Mohon tunggu...
Sarini
Sarini Mohon Tunggu... mahasiswa

saya mempunyai hobi berjalan-jalan atau traveler dan mencoba beberapa kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Liburan Iya, Nemenin Sang Tercinta Juga Iya

11 Maret 2025   22:10 Diperbarui: 11 Maret 2025   22:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suhaila adalah seorang ibu rumah tangga berusia 21 tahun yang tinggal di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas. Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2024, ia melakukan perjalanan liburannya ke Kota Kuching (Malaysia), Kuching adalah ibu kota Sarawak, sebuah negara bagian dari Malaysia yang terletak di Pulau Kalimantan. Dalam perjalanannya kali ini ia berlibur bersama sang suami, liburannnya ini berlangsung selama 7 hari. Liburannya yang ini merupakan liburan untuk yang pertama kalinya ia ke luar negeri dan juga merupakan pengalaman pertamanya bepergian ke luar negeri, menurutnya banyak hal yang harus dipersiapkan dari keuangan karena perjalanan kali ini cukup jauh sehingga ia harus menyiapkan uang yang cukup besar, selanjutnya itu pada administrasi yaitu pembuatan passport (dokumen resmi yang berfungsi sebagai identitas dan kewarganegaraan saat berada di luar negeri), dan jangan lupa untuk kesehatan, ini merupakan hal terpenting karena kalau sakit liburan jadi tidak menyenangkan.

   Selain untuk liburan Suhaila juga pergi ke Kota Kuching mendukung suaminya yang berpartisipasi dalam Lomba Sampan Bidar Regatta Sarawak yaitu sebuah event olahraga air lomba sampan yang diselenggarakan di Sungai Sarawak, dimana kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 1 dan 2 November 2024. Suami Suhaila terpilih sebagai salah satu pendayung yang mewakili Kabupaten Sambas dalam perlombaan kali ini, hal tersebut juga menambah kebanggaan dan kegembiraan tersendiri bagi Suhaila karena suaminya terpilih.

Untuk perjalanan yang ditempuhnya kali ini mereka melalui jalur darat untuk memasuki wilayah Malaysia, mereka memilih jalur yang melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, begitu juga untuk kepulangannya mereka masih menggunakan jalur PLBN Aruk. Pemilihan jalur ini didasarkan pada lokasinya yang paling dekat dengan Kabupaten Sambas, serta memudahkan proses perlewatan lintas negara. Perjalanan ini dimulai dengan menaiki sebuah bis yaitu kendaraan yang telah disediakan oleh tim dayung dari suami Suhaila. Penggunaan transportasi ini menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka, karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya perjalanan. Bis yang sama juga digunakan selama mereka berada di Kuching untuk bepergian ke berbagai tempat, tentu hal ini memberikan kenyamanan serta efisiensi waktu dan uang dalam perjalanan mereka selama liburan.

Selama berada di Kuching, Suhaila dan suaminya tinggal di sebuah rumah yang telah disewakan oleh tim dayung suaminya. Fasilitas ini juga disediakan tanpa biaya tambahan bagi mereka, sehingga lebih menghemat pengeluaran mereka selama liburan. Untuk harga sewa tempat tinggal tersebut Suhaila kurang begitu mengetahui secara pasti biaya sewa rumah tersebut, akan tetapi ia merasa cukup nyaman dengan tempat yang telah disediakan tersebut, karena tempat tinggal mereka disana cukup besar,luas dan dekat dengan pasar atau pusat kota tentu hal ini memberikan nilai tambah terhadap tempat tersebut.

 Dalam hal makan dan minumnya, sebagian besar kebutuhan makan dan minum mereka dibiayai oleh tim dayung suaminya. Namun, Suhaila dan suaminya juga memanfaatkan kesempatan untuk mencoba beberapa kuliner lokal yang ada di Kota Kuching. Disaat suaminya tidak mengikuti lomba sampan tersebut mereka manfaatkan untuk pergi jalan-jalan sebentar mencari makan di luar, dan selama tujuh hari kunjungan mereka tersebut ia menghabiskan uang sebesar Rp 500.000. Jumlah ini terbilang cukup hemat mengingat lama kunjungan mereka, dengan ini mereka mampu menikmati kuliner lokal dengan biaya yang terjangkau. Suhaila menceritakan tentang berbagai makanan lokal yang mereka coba, mulai dari Nasi lemak, Nasi Ayam, dan Roti Canai menjadi beberapa menu favorit yang mereka nikmati. Mereka juga mencoba berbagai jajanan lokal dan minuman dingin yang menyegarkan seperti Es Milo dan Teh Tarik Es.

Hari pertama disana mereka manfaatkan untuk mencari kuliner dan membeli beberapa barang, untuk kuliner yang mereka makan Nasi Lemak. Untuk hari kedua mereka juga mencari beberapa makan yaitu Nasi Ayam dan lanjut untuk mencari barang, lalu hari ke tiga mereka beristirahat dikarenakan besok harinya suami Suhaila akan ikut lomba. Selain itu pengalaman kuliner ini memberikan mereka kesempatan untuk merasakan cita rasa khas Malaysia, yang menurutnya memiliki kemiripan dengan masakan Indonesia akan tetapi memiliki keunikannya tersendiri seperti bumbu yang khas dipunya Malaysia.

Selain menikmati kuliner, Suhaila juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja. Ia menghabiskan uang sebesar Rp 500.000 untuk membeli berbagai barang, terutama perabotan rumah tangga. Diantara barang-barang yang dibeli adalah vas bunga, bunga hias, wadah makanan atau toples, serta beberapa alat masak. Suhaila mengungkapkan bahwa pada kualitas barang-barang yang dijual di Kuching, yang menurutnya memiliki harga terjangkau namun memiliki kualitasnya yang baik.  Selain perabotan, Suhaila juga membeli produk Milo, ia menghabiskan sekitar Rp 200.000 untuk pembelian ini. Menurutnya milo yang ada di Indonesia cukup jauh berbeda dengan yang di malaysia. Milo yang ada di Malaysia lebih kental dan tidak manis seperti yang di Indonesia.

Selama di Kuching, Suhaila dan suaminya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar Kuching Waterfront. Tempat wisata yang cukup tekenal ini yaitu Kuching Watefront yang merupakan objek wisata yang wajb untuk dikunjungi saat berada di Kota Kuching. Objek wisata ini menawarkan keindahan alam dengan fasilitas yang dapat dinikmati. Di Kuching Waterfront suhaila dan suaminya juga membeli beberapa jajan untuk menemani waktu santai mereka. Selain itu mereka juga menjelajahi area sekitar tempat tinggal mereka untuk mencari tempat makan dan menikmati suasana kota, dan disela-sela waktu mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mengunjungi beberapa keluarga yang tinggal di Kuching dan beberapa temannya yang bekerja disana. Ia bertemu temannya di Kuching waterfront, mereka bersantai sambil mengobrol.

Suhaila mengatakan bahwa kota Kuching sangat cocok sebagai destinasi wisata. Menurutnya, lingkungan di Kuching secara umum cocok untuk bersantai dan menikmati liburan. Dalam hal kebersihan dan fasilitas umum, Suhaila memuji kondisi Kuching Waterfront yang menurutnya cukup bersih. Ia melihat ketersediaan tempat sampah yang mudah ditemukan di berbagai lokasi, menurutnya menunjukkan adanya pengelolaan kebersihan yang baik di area wisata tersebut. Hal ini bisa menjadi contoh baik bagi pengelolaan tempat wisata di Indonesia. Namun, ia mengatakan bahwa Kuching Waterfront terasa kurang nyaman waktu mereka berkunjung karena bertepatan dengan berlangsungnya lomba sampan. Keramaian pengunjung yang datang untuk menyaksikan perlombaan membuat area tersebut lebih padat dari biasanya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa meskipun event-event besar dapat menjadi daya tarik wisata, namun juga dapat mempengaruhi kenyamanan pengunjung di tempat-tempat wisata seperti ini.

 Mengenai kualitas barang yang dijual di Kuching, Suhaila memberikan penilaian positif. Ia terkesan dengan kualitas perabotan yang ia beli, ia mengatakan bahwa barang-barang tersebut memiliki bahan dan kualitas yang baik dengan harga yang cukup terjangkau. Hal ini mungkin mencerminkan perbedaan harga dan kualitas barang antara Indonesia dan Malaysia, terutama untuk produk-produk tertentu. Untuk toko-tokonya juga menurut suhaila rapi-rapi dan didalam tokonya barang-barang tersusun rapi.

Suhaila juga memberikan komentar yang baik tentang ketersediaan makanan dan minuman halal di Kuching. Menurutnya, makanan dan minuman halal sangat mudah didapatkan, hal ini menurutnya sangat baik terhadap kebutuhan wisatawan Muslim. Ia juga mengatakan bahwa banyak restoran dan warung makan yang menyediakan menu halal, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencari makanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun