Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Penjara

16 Oktober 2018   20:22 Diperbarui: 16 Oktober 2018   20:45 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hoe ; menangislah

Beri jalan pada air mata, biarkan ia mengalir pada dusun, pada pualam, pada muara

Empat musim panen mata meyembelih airnya, menampungnya hidup-hidup dalam bejana. Lalu ia berdansa mengikuti irama. Keringat berzaman, liuk napas mengemudi segala ragu menuang rindu dalam penjara.

"ssst... jangan panggil rindu sekarang, kata hujan kita harus menanti."

Empat musim rindu dalam penjara; ia khatam memasak kangen. Di atas sebuah tungku ia berdoa memanjat tangga menuju Tuhan. Ia berteriak, memanggil nama Tuhan dalam rebusan rindu yang terakhir.

"Tuhan, izinkan aku mencium merah tanahku, Flobamora."

Hoe; bicaralah

Beri jalan pada mulut, biarkan ia bercerita tentang asin keringat yang merebak bersama pahlawan-pahlawan aksara. Tatkala pluit wasit melengking di lapangan waktu. Tuhan tak pernah tidur mencatat angka dalam buku-Nya, dan ia mencatat darah yang mengalir dan berdesir atas nama anak Flobamora. Pertandingan usai, dan pluit wasit tenggelam di dasar sayembara.

"Mereka kalah"

Empat musim rindu mencumbu sakral doa dalam surga. Di atas sepi penjara ia mencuri cara, menengok ke surga Flobamora. 

"Ena .... Ama ....", panggilnya melahirkan sembilu di langit-langit rantau. Kemudian gerimis turun, menjawab haru dalam-dalam. Hanya gerimis. Ya, tanpa lipstik bianglala ia hadir, membentuk aliran susu para bidadari. Ia mengalir, dan khatam di penjara rindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun