Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Tua, Momok bagi Sekolah?

9 Oktober 2017   21:32 Diperbarui: 9 Oktober 2017   21:34 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah masih ada harapan? Tentu masih ada. Di tengah kesibukan karena pekerjaan, kita masih bisa menemukan ada orang tua yang meluangkan waktunya untuk mengantarkan anak ke sekolah. Saya sering mengamati beberapa orang tua, ayah atau ibu, mengantarkan anak sampai pintu gerbang sekolah atau sampai batas antar. Mereka akan membiarkan anak mereka jalan sendiri membawa tas dan perlengkapan. Seolah-olah melepas anak ke dunianya sendiri -- memercayakan anak sepenuhnya kepada guru. Baru kemudian mereka pergi.

Saya jadi teringat mengenai pendidikan ala Sparta, sebuah provinsi di selatan Yunani. Ketika berusia enam atau tujuh tahun, anak laki-laki diserahkan kepada negara untuk dididik. Mereka dididik agar memiliki keberanian melalui cerita-cerita patriotisme para senior mereka. Tidak hanya itu, negara memberikan barak yang jauh dari kata nyaman. Kadang mereka tidur di alam terbuka. Mereka benar-benar terpisah dari keluarga.

Mungkin pendidikan ala Sparta ini terlalu keras bagi anak zaman sekarang. Namun ada hal baik yang bisa ditiru. Yaitu anak dididik untuk mandiri dan berani menghadapi hidup. Itulah kelemahan anak sekarang. Terlalu dimanjakan oleh orang tua. Yang kita perlukan adalah para orang tua kembali menjalankan perannya dengan benar dalam mendidik anak. Sekolah juga harus menjamin pendidikan berkualitas pada setiap peserta didik.

Referensi:

History of Education (Levi Seeley)

Peranan Orang Tua


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun