OPEN house baru saja usai di Rumah Dinas Pak Gubernur. Sejumlah pejabat teras mengerubungi sang kepala daerah, bercengkrama tentang ini dan itu. Aku memilih mundur teratur, bergegas ke sudut utara rumah dinas, tempat di mana mobil ranger double cabin terparkir. Ini saatnya aku pulang.
***
Tiga hari lalu, aku sebetulnya sudah pulang ke kampung halaman bersama istri dan kedua anakku. Â Tetapi esoknya di waktu sahur, sebuah pesan Gubernur nongol di ponselku. Pesan yang langsung membuatku lemas.
"Untuk seluruh Pimpinan OPD, baik eselon II maupun eselon III, kami instruksikan tetap stand by di Rumah Dinas. Malam lebaran kita berkeliling memantau aktivitas takbiran bersama sekaligus sampling beberapa posko layanan mudik. Paginya, usai shalat Ied, kita open house di Rumah Dinas. Semua wajib hadir !!! Tertanda, Gubernur."
Gara-gara pesan ini pula aku sempat bersitegang dengan istri. Dia ngotot memintaku tak usah menghadiri undangan Gubernur. "Kan ini sudah libur, ASN kan juga butuh libur. Emang pejabat nggak punya keluarga," katanya ketus.
Tapi ya seperti biasa, meski berat hati, dia tetap merelakanku menunaikan tugas pemerintahan. Dia bahkan sempat mengantar ke jalan depan, meski dengan senyuman yang setengah mengembang.
***
It's time to payback. Membayar waktu yang hilang, saatnya pulang. Waktu menunjukkan pukul 9.30 WIB. Perjalanan dari Semarang menuju Tegal, mungkin empat jam perjalanan. Mumpung bawa ranger, aku bisa memacu kecepatan. Bismillah tawakkaltu alallah. Emak, istriku, dan anakku, aku pulang.
Alhamdulillah, jalan sedikit lengang. Mungkin karena melawan arus mudik, semua ke timur, aku malah ke barat. Mungkin juga karena Hari H lebaran, jadi semua masih fokus merayakannya di rumah. Yang pasti, situasi jalan yang lengang seperti melapangkan jalan pulangku.
Pukul 11.30 WIB. Mobilku sudah separuh jalan, kini melaju dengan nyaman di jalur pantura Pekalongan. Lantunan tembang Maher Zein ikut menghangatkan suasana lebaran di jalanan. Sambil ikut berdendang, sudut mataku mengkap setiap pemandangan di pinggiran jalan. Karena arus lalu lintas yang lengang, rangerku melaju dengan tenang di kecepatan 80 km/jam.