Pada tahun 2021 ada seorang anak yang gagal berkuliah di kampus impiannya al-Azhar Syarif, Cairo Mesir sehingga mau tidak mau ia harus berkuliah di kampus yang tidak pernah masuk dalam wishlist kehidupannya. UIN Antasari menjadi kampus tujuannya dengan jurusan yang diinginkannya yaitu Pendidikan Bahasa Arab.
Hari perhari, Minggu perminggu, bulan demi bulan ia lalui. Ia hampir menyerah pada semester 1 karena shock dengan culture perkuliahan yang full Arab dan otodidak padahal ia lulusan pondok pesantren. Akan tetapi, ada seorang ibu yang selalu menyemangati dan mendoakannya dan berkata "salah satu tanggung jawab seorang laki-laki ialah berani menyelesaikan apa yang ia mulai."
Hilang arah, hampir kehilangan kepercayaan, lupa pada tuhan dan tersesat di tengah samudra lautan kehidupan telah menyertai perjalanan panjang nya selama 4 tahun di perantauan, tapi berkat semua itu ia bisa lebih mengenal Tuhan dan dirinya sendiri. Terkadang manusia di uji dengan hal-hal yang tidak terpuji dan terkadang seseorang perlu tersesat dulu sebelum bertemu arah jalan yang sebenarnya.
Segala kekecewaan terhadap kegagalan demi kegagalannya menghantarnya pada jawaban pada hari itu, di hari acara wisudanya. Tuhan tidak mungkin membawa seseorang sampai sejauh ini hanya untuk gagal dan terkadang hikmah dan jawaban dari sebuah perjalanan akan terjawab pada bab terakhir dari sebuah sampul buku.
Hari ini ia bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan, Orang Tua, Dosen, Guru-Guru, Sahabat, Teman, Pasangan wabil khusus dirinya sendiri yang telah membersamaknya dalam perjalanann panjangnya sampai hari ini. Kampus yang tidak pernah ada dalam wishlist kehidupannya mengantarkannya kepada kebaikan dan hikmah yang ada didalam perjalanannya. Tuhan Maha Sempurna lagi Tuhan Sebaik-Baik Perencana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI