Mohon tunggu...
Sausan Salsabila
Sausan Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya sausan salsabilah mahasiswi dari Universitas al Azhar indonesia jurusan psikolog angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keputusan Remaja tentang Perselingkuhan dalam Hubungan: Bertahan atau Berpisah?

23 Mei 2024   18:56 Diperbarui: 23 Mei 2024   19:13 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta, 19 Mei 2024, perselingkuhan adalah tindakan menjalin hubungan emosional atau seksual dengan seseorang selain pasangan resminya tanpa sepengetahuan atau persetujuan pasangan tersebut. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada hubungan pernikahan, tetapi juga dapat terjadi dalam hubungan pacaran di usia remaja.

Perselingkuhan Menurut aspek eksistensialisme dan humanisme
Keputusan remaja tentang perselingkuhan dalam hubungan sebenarnya dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari beberapa aspek kepribadian dan salah satunya yaitu aspek Eksistensialisme dan Humanisme. Albert Camus melihat nilai dalam diri individu yang memiliki keberanian untuk berusaha memperbaiki ketidakadilan yang mereka lihat. Pendekatan ini disebut sebagai Fenomenologi, berarti bahwa persepsi atau realitas subjektif seseorang dianggap sebagai data yang galid dalam penelitian.
Jumlah perempuan yang berselingkuh adalah 13 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka perselingkuhan laki-laki yang berada di angka 20 persen. Takariawan (dalam Irawan dan Suprapti, 2018) mengutip data BKKBN yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka perceraian tertinggi di Asia, dengan penyebab utamanya adalah perselingkuhan. Annur (2022) mencatat adanya peningkatan angka perceraian sebanyak 447.743 kasus atau sebesar 53,50% di Indonesia pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lebih lanjut Annur menyebutkan bahwa mayoritas kasus perceraian terjadi karena gugatan dari pihak istri, yaitu sebanyak 337.343 kasus atau sebesar 75,34%.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan perselingkuhan di usia remaja antara lain:

1. Tidak Terpuaskan Secara Seksual
Faktanya, pemicu paling utama mengapa seseorang selingkuh dari pasangan adalah tidak terpuaskan secara seksual. Kondisi ini bisa karena pasangan terlalu lelah atau sibuk, sehingga kebutuhan biologis menjadi terlupakan. Akhirnya, salah satu atau bahkan kedua pasangan mencari kepuasan pada orang lain.

2. Tidak Terpuaskan Secara Emosional
Selain kepuasan seksual, kepuasan secara emosional juga memainkan peran terhadap terjadinya kasus perselingkuhan dalam rumah tangga. Misalnya kurangnya komunikasi atau sudah tidak lagi merasakan kesamaan emosional antar pasangan. Namun, jenis hubungan selingkuh ini tidak melibatkan adanya hubungan seks.

3. Merasakan Cinta pada Orang Lain
Siapa yang tahu bagaimana dalamnya hati seseorang? Bisa jadi, kamu sangat mencintai pasangan, tetapi perasaan tersebut berubah beberapa waktu ke depan? Inilah penyebab lain mengapa seseorang melakukan perselingkuhan, tetapi lantas menyembunyikan karena telah terlanjur terikat pernikahan dengan pasangan sah.

4. Melakukan Balas Dendam
Mungkin, kamu mendapati pasangan melakukan selingkuh dan merasakan keinginan yang luar biasa besar untuk membalasnya. Akhirnya, kamu pun melakukan hal yang sama, hanya agar pasangan mengetahui kamu tidak selemah yang ia duga. Ya, meski terasa tidak mungkin, nyatanya ada pula pasangan yang melaporkan kasus selingkuh dengan alasan balas dendam.


5. Keinginan untuk Mendapatkan Apresiasi dari Orang Lain
Selain rasa cinta, kunci sukses langgengnya hubungan rumah tangga adalah komunikasi dan rasa saling menghargai. Misalnya, pria ingin mendapatkan apresiasi dari pasangan atas kerja keras yang sudah dilakukannya, dalam mencari nafkah setiap hari.
Sedangkan wanita ingin mendapatkan apresiasi atas semua pekerjaan rumah yang berhasil ia lakukan. Tidak adanya apresiasi lama-kelamaan akan membuat pasangan justru mencari hal tersebut dari orang lain. Inilah yang selanjutnya menjadi bibit-bibit munculnya perselingkuhan.

Ada beberapa faktor untuk mempertimbangan lebih lanjut dalam memutuskan bertahan atau berpisah setelah perselingkuhan remaja:

1. Kesejahteraan Emosional: Apakah hubungan yang ada masih menyebabkan stres dan kecemasan yang berkelanjutan, atau apakah pasangan mampu memperbaiki kepercayaan dan keseimbangan emosional?

2. Kesadaran Diri dan Pertumbuhan: Apakah pengalaman perselingkuhan dapat memicu introspeksi dan pertumbuhan pribadi bagi kedua pasangan, atau justru mengakibatkan perasaan malu dan rendah diri yang berkepanjangan?

3. Pilihan Masa Depan: Bagaimana perselingkuhan ini akan memengaruhi rencana masa depan masing-masing individu, baik secara pribadi maupun bersama-sama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun