Mohon tunggu...
Sayyidatul Khoiridah
Sayyidatul Khoiridah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen | Penulis | Editor

Dosen Teknik Geomatika Unitomo, penulis buku Merdeka Berpikir Catatan Pandemi Covid-19, penulis buku pramuka (tingkat siaga, penggalang, dan pandega), dan penulis buku tematik tingkat sekolah dasar. Email: sayyidatulkhoiridah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi Teknologi Untuk Penanganan Pandemi Covid-19

21 Maret 2021   01:00 Diperbarui: 21 Maret 2021   02:34 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

          Akhir-akhir ini warga dunia digemparkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan banyaknya korban meninggal dunia di berbagai negara. Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan nama virus corona.  Covid-19 merupakan penyakit mematikan yang menyerang sistem pernapasan manusia. Kasus Covid-19 pertama kali terjadi di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Setelah itu, Covid-19 menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Gejala pasien Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Sedangkan gejala lainnya yang lebih jarang dialami oleh sebagian pasien Covid-19 adalah rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, dan perubahan warna jari tangan atau kaki.

          Seseorang bisa tertular Covid-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini. Covid-19 dapat menular melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut (droplet) yang keluar saat penderita Covid-19 batuk, bersin, maupun berbicara. Seseorang akan tertular virus corona jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak minimal dua meter dari orang lain dan memakai masker atau fice shield saat berinteraksi dengan orang lain. Percikan-percikan yang keluar dari hidung atau mulut penderita Covid-19 dapat menempel di benda maupun permukaan lainnya seperti meja, kain, kertas, dan gagang pintu. Apabila seseorang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya, maka bisa terinfeksi virus corona. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih atau membersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.

          Sampai saat ini kurva kasus pasien positif Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan mendatar (flatten curve). Bahkan setiap hari jumlah kasus pasien positif Covid-19 terus bertambah. Pemerintah Indonesia masih menyatakan bahwa kasus Covid-19 terus bertambah karena masih terdapat penularan virus corona di masyarakat. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hingga Jumat (24/7/2020) pukul 12.00 WIB ada 95.418 kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak kasus pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat untuk memerangi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan inovasi teknologi yang mampu menangani penyebaran virus corona di lingkungan masyarakat.

Robot

          Pada masa pandemi Covid-19, banyak tenaga medis yang terinfeksi virus corona karena terlibat kontak langsung dengan pasien positif Covid-19. Oleh karena itu, supaya potensi penularan virus corona terhadap tenaga medis semakin kecil, maka diperlukan sebuah teknologi robot yang dapat membantu tugas para tenaga medis. Robot merupakan sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik layaknya manusia. Robot dijalankan dengan menggunakan pengawasan dan kontrol manusia melalui program kecerdasan buatan. Kebanyakan robot digunakan untuk menggantikan manusia dalam melakukan tugas yang berbahaya dan berisiko seperti membersihkan limbah beracun, mencari tambang, dan menjelajah di bawah air. Namun, saat pandemi Covid-19 robot menjadi salah satu inovasi teknologi yang dapat diaplikasikan di bidang telemedicine. Contohnya adalah Robot Medical Assistant (Raisa) yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Selain untuk mengurangi kontak langsung antara tenaga medis dengan pasien Covid-19, robot Raisa juga dapat menghemat penggunaan alat pelindung diri (APD). Raisa didesain untuk membantu tenaga medis dalam merawat pasien Covid-19 mulai dari memberi makan, memberi obat, sampai mengecek infus. Raisa juga bisa melakukan komunikasi dua arah sehingga bisa menanyakan keluhan pasien. Robot Raisa memiliki tinggi 1,5 meter dengan spesifikasi baterai 0,85 kWh dan dilengkapi dengan rak bersusun empat yang bisa membawa barang maksimal 50 kilogram. Raisa dioperasikan oleh operator dan dilengkapi dengan sensor sehingga bisa berjalan sesuai arah yang ditentukan seperti ke kamar pasien Covid-19 nomor tertentu. Kekurangan robot Raisa yaitu pada pengoperasiannya yang bergantung pada koneksi Wifi dan hanya mampu bertahan delapan sampai sepuluh jam. Supaya robot tetap steril, maka pengguna harus menyemprotkan cairan disinfektan secara berkala.

Drone

          Selain robot, drone juga sangat membantu dalam penanganan Covid-19. Drone atau yang biasa disebut pesawat tanpa awak terus mengalami perkembangan berkat inovasi teknologi. Fungsi drone semakin lengkap dengan adanya penambahan inframerah, GPS, kamera yang mutakhir hingga peralatan tempur untuk kebutuhan militer. Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah kota Surabaya memanfaatkan drone untuk penyemprotan disinfektan di jalanan kota Surabaya dan di kampung-kampung yang padat penduduk. Tidak hanya di Surabaya, di Skotlandia drone digunakan untuk mengirim sampel tes virus corona bolak-balik ke 2.500 rumah sakit dan pos kesehatan di Rwanda dan Ghana. Sedangkan pemerintah Cina menggunakan drone yang dilengkapi sensor panas untuk menemukan orang sakit yang berjalan-jalan di tempat umum. Sementara kepolisian Inggris menggunakan drone untuk mengingatkan warganya supaya mematuhi kebijakan pemerintah terkait aturan physical distancing.

Teknologi Digital

          Pandemi Covid-19 telah mendorong manusia untuk menggunakan teknologi digital di antaranya adalah belanja daring dan pembayaran digital. Saat ini, kalangan milenial sudah banyak yang mengalihkan kegiatan belanjanya ke e-commerce. Bahkan ibu-ibu yang dulunya berbelanja di pasar secara langsung, sekarang mereka lebih memilih belanja online. Saat pandemi seperti sekarang ini, transaksi online mempunyai banyak kelebihan antara lain dapat mengurangi kontak langsung dengan orang lain, menghindari risiko penularan virus corona melalui barang, mudah menemukan barang yang diinginkan, menghindarkan kita dari menyentuh uang secara langsung, dan terkadang kita juga mendapatkan potongan harga dari belanja online. 

          Selain belanja daring dan pembayaran digital, teknologi digital juga dimanfaatkan di dunia kerja dan dunia pendidikan. Salah satu imbauan yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bagi dunia kerja adalah penerapan teleworking. Teleworking adalah salah satu metode baru yang melibatkan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah lain dari teleworking yang lebih dikenal adalah work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Adanya pandemi Covid-19 bekerja dari rumah menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi penularan virus corona. Untuk menunjang kegiatan bekerja dari rumah, para karyawan harus tetap bisa saling terhubung satu dengan lainnya. Oleh karena itu, bekerja di rumah membutuhkan teknologi pendukung seperti komputer, laptop, handphone, dan jaringan internet yang lancar. Sedangkan aplikasi yang bisa membantu para karyawan agar tetap bisa saling terhubung dan berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga lebih produktif antara lain google classrom, zoom, hangouts meet, discord, microsoft teams, skype, dan slack. Saat WFH penting bagi karyawan untuk memiliki kemampuan self management karena bekerja di rumah waktunya sangat fleksibel dan tidak ada yang mengontrol.

          Di dunia pendidikan, pemanfaatan teknologi digital untuk kegiatan belajar mengajar sudah menjadi keharusan terutama pada masa pandemi Covid-19. Adanya teknologi digital di dunia pendidikan dapat menciptakan perubahan model pembelajaran yaitu yang awalnya menggunakan sistem pendidikan konvensional beralih menjadi sistem pendidikan jarak jauh (distance learning) di mana dosen dan mahasiswa atau guru dan siswa tidak perlu berada dalam satu ruangan yang sama. Sama halnya dengan teleworking, distance learning juga membutuhkan teknologi pendukung seperti komputer, laptop, handphone, dan jaringan internet yang lancar karena kegiatan belajar mengajarnya dilakukan secara online dengan memanfaatkan beberapa aplikasi seperti google classrom, zoom, skype, dan whatsapp group. Pesatnya penggunaan teknologi digital di dunia pendidikan tercermin dari semakin banyaknya sumber literasi yang tersedia di media elektronik seperti e-book serta semakin mudahnya mengakses aplikasi digital yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar seperti e-library, e-forum, dan e-journal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun