Mohon tunggu...
Cak Bud
Cak Bud Mohon Tunggu... Programmer - Kader GP Ansor

Aku suka membaca buku psikologi dan belajar khidmah di masyarakat melalui Nahdlatul Ulama. Aku berharap bisa mengendorkan saraf dengan menulis artikel. Artikel yang kutulis di sini murni sudut pandang pribadi dan bukan mewakili pandangan organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membangun Kedekatan dengan Mertua Tidak Sesusah Itu, Kok!

16 Mei 2024   04:58 Diperbarui: 17 Mei 2024   11:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak berdebat dengan orang tua | JackF | Getty Images via Canva

Rasanya sudah lama sekali aku tidak menulis di Kompasiana. Aku lupa kapan terakhir nulis artikel di sini. Akun sebelumnya aku museumkan dulu aja biar ada nuansa baru dan semangat baru.

Malam ini, aku ingin menuliskan secuil pengalamanku terkait menjaga hubungan dengan mertua. Terutama ibu mertua. Kenapa ibu mertua? Karena beliau tipikal Melankolis Sempurna kalau menurut telaah kepribadian Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus. Sedangkan bapak tipikal kombinasi Sanguinis Populer dan Phlegmatis Damai.

Aku biasa ngobrol panjang lebar berdua saja dengan bapak  karena pembawaannya yang santai dan suka bercerita. Kadang obrolan kami bisa sampai larut malam kalau sudah menemukan tema yang tepat. Tapi berbeda dengan ibu, aku kesulitan untuk menjalin kedekatan dengannya karena beberapa alasan.

Salah satu alasan yang paling kuat adalah minimnya waktu untuk berinteraksi apalagi ngobrol. Karena begini, guys. Kalau ngobrol hanya berdua saja dengannya, kami sama-sama canggung. Sedangkan kalau ngobrol bertiga dengan bapak sudah pasti panggung obrolan  dikuasai bapak. Kami lebih banyak sebagai pendengar saja. Dan biasanya ibu gak akan lama nimbrung di tongkrongan kami 😉.

Aku punya kesempatan ngobrol lama dengan ibu kalau bareng Ayi, istriku. Tapi kesempatan itu jarang sekali datang. Biasanya baru ngobrol sebentar sudah direcoki anak-anak. Ketika Ayi ganti nuruti kemauan anak-anak,  obrolanku dengan ibu jadi canggung. Biasanya gak lama setelah itu ibu pura-pura mau ambil sesuatu atau mau ngerjain sesuatu.

Sepertinya baik-baik saja kan hubunganku dengan mertua? Tak ada masalah di antara kami? Memang begitu! Orang lain sering melihat kami tampak baik-baik saja karena kami (antara menantu dan mertua) bisa saling menjaga rahasia kalau ada masalah.

Situasi dan Kondisiku Waktu Itu


Aku akan memberikan sedikit gambaran terkait diriku agar kalian bisa memahami posisiku.

Aku menikahi Ayi saat kami sama-sama masih kuliah. Aku tinggal skripsi sedangkan Ayi kalau tidak salah menjelang akhir semester 5. Waktu itu, karena aku kehabisan biaya, aku memutuskan meninggalkan kuliah untuk bekerja. Matkul skripsi tetap kuambil meskipun aku bekerja dan belum ada rencana mau memulai melanjutkannya. Singkat cerita, aku menikah dengan Ayi. Setelah menikah, doi tidak mau LDR-an. Walhasil aku harus resign dari tempat kerja.

Ngaco, kan? Kesulitan biaya kuliah tapi malah berani menikah. hehe. Tapi memang begitulah yang terjadi. Dua tahun kemudian anak pertama kami lahir. Aku belum memiliki pekerjaan yang tetap dan kondisi finansial jauh dari kata stabil.

Waktu itu, aku mengandalkan kemampuanku di bidang IT untuk mencari nafkah. Membuka usaha foto copy sekaligus nyambi sebagai freelancer membuat website. Sehingga aku lebih banyak di rumah. Aku sering mengerjakan proyek malam hari agar bisa lebih fokus untuk ngoding dalam menyelesaikan proyek pembuatan website.

Awal Mula Drama

Karena aku sering mengerjakan proyek saat malam hari, paginya adalah kesempatanku untuk tidur. Di saat mertua sedang siap-siap untuk buka warung, aku malah siap-siap untuk tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun