Mohon tunggu...
Savira PutriTyasafitri
Savira PutriTyasafitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinegaritas dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

3 Desember 2020   09:16 Diperbarui: 3 Desember 2020   09:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus korona pertama kali diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019. Virus yang muncul dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina telah menyebar ke lebih dari 120 negara, dan pada 30 Januari 2020, itu menyatakan pandemi. 

Percepatan penyebaran juga mendorong WHO untuk secara resmi menetapkan Penyakit Virus Corona sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Publik Tingkat Internasional. Berbagai fakta tersebut menunjukkan tingkat kegawatan dan kerumitan wabah ini. Pernyataan resmi WHO ini merupakan peringatan kepada seluruh pemerintah di semua negara agar meningkatkan kewaspadaan dalam rangka mengantisipasi pandemi ini karena Covid-19 sangat cepat menular.

Informasi tentang Covid-19 tersebar di akhir Desember 2019 dan seketika mengejutkan seluruh negara. Dunia kesehatan seolah disentak oleh kehadiran virus baru ini dengan gejala mirip influenza atau pneumonia yang menginfeksi saluran pernafasan sehingga menyebabkan sesak nafas. Berdasarkan data di berbagai media menunjukkan bahwa para penderita karena Covid-19 sangat cepat menular dan mematikan.

Pandemi Covid-19 di berbagai belajan dunia, termasuk sejumlah daerah di Indonesia, sangatlah merisaukan masyarakat. Betapa tidak, wabah Covid-19 telah berdampak dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk dalam aspek sosial ekonomi, bahkan menyebabkan terjadinya cyber crime. 

Pasien yang terinfeksi umumnya memiliki gejala demam, namun, beberapa hanya merasa kedinginan dan nyeri pernapasan dengan batuk kering ringan, kelelahan, kesulitan bernafas, dan diare. Beberapa gejala ringan termasuk flu, dahak, dan kesulitan bernafas secara bertahap. Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia dipimpin langsung Pemerintah Pusat oleh Presiden RI melalui Gugus Covid-19.

Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan upaya atau solusi untuk menyentuh domain pengetahuan dan rasa kepedulian bersama yang dilakukan dengan cara merevitalisasi modal sosial melalui sinergisitas UMKM, pemerintah, dan akademisi. Modal sosial dimaknai sebagai serangkaian nilai dan norma yang hidup dalam kelompok atau komunitas sebagai pegangan bersama. 

Nilai dan norma tersebut selanjutnya membangun cara bersikap dan berprilaku untuk saling membantu dan bekerjasama. Modal sosial ditandai oleh kecenderungan adanya saling berbagi kebaikan dan saling membantu di antara berbagai anggota suatu kelompok atau masyarakat. Sinergisitas ini akan menghasilkan produk pengetahuan yang disebarkan melalui stiker, spanduk, baju kaos, dan masker. Dengan demikian, akan terbentuk pola kebiasaan baru dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Efektivitas penanganan Covid-19 akan tercapai maksimal dengan melibatkan berbagai unsur, bukan hanya pemerintah, tetapi juga dunia kampus dan dunia usaha. Dalam konteks ini, pemerintah sangat berperan dalam menyediakan regulasi, infrastruktur, dan pendanaan. Sementara itu, dunia kampus sebagai suatu komunitas ilmuwan dalam institusi pendidikan tinggi dan lembaga riset berperan penting dalam memproduksi pengetahuan, pengembangan riset inovatif, dan pengabdian kepada masyarakat. 

Singkatnya, kampus memegang kontribusi penting dalam menghasilkan inovasi untuk mengkonsturksi masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. Universitas dapat memberikan masukan, bimbingan, sosialisasi, penyuluhan seputar pandemi Covid-19. Demikian pula pentingnya peran dunia usaha dalam menciptakan industri kreatif, sumber daya modal, dan pelayanan jasa.

Implementasi nya menitikberatkan pada aktor yang selalu berinteraksi secara timbal balik dalam mengkonstruksi ruang pengetahuan. Dalam konteks penanggulangan Covid-19, sering ditemukan munculnya jejaring sosial dan sukarelawan. Masyarakat menunjukkan rasa tanggap tinggi dalam melindungi komunitas. 

Sesama warga memberikan dukungan bagi komunitas yang terdampak Covid-19. Mereka menggalang solidaritas sosial agar warga dapat menyumbang apapun untuk bantuan darurat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun