selalu percaya kecepatan bukan hanya soal kaki, tapi juga keyakinan. Sayangnya  dua tahun lalu, cedera lutut hampir merenggut mimpinya. Dokter sempat berkata bahwa kecil kemungkinan putra bisa berlari seperti dulu, tapi Putra menolak menyerah ia yakin bahwa ia bisa sembuh kembali. Ia menjalani fisioterapi setiap hari, menahan sakit, sementara banyak orang mulai melupakannya di dunia atletik.

Hari ini adalah kejuaraan terakhir sebelum seleksi nasional. Jika gagal, mimpinya berakhir.
Pagi itu, Coach Ibrahim menepuk bahunya.

Coach Ibrahim: "Kau yakin bisa turun hari ini, Putra? Lututmu belum pulih penuh."
Putra: "Saya tahu, Coach. Tapi saya tak ingin hidup dengan rasa penasaran."

Di sisi lain, Acha, sahabatnya, menatap khawatir.

Acha: "Kalau sakitnya kambuh, jangan paksakan. Medali bisa dicari, tapi kaki tak bisa dibeli."
Putra: (tersenyum keci) "Aku cuma mau buktikan kalau aku masih bisa finis."

Sesaat sebelum start, Andra, rivalnya, menghampiri.

Andra: "Dengar-dengar kau sempat cedera parah? Hebat juga bisa balik secepat ini."
Putra: "Cedera bukan alasan buat berhenti, kan dra?"
Andra: (tersenyum kecil) "Benar juga. Cedera bukan alasan untuk kita gak nyoba untuk berjuang."

Peluit dibunyikan. Semua pelari melesat.
Langkah Putra pasti, tapi rasa nyeri mulai terasa di lututnya. Ia tahu Andra sudah di depan, tapi dalam hati kecilnya ia berkata, "Lawanku bukan mereka,lawanku adalah diriku sendiri"

Putaran terakhir tiba. Nyeri semakin hebat. Napasnya berat, langkahnya goyah seakan kaki sudah tak menapak ditanah. Di tengah rasa sakit, ia mendengar teriakan dari tepi lintasan.

Coach Ibrahim: "Putra! Juara bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling kuat bertahan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun