Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Ada Kamu

3 Desember 2018   00:42 Diperbarui: 3 Desember 2018   00:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu tahu salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manusia adalah mengambil keputusan dan menanggung risiko dari keputusan itu? Ketidakpastian. Ya, itu masalahnya. Ketidakpastian memang membuat hidup lebih menarik. Namun, kadang juga membuat galau. Aku berikan sebuah contoh. Agar menarik, contohnya mengenai cinta. Anggaplah tokoh dalam cerita ini adalah kamu, aku, dan dia - seseorang lain.

Jadi begini, anggaplah aku menyukaimu. Tapi kamu menyukai dia. Sedangkan dia tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapmu. Ingat, ini cuma contoh lho. Kamu berharap dalam hati bahwa si dia, suatu saat, dapat menjadi pasangan hidupmu. Apa yang akan kamu lakukan?  Tetap mencintai dia dan terus menunggu (sambil memberikan sinyal-sinyal tertentu)? Lalu, aku. Apa aku harus terus mengejarmu? Ini terdengar seperti cerita sinetron. Tapi, sebenarnya ini mengenai pengambilan keputusan yang penting dalam hidup karena menyangkut masa depan.

Tidak seorang pun yang ingin bermain-main saat bicara soal masa depan. Apakah aku harus mengejarmu terus? Apakah kamu terus mengejar dia? Seberapa lama? Masalahnya, tidak ada jawaban pasti yang turun dari langit. Kita harus mengambil keputusan. Kejar atau berhenti. Atau, waktu akan lewat begitu saja. Orang biasanya mencari pembenaran dengan berkata, "semua indah pada waktunya". Tapi, kapan itu? Tik...tok...tik...tok.... Detik jam terus berputar.

Ini juga berlaku saat kita memutuskan hal lain. Seperti saat mencari pekerjaan, kapan harus resign dari pekerjaan, apakah harus studi lanjut, dan sebagainya. Seorang pimpinan mungkin yang paling sering berhadapan dengan pengambilan keputusan apalagi saat situasi sedang sulit. Saran dari sahabat atau teman kadang membantu. Namun, saat sendirian, kita akan diliputi ketidakpastian dan kebingungan. Manusia memang dilahirkan sendiri-sendiri.

Andai ada pemeran pengganti dalam hidup ini, barangkali aku akan serahkan padanya saat-saat tersulitku padanya. Aku akan memilih hidup yang mudah untuk dijalani. Kenyataannya tidak seperti itu. Setiap kita harus menanggung hidup sendiri.

Emil Zola pernah menuliskan dalam novelnya "Hati Iblis" bahwa kadang orang tidak ingin melakukan sesuatu, tapi malah terpaksa melakukannya karena merasa itulah yang paling tepat untuk dilakukan. Ada benarnya. Kadang sesuatu bertentangan dengan kehendak kita dan akhirnya kita putuskan juga melakukannya. Aku sudahi dulu tentang ini.


Sekarang, mungkin muncul pertanyaan dalam benakmu apa benar hanya ada kamu di hatiku. Aku harus jujur, tidak juga. Sering malah pekerjaanku begitu menyita perhatian sehingga aku lupa memikirkanmu. Apakah cukup menjawab? Baiklah, jika yang kau maksud apakah pernah ada seseorang yang lain selain kamu, aku akan menjawab: aku pernah menaruh hati pada seseorang. Aku mencoba mengalihkan pikiranku darimu dan aku gagal. Ya, hanya ada kamu.

Aku biasa menyebut namamu dalam doaku. Bukan agar kamu tiba-tiba menjadi suka padaku. Aku mendoakanmu agar Tuhan membentukmu menjadi pribadi yang baik seperti Ia membentukku juga. Apakah kamu merasakan ada malaikat yang menjagamu setiap hari? Aku meminta kepada Tuhan agar mengirimkanmu malaikat pelindung terlebih saat-saat tersibukmu. (Masa iya aku meminta malaikat pencabut nyawa hahaha). Ya... kadang-kadang sih aku juga tidak setia berdoa. Namanya juga manusia.

Apakah kamu masih membaca? Suratku berakhir di sini. Apakah aku akan menulis surat berikutnya lagi padamu? Aku tidak tahu. Aku hanya perlu melangkah sekarang tanpa perlu menanti balasan darimu. Entah balasan pada suratku ini atau balasan dari ajakanku untuk bertemu. Aku pernah mengatakan bertemu kembali denganmu adalah sebuah keajaiban. Lalu, apakah menunggumu selama ini adalah hal yang sia-sia bagiku? Mungkin saja kalau dipandang dari satu sisi. Dari sisi lain, mungkin tidak. Aku memang masih menunggu keajaiban.

Semoga hari-harimu baik. Jaga kesehatan sebab saat ini sedang musim hujan. Makan yang teratur biar selalu sehat dan kuat.

Salam manis untukmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun