Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pawai Paskah, Laboratorium Kerukunan Umat Beragama di Amanuban Timur

3 Mei 2019   21:40 Diperbarui: 5 Mei 2019   16:43 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polisi pengawal para pemotor dalam pawai paskah di Amanuban Timur 2019
Polisi pengawal para pemotor dalam pawai paskah di Amanuban Timur 2019
Dua orang polisi memimpin rombongan pemotor. Mereka mengendarai motor polisi berplat XXII 182-30. Keramahan dua polisi yang mengawal barisan premotor cukup meghibur di tengah terik. Kami bercakap-cakap menyamarkan panas di setiap persinggahan. Semakin jauh, rombongan pemotor semakin bertambah. Bunyi klakson dan gas  semakin ramai dimainkan.

Rombongan pemotor
Rombongan pemotor
Rombongan sempat berhenti lima menit di Pasar Lama Oe-Ekam. Seperti orang Timor pada umumnya, beberapa tumpuk sirih pinang diborong peserta pawai. Rasanya memang tak lengkap bila sirih pinang belum sempurna menjadi pewarna bibir menemani balutan pakaian adat yang digunakan.

Para peserta pawai membeli sirih pinang
Para peserta pawai membeli sirih pinang
 Meski beberapa mampir berbelanja sirih pinang, rombongan yang memimpin di depan terus berjalan ditemani lagu-lagu rohani, gong, dan tarian maekat. 

Pemain gong dari Amanuban Timur
Pemain gong dari Amanuban Timur
 
Tarian maekat khas Amanuban
Tarian maekat khas Amanuban
Pak Gubernur  tetap berjalan kaki bersama rombongan dari Haunomaten ke Bukit Gorgota Taehue. Tak tanggung-tanggung, 7 KM ditempuh rombongan pawai paskah dengan enam titik pemberhentian. 

Kisah kesengsaaan Yesus yang diperagakan di setiap titik pemberhentian menggambarkan situasi terkini masyarakat Amanuban Timur. Isu-isu pendidikan, ekonomi, gender, kekerasan terhadap perempuan dan anak, toleransi, dan human trafficking menjadi pokok perayaan paskah.

Isu human trafficking secara khusus dibahas di bukit Gorgota sebelum penyaliban Yesus. Beberapa kelompok orang bertopeng menunduk di tengah bukit. Mereka duduk, tatapannya kosong. Mereka disimbolkan sebagai korban perdagangan orang, sedangkan orang-orang bertopeng yang berdiri menyimbolkan oknum-oknum tak bertanggung jawab yang menyuap berbagai elemen untuk melancarkan usaha mereka. Upaya Klasis Amanuban mengedukasi masyarakat melalui kisah kesengsaraan Yesus dalam perayaan paskah sangat tepat. 

Penyaliban Yesus
Penyaliban Yesus
Jemaat perlu diingatkan untuk melindungi keluarga dari praktik oknum-oknum pedagang manusia. Upaya rutin lebih jauh disampaikan para pendeta melalui Suara Gembala setiap minggu. Data kematian TKI per kabupaten/kota sejak 2015-2018 menujukan bahwa Timor Tengah Selatan (TTS) masih menempati urutan tertinggi dengan total kematian sebanyak 29 orang. Gereja telah mengambil bagian sebagai pembawa pesan kasih Yesus kepada seluruh hamba-hambanya.

Para pemuda menyiksa Yesus
Para pemuda menyiksa Yesus
"Dong perlu tahu,  Yesus mati untuk dong, " begitlah kata-kata singkat Pdt. Neti Benu, S.Th. ketika saya bertanya mengenai kisah kesengsaraan Yesus  yang dipertunjukan muda-mudi,  dan anak-anak sejak siang hingga malam hari yang berakhir dengan Yesus naik ke sorga. 

Yesus naik le sorga
Yesus naik le sorga
Pendeta perempuan asli Timor itu berbicara dengan santun khas orang Dawan.  Hari semakin gelap ketika ia menjelaskan waktu persiapan kurang lebih enam bulan sejak sidang penetapan pada bulan Desember lalu. Sebanyak 60 jemaat hadir dalam acara perayaan paskah Klasis Amanuban Timur. Ramai. Hemat saya,  hampir 3.000 orang hadir di bukit Golgota Taehue.

Tenda-tenda darurat dibuat para penjaja makanan, minuman,  sirih pinang dan aneka dagangan lainnya. Sayang, belum ada tenda khusus yang menjual aneka hasil tenun,  anyaman,  dan buah tangan masyarakat Amanuban Timur.

Amanuban Timur, Paskah, dan Laboratorium Kerukunan Umat Beragama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun