Mohon tunggu...
Savitri Cahya
Savitri Cahya Mohon Tunggu... belum bekerja

hobby sy suka nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Peer Support Bimbingan Konseling dan Layanan Psikososial

19 Januari 2025   07:52 Diperbarui: 19 Januari 2025   07:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program peer support dalam bimbingan konseling dan layanan psikososial adalah pendekatan yang melibatkan dukungan antar teman sebaya untuk membantu individu mengatasi berbagai masalah pribadi, emosional, sosial, atau akademik. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang suportif, inklusif, dan mendorong kesejahteraan mental serta emosional di komunitas tertentu, seperti sekolah, universitas, atau tempat kerja.

Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai program ini:

1. Tujuan Program Peer Support

Meningkatkan Kesejahteraan Psikososial: Membantu individu merasa didukung secara emosional dan sosial.

Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional: Memberikan ruang untuk belajar empati, komunikasi, dan manajemen konflik.

Meningkatkan Kesadaran Diri: Membantu peserta mengenali masalahnya dan mencari solusi bersama.

Mengurangi Stigma terhadap Kesehatan Mental: Membuka ruang diskusi yang aman untuk berbicara tentang isu-isu psikologis tanpa rasa takut atau malu.

Mencegah Masalah yang Lebih Serius: Mendukung deteksi dini terhadap masalah emosional atau psikososial sebelum berkembang lebih jauh.

2. Komponen Utama Program Peer Support

-Rekrutmen dan Pelatihan Peer Supporter

Memilih siswa atau anggota komunitas yang memiliki potensi empati, keterampilan komunikasi, dan rasa tanggung jawab.
Melatih mereka dalam:

Active listening (mendengarkan secara aktif).

Teknik komunikasi asertif.

Dasar-dasar psikologi, seperti memahami emosi, stres, dan kecemasan.

Mengetahui batasan kapan harus merujuk ke profesional (guru BK, konselor, atau psikolog).

Kegiatan dan Interaksi

Sesi Konseling Sebaya: Percakapan informal yang mendukung antara peer supporter dan peserta.

Kelompok Diskusi: Membahas tema tertentu, seperti manajemen stres, mengatasi tekanan akademik, atau meningkatkan rasa percaya diri.

Kegiatan Sosial: Seperti permainan atau proyek kelompok untuk mempererat hubungan antar peserta.

Mentoring: Peer supporter memberikan bimbingan individu atau kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah tertentu.

Dukungan dari Guru BK atau Profesional

Peer supporter bekerja di bawah pengawasan konselor sekolah atau psikolog untuk memastikan intervensi yang sesuai.

Konselor memberikan pelatihan lanjutan atau check-in rutin untuk memastikan kualitas layanan.

Evaluasi Program

Mengukur keberhasilan program melalui survei, wawancara, atau observasi.

Memperbaiki pendekatan berdasarkan umpan balik peserta.

3. Manfaat Program Peer Support

Bagi Peserta:

Mengurangi rasa kesepian atau terisolasi.

Meningkatkan kemampuan menghadapi tekanan emosional atau sosial.

Memberikan solusi praktis dari teman sebaya yang memiliki pengalaman serupa.

Bagi Peer Supporter:
Meningkatkan keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan empati.

Memberikan rasa tanggung jawab dan prestasi pribadi.

Bagi Komunitas (Sekolah/Organisasi):

Menciptakan budaya saling mendukung.

Mengurangi konflik sosial atau stres kelompok.

Meningkatkan iklim psikososial yang sehat.

4. Contoh Kegiatan dalam Program

Sesi Sharing Circle: Diskusi kelompok di mana peserta bebas berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.

Workshop Kesehatan Mental: Meningkatkan pemahaman tentang stres, kecemasan, atau depresi.

Pendampingan Akademik Sebaya: Bantuan oleh teman sebaya dalam memahami pelajaran atau mengelola waktu.

Simulasi Role Play: Latihan untuk menghadapi situasi sosial tertentu, seperti menghadapi konflik atau berbicara di depan umum.
5. Tantangan dalam Implementasi

Kurangnya Kesadaran: Tidak semua anggota komunitas memahami pentingnya program ini.

Stigma Sosial: Masih ada rasa malu untuk meminta bantuan, bahkan kepada teman sebaya.

Kapasitas Peer Supporter: Sebagian besar membutuhkan pelatihan yang cukup agar dapat memberikan dukungan yang efektif.

Keterbatasan Dukungan Profesional: Harus ada koordinasi yang baik dengan konselor atau psikolog untuk menangani kasus berat.

6. Contoh Penerapan di Sekolah

Program Sahabat BK: Siswa tertentu dipilih dan dilatih untuk menjadi "teman curhat" yang mendukung teman sebaya mereka.

Kelompok Pendukung Emosional: Dibentuk untuk membantu siswa yang menghadapi tekanan akademik atau masalah keluarga.

Layanan Hotline Sebaya: Saluran komunikasi (online atau offline) yang memungkinkan siswa berbicara dengan peer supporter secara anonim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun