Saat itu ragamu hadir sendirian, dan jiwaku terbang dalam angan. Kita memang sedang berdampingan, tapi dirimu masih terjebak dalam khayalan. Padahal kau tak perlu berbohong dengan alasan demi kebaikanku. Jika kau tak bahagia katakan saja, karena akan aku lakukan segala cara agar kau tak meratapi luka.
Bahagiamu bahagiaku?
Tapi aku tidak senaif itu.
Aku baik-baik saja, selalu tersenyum dengan benar. Tapi bila aku bersama seseorang, sesuatu hilang. Meskipun tak ada alasan bagimu untuk datang kemari sekarang. Bulan purnama tampak dari jendela yang terbukadan suara jangkrik memanggil kesepian, ditekan perasaan yang mulai ragu lagi. Di malam aku ingin bertemu denganmu menjadi menyakitkan, merasa seperti akan meledak.
Saat memikirkanmu aku merasa seperti ini, tetaplah disisiku. Tidak, aku tak ingin katakan sesuatu seperti itu. Membuatku frustasi bahwa aku tak bisa lebih jujur. Sebenarnya, aku menyadari ini hanya kesepian. Terlalu keras kepala tak akan berguna. Jika disana hanya ada satu orang yang ditakdirkan, aku berharap itu dirimu. Tak ada satu pun yang lebih kusukai seperti dirimu.
Hei, perhatikanlah.
Siapa orang yang kau inginkan bersamamu?
Tangerang, 20 Maret 2017
Idris Saripudin