Mohon tunggu...
Satrio Adjie Wibowo
Satrio Adjie Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Komitmen Indonesia pada Palestina dan Amanah Konstitusi

21 Mei 2021   13:41 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:34 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepuluh malam terakhir Ramadhan yang seharusnya terasa nikmat nan syahdu terpaksa ricuh dan bentrok di Masjid Al-Aqsha. Suasana malam hari di Jerusalem mendadak mencekam dan membuat rasa sakit umat muslim sedunia berkumpul sekaligus mengutuk agresi Israel pada malam itu. 

Konflik antara Palestina dan Israel sudah bukan konflik perebutan teritori belaka melainkan telah menjadi persitiwa genosida penduduk Arab Palestina dari wilayah mereka. 

Tampaknya Zionis Israel ingin membalas dendam atas takdir gelap sejarah mereka dalam bingkai Holocaust, namun tidak sebatas itu saat ini mereka telah jauh melampaui apa yang seharusnya "baik" menurut norma standar kemanusiaan.

Reaksi keras sudah dilancarkan berbagai oleh berbagai pihak, demonstrasi besar-besaran di belahan kota di dunia mengutuk kekerasan yang Israel perbuat. Negara Turki dan Iran tampil sebagai yang paling "vokal" dalam menyuarakan sikap mereka. Sayangnya, sikap mereka berdua tidak diamini oleh negara Timur Tengah yang lain. 

Sebagaimana jamak kita ketahui, negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Sudan, dan Maroko justru melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebelum agresi terakhir terjadi. 

Kini praktis Palestina tidak memiliki sandaran yang teduh untuk menggantungkan harapan kepada negara lain dan kini mereka menempuh cara bertahan dari serangan Israel yang kian membabi-buta. Angkat senjata adalah satu-satunya cara dan tidak ada pilihan lain bagi Palestina untuk berjuang.

Lantas bagaimana sikap pemerintah Indonesia? Tentu sejalan dengan negara mayoritas muslim lainnya di Asia Tenggara yang mengutuk keras tindakan kebiadaban Israel. Indonesia bersama Malaysia dan Brunei Darussalam mengeluarkan pernyataan bersama sekaligus pembelaan terhadap Palestina. 

Dukungan serupa juga ditunjukkan masyarakat luas berupa maraknya aksi penggalangan dana, demonstrasi di depan kedutaan besar Amerika Serikat, hingga ramai-ramai warganet memberi rating nilai bintang satu terhadap aplikasi Facebook di Playstore akibat buntut dari sikap perusahaan teknologi tersebut yang pro Israel. 

Macam-macam pergerakan yang dilancarkan menjadi bukti kuat secara psikologis dan religi bahwa isu Palestina adalah juga mesti diperhatikan rakyat Indonesia melampaui batas sekat primordial karena telah menjadi isu krusial kemanusiaan.

Penulis ingin mengikat dukungan rakyat Indonesia terhadap Palestina dalam kerangka konstruksi berpikir yang disyariatkan oleh konstitusi UUD 1945. Butir pernyataan preambule "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan". 

Prof Mahfud MD dalam sebuah wawancara di televisi tahun 2017 pernah menyatakan bahwa kalimat ini adalah kalimat yang mutlak bisa dipahami orang awam tanpa tafsiran lebih lanjut ahli hukum jadi sudah sewajarnya rakyat Indonesia mengerti. Berangkat dari pernyataan pakar hukum politik kebanggan Indonesia, maka membela Palestina sudah bukan lagi perlu dipertanyakan terlebih dibuat bimbang melainkan menjadi sebuah panggilan kemanusiaan yang dibingkai dalam koridor konstitusi dan juga ajaran agama terlebih lagi Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun