Mohon tunggu...
Uka Whardhana
Uka Whardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Seorang Insan pembelajar yang ingin berbagi rasa juga asa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Penjajah?

5 Agustus 2020   21:45 Diperbarui: 8 Agustus 2020   15:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Traverse.id

Islam datang menghapus budaya jawa? Benarkah demikian.

Yuk simak penjelasannya.

Kenyataan yang tidak bisa disangkal bahwa Nusantara adalah negeri yang majemuk. Beragam suku, bahasa, budaya, ras, pulau, agama dan lain sebagainya ada di negeri yang konon katanya sepertihal nya surga ini.

Kemudian Islam dibawa oleh para pendatang Arab ke Nusantara, baik sebagai Da'i dan juga para pedagang, yang secara kultural tentu berbeda dengan budaya Nusantara. Akan tetapi sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi yang juga hidup berdampingan dengan berbagai penganut agama yang berbeda juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Saat Islam datang agama Hindu-Buddha lebih dulu mendarat di Nusantara. Proses islamisasi berjalan dengan baik, ada yang langsung tertarik menerima Islam dan ada juga yang masih memegang kepercayaan lamanya, dari sini perlu di ingat Islam tidak pernah memaksa.

Penjelasan diatas hanyalah pelengkap saja.

"Islam datang sebagai penjajah" itulah statment yang sudah tidak asing ditelinga dalam lingkup dunia nyata dan maya, ironinya bahkan orang islam sendiri turut serta menjustifikasi statment hal yang sama.

Untuk menjawab pertanyaan dan membantah statment di atas.

Saya hanya ingin menjawab berdasarkan bukti sejarah yang kini selalu dikunjungi orang ramai dari berbagai daerah dimulai dari sabang sampai merauke. Bukti sejarah yang konkrit salah satunya yaitu Masjid Agung Demak yang bertempat di Jawa Tengah. Dan alhamdulillah saya pernah berkunjung kesana melihat segala hal yang mengagumkan.

Masjid Agung Demak dipercayai menjadi tempat berkumpulnya Wali dan yang paling penting di catat adalah Raden Fatah yaitu Raja pertama kesultanan Demak dan Walisongo lah yang membangun Masjid pertama di Demak sehingga dikenal sebagai Masjid Agung Demak.

Para Arkeolog menyimpulakan bahwa corak Masjid Demak masih sangat kental diwarnai oleh gaya arsitektur Hindu-Buddha. Lebih menarik lagi Masjid ini dibuat oleh Arsitektur dari Majapahit yang bernama Raden Sepat yang masih belum muslim. Namun inisiator dan konseptor pembangunan masjid ini di buat oleh para Wali.

Dari sini para Walisongo ingin menunjukkan betapa berharganya kebudayaan lokal yang luhur nilainya sehingga memilih gaya lokal untuk membangun Masjid, tidak serta merta harus mengikuti Timur tengah. Selain sebagai menjunjung tinggi budaya lokal juga sebagai upaya untuk berdakwah kepada Masyarakat Jawa untuk memahami Islam.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan.

Bahwa Islam datang bukan untuk menghilangkan budaya lokal atau Jawa, melainkan ingin menyempurnakan dengan ajaran Islam yang luhur. Masjid Agung Demak adalah salah satu bukti dari sekian banyak bukti yang lainnya yang mengatakan bahwa Islam datang bukan sebagai penjajah.

Mengutip kata-kata Hanum dari Film Bulan Terbelah di Langit Amerika,"Islam telah sempurna, namun Manusia tidak pernah sempurna".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun