Para Arkeolog menyimpulakan bahwa corak Masjid Demak masih sangat kental diwarnai oleh gaya arsitektur Hindu-Buddha. Lebih menarik lagi Masjid ini dibuat oleh Arsitektur dari Majapahit yang bernama Raden Sepat yang masih belum muslim. Namun inisiator dan konseptor pembangunan masjid ini di buat oleh para Wali.
Dari sini para Walisongo ingin menunjukkan betapa berharganya kebudayaan lokal yang luhur nilainya sehingga memilih gaya lokal untuk membangun Masjid, tidak serta merta harus mengikuti Timur tengah. Selain sebagai menjunjung tinggi budaya lokal juga sebagai upaya untuk berdakwah kepada Masyarakat Jawa untuk memahami Islam.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan.
Bahwa Islam datang bukan untuk menghilangkan budaya lokal atau Jawa, melainkan ingin menyempurnakan dengan ajaran Islam yang luhur. Masjid Agung Demak adalah salah satu bukti dari sekian banyak bukti yang lainnya yang mengatakan bahwa Islam datang bukan sebagai penjajah.
Mengutip kata-kata Hanum dari Film Bulan Terbelah di Langit Amerika,"Islam telah sempurna, namun Manusia tidak pernah sempurna".