Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelar

Mengajar sejak 2020. Menjadi ibu sejak 2022.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku dan Tempat-Tempat yang Pernah Kulalui

22 September 2025   16:45 Diperbarui: 22 September 2025   16:45 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bazar buku Hypermarket Assalam. Sumber: Joglosemarnews.com

Jika membicarakan tentang buku, maka yang terlintas di pikiranku adalah beberapa tempat yang telah membantu membentukku menjadi pribadi yang menyukai dunia menulis.

Berawal dari usiaku yang masih sekitar 4-5 tahun (1999-2000), ayah sering membelikan kami (aku dan kakakku) majalah bobo.

Kira-kira satu minggu sekali majalah bobo datang. Aku dan kakakku bergantian membacanya.

Saat itu aku belum bisa membaca. Aku mengarang sendiri cerita yang ada di majalah itu, hingga saya bisa membaca di sekolah dasar.

Kira-kira 6-7 tahun kami berlangganan majalah itu. Dan memiliki perpustakaan kecil di kamar kami.

Dulu teman-temanku sering main ke rumah dan meminjam majalah kami. Mereka juga meminjam untuk dibawa pulang. Kami memberi tenggat waktu 3 hari untuk dikembalikan.

Majalah Bobo (dokumentasi pribadi)
Majalah Bobo (dokumentasi pribadi)

Saat SMP (2007-2009), saya dan kakakku setiap satu minggu sekali ke perpustakaan Wonogiri.

Perpustakaan Umum Daerah Wonogiri  (perpusda) berlokasi di Komplek Gor Giri Mandala, sekitar 8,6 km dari rumah kami.

Kami diantar ibu dengan naik bus pada waktu itu. Kami naik mini bus kemudian turun di lampu merah gudang seng. Lalu lanjut naik angkot berwarna orange untuk menuju ke perpusda.

Waktu itu kami masih pelajar, aku dan kakakku harus minta tanda tangan kepada Kepala Sekolah untuk menjadi anggota di perpusda.

Saat apel upacara bendera, kepala sekolahku memuji aku dan kakakku, dan merekomendasikan kepada teman-teman kami agar mengikuti jejak kami ke Perpusda Wonogiri.

Bagian depan Perpusda Wonogiri. Sumber: website Perpusda Wonogiri
Bagian depan Perpusda Wonogiri. Sumber: website Perpusda Wonogiri

Di rak buku Perpusda Wonogiri waktu itu, berjajar rapi berbagai macam buku. Ada komik, novel, teenlit, buku pelajaran, ensiklopedia, dan lain-lain. Buku yang sering aku sambangi saat itu adalah novel karya Mira W. 

Saat itu aku belum tau siapa Mira W. Tapi aku tertarik dengan karya-karyanya. Diantaranya yaitu novel berjudul "Merpati Tak Pernah Ingkar Janji". Yang menceritakan tentang Maria, seorang gadis remaja yang diminta ayahnya untuk menjadi anak yang kudus (suci). Ayahnya bercita-cita agar Maria kelak menjadi seorang biarawati. Oleh karenanya ayahnya sangat menjaga Maria dan menyekolahkannya di sekolah biarawati.

Maria yang sudah tidak memiliki ibu dididik keras oleh ayahnya agar tidak berteman dengan laki-laki. Namun dalam perjalanan hidupnya ia jatuh cinta kepada seorang pemuda yang tertarik padanya. Disinilah konflik antara ayah, Maria, dan pemuda tersebut diceritakan.

Selanjutnya novel Mira W yang berjudul "Pintu Mulai Terbuka" menceritakan tentang kisah anak haram yang selalu bersikap manis bernama Nita. Ia sangat dibenci oleh ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, siapa sangka dia adalah pembunuh dari orang-orang terdekatnya diantaranya yaitu pengasuhnya, ibu tiri, dan saudara tirinya.

Ada pula beberapa novel Mira W yang masih ku ingat menceritakan tentang LGBT, ODGJ, dan pelecehan seksual. Melalui novel-novel itu saya merasa belajar hal yang lebih luas yang tidak pernah kudapatkan di bangku sekolah saat itu.

Perpustakaan Umum Daerah Wonogiri kini masih terbuka untuk umum dan semakin eksis dengan berbagai program kegiatan seperti bimbingan teknologi, monitoring dan evaluasi, tempat diskusi, pameran, lomba resensi, dan lain-lain. Sumber.

Ketika SMA (2010-2013) ada beberapa tempat di Solo yang sering ku sambangi untuk mencari buku yaitu di Gramedia Solo, Sriwedari, dan Bazar Buku Assalam.

Gramedia Solo terletak di Jalan Slamet Riyadi, Laweyan, Surakarta. Jarak SMA saya  ke Gramedia Solo kira-kira sekitar 4,3 km. Dulu saya dan beberapa teman saya pulang sekolah mampir ke Gramedia naik becak.

Di Gramedia selain buku, juga banyak peralatan alat tulis dan mainan. Saya dulu pernah membeli celengan yang ada gemboknya di Gramedia. Saat itu celengan tersebut sempat viral di kalangan anak sekolah.

Meskipun kadang saya sudah menemukan buku bacaan yang saya inginkan, namun kalo belum mengelilingi Gramedia rasanya belum puas untuk pulang, meski hanya sekedar cuci mata.

Ketika kami membutuhkan buku pelajaran dengan harga yang lebih murah, kami memilih ke Sriwedari atau biasa disebut Bu Sri yang mana letaknya tidak jauh dari Gramedia, sekitar 1,2 km.

Kadang saya dan teman-teman mendapat info dari kakak kelas kami tentang Bazar Buku yang ada di Goro Assalam (sekarang telah berubah nama menjadi Assalam Hypermarket).

Dari sekolah ke Bazar Buku Goro Assalam kami bersama dengan kakak kelas naik angkutan kuning. Jaraknya cukup jauh sekitar 10,7 km.

Di Bazar Buku Assalam beragam buku di jual, dari yang mahal hingga yang murah, bahkan saya dulu pernah membeli buku Sejarah Islam hanya seharga 5ribu.

Di Assalam Hypermarket biasanya tidak hanya ada bazar buku, tapi juga bazar jilbab, bazar pakaian muslim, Al Qur'an digital, dan aneka makanan dan minuman. Kadang disana juga ada festival lomba anak-anak seperti dai-daiyah, hafalan surat, membaca Al Qur'an, nyanyi religi, dan lain-lain.

Bazar buku Hypermarket Assalam. Sumber: Joglosemarnews.com
Bazar buku Hypermarket Assalam. Sumber: Joglosemarnews.com

Ketika kuliah (2013-2017), jarak antara kampus dan Hypermarket Assalam tidak jauh. Melalui pintu belakang kampus, saya bersama teman-teman jalan kaki ke Hypermarket Assalam. 

Selain tiga tempat yang telah disebutkan tadi, ada lagi satu tempat yang saya kunjungi saat kuliah, yaitu toko buku Togamas Solo. Jarak dari kampusku ke Togamas Solo sekitar 3,3 km. Saya biasanya kesana naik bus trans Solo. Selain buku, sama seperti Gramedia, Togamas juga dilengkapi peralatan alat-alat tulis.

Selesai membeli buku di Togamas saya biasanya mampir makan sate di depan Togamas agak ke timur dikit. Disana banyak berjajar gerobak makanan. Aneka makanan tersedia seperti sate, mie ayam bakso, soto, lontong sayur, tahu kupat, dan lain-lain. Belum lengkap rasanya dulu kalau setelah beli buku di Togamas belum jajan di pinggir jalan dekat Togamas.

Namun di bulan Juni tahun 2022 Togamas tutup permanen, dampak dari pandemi. Dua tahun terakhir pada masa pandemi mengalami penurunan omset. Sumber.

Toko buku Togamas tutup. Sumber: wordpress.com
Toko buku Togamas tutup. Sumber: wordpress.com

Bulan Agustus kemaris saya ke Solo untuk cabut gigi, saya pun sempat pangling karena tempat toko buku Togamas dulu berdiri sudah berubah menjadi HokBen.

Lulus kuliah (2017) saya pernah ke Kampung Inggris, Pare, Kediri. Tepatnya saya belajar di Global English, yang terletak di Jl. Brawijaya No. 66, Mangunrejo, Tulungrejo, Pare.

180 meter dari Global English, terdapat toko buku yang sederhana yaitu Toko Buku Berkah. Toko buku tersebut terletak di Jl. Mawar no. 01.

Toko Buku Berkah II. Sumber: Facebook Toko Buku Berkah.
Toko Buku Berkah II. Sumber: Facebook Toko Buku Berkah.

Meskipun dari papan informasinya hanya tersedia alat tulis dan buku bahasa Inggris, tapi sebenarnya ada pula buku berbahasa Indonesia, karena saya pernah membeli buku TPA (tes potensi akademik) disitu.

Beberapa buku berbahasa Inggris yang saya beli di Toko Buku Berkah. Dokumentasi pribadi.
Beberapa buku berbahasa Inggris yang saya beli di Toko Buku Berkah. Dokumentasi pribadi.

Meskipun toko buku tersebut tampak sederhana, namun untuk buku berbahasa Inggris tersedia lengkap. Contohnya saja ada kamus Longman dan Oxford.

Buku di toko tersebut juga lebih murah dibanding jika beli di Gramedia maupun Togamas Solo pada waktu itu. Contohnya saja dulu saya pernah beli buku Toefl dengan harga 100ribu di Toko Berkah sudah dapat bonus kaset vcd dan bonus soal-soal tambahan. Padahal kalau beli di Gramedia atau Togamas Solo bisa 150ribu lebih bahkan 200an ribu.

Itulah pengalaman saya selama ini dalam dunia toko buku dan perbukuan. Beberapa buku yang pernah kubeli kini masih ada di rak bukuku waktu aku masih SD dulu. Namun ada juga beberapa yang sudah ku jual melalui toko onlineku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun