Jawa Timur
Bermunculan di kenangan foto-fotoku di facebook saat ber "ziarah" mengunjungi beberapa candi di situs Trowulan yang dahulu adalah tempat berdirinya kerajaan Majapahit pada abad ke 13.
Yang menarik dari situs di Trowulan adalah candi-candi disini menggunakan bata merah sebagai bahan utama pembangunannya. Bata-bata yang digunakan sejak abad 12 masih kokoh berdiri dengan anggun dan elok.
Untuk segi arsitektur juga memiliki ciri khas tersendiri walaupun Candi Hindu namun berbeda dengan bangunan Candi di Jawa Tengah. Majapahit adalah kerajaan Hindu yang didirikan oleh Raden Wijaya.
Pada abad itu sudah ada pabrik tembikar.
Kerajaan Majapahit bercorak Hindu namun agama lain juga bisa hidup berdampingan dengan damai.
Salah satu contohnya adalah Candi Brahu, candi Budha. Candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto---Jombang.
Nama candi ini, yaitu 'brahu', berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti ini ditemukan tidak jauh dari Candi Brahu.
Candi Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja. (Sumber: Wikipedia)
Ketika disana aku juga mengunjungi Candi Tikus yang berada di situs Trowulan.
Candi ini juga terbuat dari batu bata merah.
Miniatur candi ini dibangun sekitar abad 13 sd 14. Ditemukan pada tahun 1914.
Menurut sumber yang kubaca, candi ini berfungsi sebagai pentirtaan (tempat mandi keluarga kerajaan) namun ada juga yang berpendapat bila candi ini adalah tempat pemujaan karena menaranya berbentuk Meru.
Candi ini disebut candi Tikus karena dahulu ditemukan banyak sarang Tikus.
Jawa Tengah
Tepat sebelum Covid, aku berkeliling didaerah Prambanan untuk berziarah mengunjungi candi-candi kecil sekitar situ.
Candi-candi bercorak Budha dan Hindu.Â
Candi Plaosan
Candi Plaosan yang dikenal sebagai candi kembar merupakan candi Budha yang dibangun oleh seorang Arsitek Hindu. Â
Candi Plaosan dibangun pada abad 9 oleh Raja Rakai Pikatan dari kerajaan Medang atau yang dikenal juga sebahagia Mataram Kuno.
Kompleks Candi ini terbagi dua yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
Kompleks Candi Plaosan Lor memiliki dua candi utama. Candi yang terletak di sebelah kiri (di sebelah utara) dinamakan Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita, dan candi yang terletak di sebelah kanan (selatan) dinamakan Candi Induk Selatan dengan relief menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki.Â
Di bagian utara kompleks terdapat masih selasar terbuka dengan beberapa arca buddhis. Kedua candi induk ini dikelilingi oleh 116 stupa perwara serta 50 buah candi perwara, juga parit buatan. (Wikipedia)
 Candi campuran Hindu dan Budha ini sangat indah dan dibangun dengan perhitungan yang cermat menurutku karena saat mengunjunginya aku melihat tatanannya yang sangat baik..
Candi indah dan memiliki energi cukup besar yag kurasakan.
Candi Sojiwan dan Candi Barong adalah 2 candi terakhir yang kudatangi. Â Aku terkesan sekali dengan 2 candi ini yang letaknya berada di daerah Klaten. Â
Candi Sojiwan
Candi Budhis yang terletak 2 km kearah Selatan dari candi Prambanan. Â Candi yang selesai di pugar tahun 2011 memiliki keunikan dengan adanya 20 relief di kaki candi yang berhubungan dengan cerita-cerita Pancatantra atau Jataka dari India. Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada.
Candi Sojiwan dibangun sekitar pada tahun 842 dan 850 Masehi, kurang lebih pada kurun yang sama dengan Candi Plaosan.
Candi Barong
Candi ini berlatar agama Hindu dan terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko, Prambanan, Sleman. Candi Barong berada di atas bukit di Dusun Candisari, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Candi ini dibangun sekitar abad 9 atau 10 Masehi jaman kerajaan Medang.
Candi ini disebut Barong karena pada saat ditemukannya berupa reruntuhan dan dijumpai hiasan kala di relung tubuh candi yang menyerupai barongan yaitu makhluk mistis dalam mitologi Jawa. Candi Barong juga memiliki nama lain, yakni Candi Sari Suragedug.Â
Untuk mencapai Candi Barong, aku melewati pedesaan yang indah, subur dengan jalan kecil beraspal mulus masuk dan aku datang di saat senja. Â Suasana hening karena tidak ada pengunjung lain. Aku disuguhi oleh pemandangan menakjubkan. Senja diketinggian sembari menatap sawah dan kota Klaten dikejauhan. Indah mengesankan.
Berbeda dengan situs Trowulan yang menggunakan bata merah, candi-candi di Jawa Tengah menggunakan batu kali utuh dengan sistem bangunan rumit  menggunakan sistem kunci yang canggih dimasanya. Â
Bahkan sampai saat ini juga masih dipelajari cara pembuatannya. Candi-candi di Jawa Tengah umumnya lebih tua umurnya dibanding yang ada di Jawa Timur karena rata-rata dibangun sekitar abad 7 dan 8 Masehi dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang beragama Hindu.
Melihat candi-candi peninggalan kerajaan di Jawa sungguh pengalaman yg menakjubkan.
Indonesia memiliki budaya adiluhung. Â
Kita musti berbangga dengan peninggalan leluhur.
Catatan :
Meru adalah gunung suci dalam kosmologi Hindu dan kosmologi Buddha serta kosmologi Jain, dan dianggap sebagai pusat alam semesta, baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Gunung ini merupakan tempat bersemayam para dewa, terutama dewa Brahma dan Dewata lainnya. (Wikipedia)