Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Optimisme Pelaku UKM terhadap Proyeksi Ekonomi 2019

14 November 2018   05:04 Diperbarui: 15 November 2018   04:25 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan terakhir nilai tukar Rupiah terhadap dolar ramai diberitakan melemah b sehingga menimbulkan inflasi dan berdampak kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Hal ini merupakan akibat dari melemahnya perekonomian global di Eropa dan sebagian Asia.

Sebagai orang awam, dampak yang saya rasakan ialah selain harga barang menjadi lebih mahal, nilai uang juga semakin mengecil sehingga jumlah barang yang mampu dibeli juga berkurang.

Sebagai masyarakat tentu berharap ekonomi Indonesia bisa stabil sehingga mampu meningkatkan daya beli dan mengurangi pengangguran.  Akan lebih baik lagi jika produk Indonesia bisa memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara.

Untuk itulah saya menghadiri diskusi panel pada tanggal 7 November 2018 di Aula Kementrian Koperasi dan UKM. Diskusi tersebut dihadiri bapak Ahmad Zabadi dari Kementrian Koperasi dan UKM, bapak Ryan Kiryanto Corporate Secretary & Chief Ekonomi BNI, Juan Firmansyah Business Development and Sales Officer Duanyam.

Dokpri
Dokpri
Selama tahun 2018 pemerintah telah berupaya mereformasi sistem koperasi menggunakan database yang modern untuk mengetahui koperasi yang masih aktif atau tidak. Selain itu pemerintah terus berupaya mendorong koperasi untuk lebih produktif agar bisa memberikan kesejahteraan bagi anggotanya.

Selain koperasi, pemerintah juga membantu UKM yang ada di Indonesia agar bisa meningkatkan kualitas dengan mempermudah ijin, bantuan modal usaha, pemberian pelatihan hingga membantu memasarkan. Hal ini berdampak meningkatkan kontribusi UKM terhadap pendapatan negara.

Selain itu ekonomi kreatif kini sedang berkembang dan digemari anak muda dengan kemudahan teknologi yang diakses. Produk UKM kini menjadi lebih keren dengan inovasi dan media baru dalam memasarkan yaitu lewat ecommerce toko online. Di tahun mendatang Pak Ahmad optimis UKM Indonesia bisa diterima dengan baik dan bersaing dengan produk asing.

Dokpri
Dokpri
Selanjutnya Bapak Ryan menjelaskan lebih detail bagaimana kondisi ekonomi global dan proyeksi di tahun 2019. Secara umum pertumbuhan ekonomi global di tahun depan lebih rendah dibandingkan tahun ini. Penguatan dolar terhadap beberapa mata uang membuat Bank Indonesia berupaya menstabilkan rupiah di angka sekitar Rp 14.000 atau 15.000.

Dokpri
Dokpri
Cadangan devisa pada akhir September 2018 masih cukup tinggi yaitu 114,8 miliar dolar AS. Cadangan ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Sedangkan inflasi yang terjadi masih terkendali yaitu 3,5 yang tercatat relatif stabil.

Dokpri
Dokpri
Kredit UMKM pada Agustus 2018 tumbuh 8,11% melambat dibanding periode sebelumnya yaitu 9,99%. Di sisi lain NPL atau Non-Performing Loan yang merupakan kredit bermasalah UMKM membaik menjadi 4,08% dibandingkan Juli sebesar 4,31%. Sementara itu penyaluran KUR atau Kredit Usaha Rakyat sampai Agustus 2018 sebesar Rp 87,58 triliun dengan resiko membaik.

Menariknya meski sedang krisis, transaksi pembayaran non tunai oleh Bank Indonesia melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia meningkat sebesar 6,9% dan melalui Real Time Gross Settlement sebesar 0,72%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun