Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Itu Begitu

14 Oktober 2018   20:43 Diperbarui: 15 Oktober 2018   12:00 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beta belajar semalaman.  Balajar bikin puisi dari pengalaman.  Ibu guru bilang itu gampang. Beta coba satu bait tapi rasa berbait bait,  sonde gampang. 

Tadi pagi ibu guru marah.  Katanya diksinya salah.  Lalu beta harus bagaimana? Bata ikut yang ibu kata. 

Beta pulang jalan kaki.  Sampai di rumah setengah mati. Habis makan kasih minum sapi.  Beta ingat puisi belum selesai. Harusnya,  beta sunguh-sungguh bangun diksi. 

Baru tulis satu bait.  Mama bilang beli garam.  Beta amati beta pung puisi.  Kenapa susah selesai.  Mama bilang belajar jangan main puisi. Nanti bodok sonde bisa hitung. 

Mama larang tulis puisi.  Ibu guru suruh tulis puisi.  Mama bilang balajar sonde perlu puisi.  Ibu guru bilang belajar butuh puisi.  Beta bingung,  kenapa puisi rumit begini.

Bu guru bilang,  puisi sonde serumit itu.  Puisi juga sonde segampang itu.  Jadi puisi itu begitu.

Kupang,  14 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun