Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bandwagon Effect dalam Survei Demi Elektabilitas

21 April 2019   22:31 Diperbarui: 21 April 2019   22:38 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pemilu serentak yang menggabungkan Pemilihan Presiden (Pilpres) dengan pemilihan Legislatif (Pileg) dilaskanakn secara bersama-sama. Dalam pemilu nanti pemilih akan menerima lima surat suara untuk pemilihan Presiden, DPD, DPR RI, DPR Provinsi dan DPRD Kabpaten/kota di gelar 17 April 2019 lalu. 

Bagaimanapun survai yang lakukan oleh lembaga independent mapun lembaga survai internal sangatlah diperlukan. Dengan adanya survai ini akan terlihat sehingga tim pemenangan calon presiden akan membaca arah dan kebijakan yang akan diambil dalam mengatur strategi dilapangan nantinya.

Bagi calon pemimpin yang bersaing dalam pemilu, survei sangat penting untuk mengetahui seberapa besar peluangnya untuk memenangkan kontestasi politik tersebut. Survei atau polling merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat keterpilihan seorang calon pemimpin di suatu daerah tertentu.

Sejarah Survei Politik

Tidak ada catatan jelas kapan survei atau poll dilakukan pertama kali, khususnya dalam peradaban demokrasi modern. Catatan tertua tentang survei menjelang pemilu adalah yang terjadi di tahun 1824 yang dilakukan oleh The Aru Pennsylvanian di Amerika Serikat. Survei tersebut menyebutkan Andrew Jackson akan memenangkan pilpres melawan John Quincy Adams pada tahun tersebut. Dan saat itu hasil survei sesuai dengan hasil pemilu. Lalu, pada tahun 1916, survei yang lebih menyeluruh dilakukan oleh The Literary Digest, sebuah majalah mingguan di Amerika Serikat.

Sejak tahun tersebut, survei atau poll menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kontestasi politik di negara demokrasi. Saat ini, survei telah berkembang semakin canggih dan modern seturut perkembangan teknologi dan informasi.

Lalu, apa tujuan survei atau poll dilakukan? Yang jelas, survei dilakukan untuk menggambarkan situasi opini masyarakat terhadap calon-calon yang bersaing, peluang untuk meraih kemenangan, serta sebagai strategi bagi calon-calon untuk meningkatkan usaha politik dan kampanye demi mendongkrak perolehan suara. Namun, survei juga seringkali digunakan sebagai alat untuk membentuk opini publik. Tidak jarang pula, survei digunakan untuk menarik orang untuk memilih pasangan yang unggul dalam survei tersebut. Pada titik ini, terjadilah apa yang disebut sebagai Bandwagon Effect.

 

Bandwagon Effect

Yang disebut Bandwagon effect adalah  efek yang terjadi ketika seseorang melihat popularitas hal tertentu (seseorang) sebagai hal yang harus diikutinya. Bahasa gaul atau anak muda sekarang adalah  ikut trend. Walaupun demikian, bandwagon effect merupakan fenomena psikologis yang jauh lebih kompleks dari sekedar fenomena ikut trend. Fenomena bandwagon effect ditandai dengan adanya kecenderungan seseorang misalnya untuk mengikuti apa yang orang lain pakai karena jumlah orang yang menggunakan hal tersebut semakin banyak.

Contohnya, jika ada klub sepakbola yang mempunyai follower di twitter dan facebook dalam jumlah yang sangat banyak, ada kecenderungan seseorang untuk menjadi fans klub tersebut, lalu membeli segala jenis merchandise yang berhubungan dengan klub tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun