Kisah-kisah yang diceritakan dalam video dokumenter "Jakarta Unfair" lebih banyak mengangkat dan menonjolkan kehidupan sisi "korban" gusuran baik sebelum digusur maupun setelah mengalami penggusuran daripada aksi penggusuran yang dilakukan pemerintah Jakarta. Kisah-kisah semacam ini tidak bisa digeneralisasi dengan kisah-kisah investigasi lainnya.
Menarik untuk dilihat bagaimanakah unsur-unsur jurnalisme investigatif yang ditampilkan dalam video dokumenter "Jakarta Unfair". Siapakah yang dimaksud "pemerintah" dalam video dokumenter ini? Apakah penggusuran warga adalah solusi terbaik yang dimiliki oleh "pemerintah" Jakarta? Bagaimanakah perkembangan korban gusuran: apakah mendapat tempat tinggal baru yang layak? Ataukah tidak? Bagaimanakah reaksi para korban gusuran terhadap penggusuran ini: apakah pro atau kontra? Siapakah yang pantas disalahkan dalam aksi penggusuran ini?
Segelintir pertanyaan di atas pantas untuk dikritisi dan dicari tahu lebih jauh dengan melihat video dokumenter ini dengan penuh sifat skeptis dan kritis. Sudut pandang pembuat video dalam membuat video dokumenter ini juga dapat ditanyakan. Apakah pro atau kontra terhadap penggusuran? Ataukah malah memihak pada kepentingan "pemerintah"?
 Â
Daftar Pustaka:
Â
Burgh, Hugo De (ed.), (2000). Investigative Journalism: Context and Practice, Routledge: London.
Kurnia, Septiawan Santana. (2003). Jurnalisme Investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
McAdams, Mindy. (2014). Ethics for Digital Journalists: Emerging Best Practices. United Kingdom: Routledge.
Mencher, Melvin. (1997). New Reporting and Writing, edisi ke-7, Brown&Benchmark Publishers, Madison, WI.