Mohon tunggu...
Sazkia Noor Anggraini
Sazkia Noor Anggraini Mohon Tunggu... -

Writer, Researcher, Educator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada Apa dengan AADC? Ingatan dan Kedekatan

3 Mei 2016   01:29 Diperbarui: 3 Mei 2016   13:52 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geng Cinta yang dulu gembira, kini punya kehidupan masing-masing sehingga butuh teknologi untuk sekedar udar rasa. Kami yang dulu menganggap janji harus ditepati, kini sibuk berbincang lewat aplikasi obrolan bernada khas, jadi, ingkar pun tak mengapa. Seolah bisa menemukan "kisah lama", aplikasi ini pun cocok untuk pasar generasi nunduk. Jargon dibuat, meme atau komik plesetan menyebar tak karuan. Bahkan, Jogja, kota yang saat film pertama hanya kebagian satu layar, kini jadi bintangnya. 

Seluruh destinasi dieksplorasi, issu publik difasilitasi, dari seniman, artisan, hingga figuran diberi ruang eksistensi. Jogja tiba-tiba jadi obrolan setelah iklan air mineral. Beragam tulisan, spoiler, critical review hingga artikel semacam "16 lokasi syuting AADC 2 dari yang romantis sampai bikin baper" berbondong dibuat. Waktu gala premiere yang tumben-tumbennya diadakan di Jogja, Mira Lesmana hanya bilang kalau terlalu sering acara begituan diadakan di Jakarta , lagian sebagai apresiasi atas kontribusi warga Jogja.

Tentang Ingatan

Kembali ke soal ingatan, maka saya dan geng cantik (untuk membedakannya dengan geng Cinta) pun kembali berinisiatif untuk mengenang romansa. Maka, saat tahu film ini akan diputar, rencana pun dibuat. Syaratnya cukup tidak sederhana, kita nonton bareng seperti 14 tahun yang lalu, artinya, saat kita belum seperti sekarang, tanpa anak dan suami. Bagi saya tentu ini mudah karena sama saja seperti acara nonton lainnya, tapi buat teman-teman saya, kesempatan ini istimewa. 

Mereka harus jauh-jauh hari booking jadwal orangtua (atau mertua) untuk dititipi anaknya dan meminta restu suami. Bahkan, bagi sebagian dari anggota geng cantik, ini kali pertama lagi mereka pergi ke bioskop setelah melahirkan anak bertahun-tahun yang lalu. Romansa yang dihadirkan AADC 2 bukan cuma mengaduk kenangan Rangga dan Cinta, tapi juga pengalaman menonton kami yang mungkin kalau saja kami sekolah di SMA Gonzaga (satu sekolah dengan Cinta) pasti sudah jadi tandingan geng Cinta.

ad2-5728499b507a61c005910d6a.jpg
ad2-5728499b507a61c005910d6a.jpg
Menonton (lagi) #AADC2

Apa rasanya mengulang tradisi? Jawabannya sangat mudah: selalu salah. Kenapa? Karena adegan, dialog, eksplorasi rasa, ekspresi hingga lifestyle yang disajikan dalam film ini sebenarnya mimikri. Kami tidak berjarak dengan film ini hingga terlalu ribut untuk nonton di bioskop. Waktu menonton AADC? kita manggut-manggut di tiap scene, mulai dari saat Cinta sebenarnya sedang jatuh cinta, hingga saat anggota geng berkumpul di rumah Cinta dan nge-dance bareng pakai lagu "Di mana Malumu". 

Percaya gak? Saya pun masih hafal gerakannya. Selama menonton, kami juga cekikikan seolah menertawai diri sendiri saat lihat Karmen yang sok nantang atau Milly yang bego banget! Nah, kalau sosok Rangga, setiap remaja putri pasti pernah memimpikan lelaki semacam dia. AADC? terlalu dekat dengan keseharian remaja. Ketika plot beralih dari relasi Cinta dan geng-nya ke hubungan romantis singkat Rangga dan Cinta, kami merasa ada di dalamnya yang kalau jatuh cinta, teman bukan lagi perkara. Jadi, selalu saja, di sepanjang film, komentar bergulir, cibiran menyentil dan diam-diam mengamini dalam hati padahal beropini sangsi.

ad3-572849c35897730c05589fdf.jpg
ad3-572849c35897730c05589fdf.jpg
Ini dia dance legendaris yang masih dihapal gerakannya | foto diambil dari: blog.8share.com

Anehnya, setelah empat belas tahun film ini diproduksi lagi, tidak ada yang berubah dari perangai kami. AADC2 versi umur tiga puluhan merupakan mimikri potret perempuan middle age, mid-career dalam relationship yang problematis. Setiap karakter yang tipikal di AADC? berkembang menjadi sosok yang bisa ditebak pada AADC2. Terlepas dari kejanggalan kausalitas dalam plotnya, konspirasi semesta bisa diterima sebagai apologinya. Toh dalam keseharian, orang-orang seumuran saya (dan Cinta di film AADC2) juga sering mensyukuri kemurahan semesta dalam mempertemukan hal-hal yang tak mungkin. AADC2 memang sengaja hadir untuk menyingkap yang tersisa. 

Scene penting pertemuan kedua Rangga dan Cinta dalam obrolan serius mampu menggelitik hati, kenapa? Karena bagi perempuan seumur kami yang pernah punya cinta pertama seistimewa Rangga, kami tahu benar rasanya putus cinta, dilakukan dengan sepihak pula. Kami bisa rasakan radangnya Cinta saat sedikit demi sedikit diceritakan apa yang terjadi selama hubungan mereka. Sikap yang dipilih Cinta, ekspresi dan ungkapan yang keluar dari mulutnya, hingga kegalauannya sesaat sebelum pernikahan, kami tahu benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun