Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Itu Tidak Mengenal "Ikatan Cinta", tapi "Profesionalitas"

6 Mei 2021   16:23 Diperbarui: 6 Mei 2021   16:32 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu ketika Jose Mourinho pindah ke Real Madrid usai Treble Winners bersama Inter Milan tahun 2010, pria Portugal seperti memberi isyarat tidak akan pernah melatih lagi tim lain di Italia selain Nerazzuri saking besar dan kuatnya ikatan cinta antara dirinya dengan klub asal Kota Mode itu. Walau sudah satu dasawarsa lamanya, namun fans Inter masih memuja Mourinho sampai sekarang.

Tapi ketika belum lama ini Mourinho mengatakan bahwa dirinya takkan segan melatih klub rival Inter di Serie-A, hati fans La Beneamata mulai terbelah. Dan The Special One membuktikan ucapannya, ia resmi diumumkan menjadi pelatih AS Roma musim depan (4 Mei 2021).

Bagi suporter Inter yang berpikir dewasa, sebenarnya mereka tidak terlalu gusar dan mempedulikan kabar ini. Apalagi saat ini masih suasana euforia merayakan gelar scudetto ke-19. Mereka yakin dan optimis dengan masa depan Inter bersama Antonio Conte. Lagian Mourinho melatih Roma, yang notabene bukan rival bebuyutan di Serie-A. Kecuali Mourinho ke Juventus atau AC Milan, nah mungkin bisa agak baper, hee.

Mungkin yang kurang membuat kekhawatiran juga adalah kegagalan Mourinho di Tottenham Hotspur. Nirgelar. Mourinho disebut-sebut tak hebat seperti dulu lagi. Apalagi Roma mirip-mirip dengan Tottenham. Sudah lama tak juara. Sementara Mourinho merupakan tipe pelatih yang perlu sokongan kuat dari klub besar, apalagi pembelian pemain terbaik di bursa transfer yang mendukung strategi bermainnya. 

Tapi kita tidak tahu sih apa yang terjadi musim depan? Bisa jadi motivasi Mourinho berlipat ganda untuk membuktikan bahwa dirinya masih seorang pelatih hebat dan spesial sesuai dengan julukannya.

Lagian suporter Inter nggak usah baper-beper amat. Berkaca pada sejarah pelatih mereka sendiri saat ini. Conte itu legenda hidup Juventus: mantan pemain dan pelatih sukses. Dialah orang yang berjasa besar membangkitkan kembali si Nyonya Tua setelah terpuruk akibat Skandal Calciopoli. 

Makanya banyak fans Juve yang marah mendengar kabar Conte melatih Nerazzuri pada tahun 2019, sampai melabelinya sebagai "pengkhianat" dan membuat petisi mencoret nama Conte di Allianz Stadium. 

Tambah gedeg lagi, Inter asuhan Conte-lah yang sekarang memutus dominasi Juventus yang sembilan kali juara Serie-A berturut-turut. Mengutip lirik lagu dangdut: kau yang mulai, kau yang mengakhiri.. hee.

Di era sepakbola modern seperti sekarang, sudah nggak heran lagi kita melihat pelatih dan pemain yang menyeberang klub rival. Ya, atas nama satu kata: profesionalitas! Sikap orang yang sungguh-sungguh terhadap profesinya. Cerita cinta masa lalu memang indah. Tapi terkadang cukup dikenang saja, tak bisa diulangi.

Makanya kata salut dan pujian pantas diberikan kepada mereka yang setia dengan satu cinta. Dulu-dulu banyak pesepakbola hebat yang bertahan lama dengan satu klub hingga menjadi simbol tim. Misalnya: Paolo Maldini (AC Milan), Francesco Totti (AS Roma), Javier Zanetti (Inter Milan), Alessandro Del Piero (Juventus), Raul Gonzalez (Real Madrid), Steven Gerrard (Liverpool), Ryan Giggs (MU), dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun