Selain itu, keterbatasan literasi dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Membaca bukan hanya soal mengetahui kata-kata, tetapi juga soal memahami dan mengkritisi informasi yang terkandung dalam bacaan tersebut. Dengan kemampuan literasi yang rendah, siswa tidak akan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang sangat diperlukan untuk menganalisis informasi, menarik kesimpulan, atau bahkan memecahkan masalah. Akibatnya, mereka akan kesulitan untuk beradaptasi dengan dunia yang semakin kompleks dan penuh informasi ini.
Upaya Mengatasi Keterbatasan Literasi di Indonesia
   Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya literasi dalam pendidikan dan telah mengambil berbagai langkah untuk memperbaiki situasi ini. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN), yang bertujuan untuk meningkatkan budaya membaca di sekolah-sekolah. Gerakan ini bertujuan untuk mendorong siswa dan guru untuk membaca lebih banyak buku, serta memperkenalkan metode pengajaran yang berbasis literasi.
Selain itu, perlu ada peningkatan pelatihan bagi para guru untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengajar membaca secara efektif. Guru-guru harus diberikan pelatihan yang lebih baik tentang bagaimana mengajarkan keterampilan membaca yang tidak hanya teknis, tetapi juga kritis. Pendidikan literasi harus menjadi bagian dari seluruh proses pembelajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kesimpulan
   Keterbatasan literasi dalam pendidikan Indonesia, terutama di tingkat SMP, merupakan masalah yang mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti ketidakmerataan akses pendidikan, metode pengajaran yang kurang mendukung literasi, serta kurangnya budaya membaca di masyarakat menjadi penyebab utama rendahnya kemampuan literasi di kalangan siswa. Hal ini berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Namun, dengan upaya yang lebih intensif dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat, masalah literasi ini dapat diatasi. Gerakan Literasi Nasional dan peningkatan pelatihan guru adalah langkah awal yang baik. Selain itu, peningkatan fasilitas pendidikan, penyediaan bahan bacaan yang menarik, dan peran aktif orang tua dalam membentuk kebiasaan membaca akan sangat membantu. Hanya dengan peningkatan literasi yang merata, kita dapat berharap untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menghadapi tantangan global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI