Mohon tunggu...
Satrio Adjie Wibowo
Satrio Adjie Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjar Masuk "Rumah Kaca" Puan

1 Juni 2021   16:02 Diperbarui: 1 Juni 2021   16:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ambisi seorang politisi adalah wajar sepanjang masih berada pada koridor yang semestinya berdasarkan norma dan regulasi terkait. Sebagai seorang "pencari jabatan" tentu berbagai macam usaha dan cara ditempuh oleh para politisi demi tercapainya motif keinginan mereka. Selagi masih diberkati sumber daya kekuatan dan keinginan maka sah-sah saja seorang politisi berpikir ke arah situ.

Menjadi persoalan ketika politisi saling berebut kavling yang sama atas keinginan yang juga sama. Sebut saja dua orang yang namanya mendapat perhatian yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Sebagai sesama kader didikan "Banteng Merah" posisi mereka berdua cukup menarik diperhatikan karena keberlanjutan estafet kekuasaan dari Jokowi semestinya harus dipertahankan oleh nama selanjutnya yang kelak menjadi calon presiden.

Masalah muncul karena riak-riak mewarnai dinamika di partai rumah besar kaum nasionalis tersebut. Secara jelas publik diperlihatkan tarik-ulur yang terjadi dalam PDIP. Masih kita ingat bagaimana Ganjar tidak diundang pada acara konsolidasi kader di Semarang. Padahal Ganjar notabene Gubernur yang berkuasa atas wilayah Jawa Tengah, namun absen di pertemuan tersebut. Kejadian ini menjadi indikasi keretakan hubungan Ganjar dengan elite PDIP lainnya. Ditambah pernyataan sinis Ketua DPP Bappilu PDIP Bambang Wuryanto yang menyebut ada tujuh kesalahan Ganjar dimana menurut elite PDIP tergolong kategori kesalahan yang fatal dilanggar oleh Ganjar.

Sebagian kalangan partai menilai Ganjar terlalu percaya diri dan secara mengejutkan beraksi terlalu dini demi keperluan pencalonan presiden 2024. Mekanisme yang ditempuh Ganjar dinilai "kurang ajar" karena seolah menyiapkan karpet merah pribadi untuk memuluskan ambisi politik 2024. Elite PDIP yang kompak memandang sinis Ganjar dan lebih menginginkan Puan untuk 2024. Terlebih lagi Puan juga mengeluarkan pernyataan serupa bahwa pemimpin itu hadir di lapangan bukan sibuk di media sosial.

Sebenarnya bukan kali ini saja peristiwa serupa timbul di PDIP. Ganjar yang sekarang sukses menjadi Gubernur Jawa Tengah pun adalah hasil dari eksperimen politik PDIP di Pilkada 2013. Padahal secara elektabilitas Ganjar jelas kalah jauh dari pasangan petahanan Bibit Waluyo yang mana merupakan tokoh berpengaruh. Maka Ganjar seolah disentil untuk ingat kepada jati dirinya ketika dulu belum populer dengan demikian ia sadar bahwa kemenangan menjadi gubernur dua periode adalah hasil kerja keras mesin partai bukan semata sebatas personal branding dirinya.

Maka dengan reaksi Ganjar lakukan seolah memasuki "Rumah Kaca" Puan Maharani. Kita paham bahwa trah Soekarno masih mencengkram kuat dalam tubuh PDIP. Aroma politik yang tidak sesuai dengan dasar ideologi Marhaenisme tidak akan mendapat tempat dalam partai. Terlebih lagi ada aspek ajaran dasar yakni "Gotong Royong" yang menjadi ruh para kader untuk bersikap dan bertindak. Dengan manuver Ganjar yang tidak mencerminkan nilai gotong-royong dan hasrat kuat untuk menjadi calon presiden bahkan terkesan memaksakan diri menjadi sosok yang pantas diusung partai, rasanya sulit untuk memperoleh restu dari Megawati Soekarnoputri. Lantas siapakah nama yang akan memperoleh tiket emas PDIP untuk 2024? Perjalanan masih panjang dan menarik untuk terus kita ikuti bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun