Porsi MBG dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bagian kecil untuk anak-anak kelas 1-3 dan bagian besar untuk kelas 4-6. Kadang jika menu lumayan enak seperti dimsum, anak-anak yang kelas bawah agak iri dengan kelas atas karena yang kelas atas dapat lebih banyak sekitar 3 biji, sedangkan kelas bawah dapat 2 biji.
Selama beberapa bulan menerima MBG, belum ada kasus keracunan di sekolah kami. Meski demikian orangtua tetap was-was karena mendengar berita sekolah-sekolah lain keracunan. Terlebih belum lama ada kabar beberapa sekolah di daerah kami keracunan. Ini menambah kekhawatiran orang tua dan kewaspadaan guru tentang menu MBG. Berita keracunan di Wonogiri.
Kami pun tidak memaksa jika ada anak yang tidak mau mengambil MBG.
Menu-menu MBG di tempat kami tidak berbeda jauh dengan tempat lain. Menurut saya tidak ada yang spesial, kadang nasi dan lauk, mie, humberger, dimsum, bahkan kebab. Berikut foto menu MBG yang sempat saya dokumentasikan.
Ini yang cukup unik selama ini. Nasi merah ini bukan berasal dari beras merah, tapi nasi yang diberi pewarna makanan warna merah. Banyak anak-anak yang tidak mau makan nasi merah ini, akhirnya banyak yang mubazir.
Sama halnya dengan menu yang di atas, menu ini seperti konsep nasi kuning, tapi nasi kuning yang diberikan tampak pucat dan masih terlihat putihnya. Entah apakah ini juga pewarna makanan kuning. Sampai siswa saya ada yang bertanya kepada saya, "Bu, apa nasinya bisa di makan?" karena mungkin menurut anak dari segi warnanya tidak meyakinkan untuk di makan.