Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalamanku Membimbing Siswa dengan Gangguan Disgrafia

13 Oktober 2020   23:43 Diperbarui: 18 Oktober 2020   23:17 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh peralatan belajar anak kesulitan menulis (Dokumentasi pribadi)

Setelah hari pertama pertemuan saya dengan Lee, kepala saya pun pusing, karena saya harus menangani anak yang benar-benar tidak bisa menulis. Saya pun kemudian mulai mencari tahu tentang disgrafia di internet. Pada intinya menurut saya kesimpulan yang dapat saya ambil adalah terus berlatih agar terbiasa.

Tulisan Lee yang saya bantu dengan cara menggerakkan tangan Lee membentuk angka (Dokumentasi pribadi)
Tulisan Lee yang saya bantu dengan cara menggerakkan tangan Lee membentuk angka (Dokumentasi pribadi)
Gambar ini saya ambil ketika pertama kali saya bertemu Lee. Ini adalah tulisan Lee yang saya bantu dengan cara menggerakkan tangannya. 

Jika Lee diminta menulis tanpa bantuan saya menggerakkan tangannya, maka dia hanya akan menulis bulatan-bulatan kecil seperti tulisan yang paling atas itu. 

Menurut saya di dalam memorinya saat itu tidak ada satupun bentuk huruf atau angka yang terlintas di benaknya.

Lee juga mengalami kesulitan dalam hal mengingat warna. Di dalam memorinya ia hanya mampu menyebutkan dua warna yaitu biru dan kuning, tetapi ia tidak tahu mana warna biru, dan mana warna kuning. Di benaknya jika ditanya tentang warna, tidak akan terlintas warna hijau, cokelat, merah, putih, atau lainnya. 

Ia juga kesulitan membentuk benda, seperti menggunting gambar kursi. Ketika menggunting, ia sering mengalami gambar yang diguntingnya terpotong. 

Di awal-awal dulu, saya mengatakan tidak apa-apa, lalu dia pun akan mengingat bahwa jika mengguntingnya terpotong maka tidak apa-apa. Di hari-hari selanjutnya, saya membantunya untuk menggunting dengan pelan-pelan. Meski dia masih agak kesulitan, tapi dia mulai paham bahwa jika menggunting, dia harus perlahan-lahan agar gambarnya tidak terpotong.

Kelemahannya dalam menulis terkadang dijadikan bahan candaan oleh orang sekitarnya seperti otaknya belum dicharger, atau macet, dan lain-lain. Tetapi gadis kecil itu tidak marah, dia malah tertawa, seakan-akan sudah biasa dia diperlakukan seperti itu oleh sekitarnya.

Lee menggambar dengan bantuan tangan saya menggerakkan tangannyanya Lee, dan mewarnainya sendiri (Dokumentasi pribadi)
Lee menggambar dengan bantuan tangan saya menggerakkan tangannyanya Lee, dan mewarnainya sendiri (Dokumentasi pribadi)
Sebenarnya Lee tidak sepenuhnya tidak bisa, ia suka menyanyi, berhitung, mengikuti irama lagu, mengikuti irama gerakan, dan mampu menghafal ABC hingga Z meski tidak tahu seperti apa bentuk hurufnya. 

Ia akan bersemangat jika di ajak melakukan hal-hal yang ia sukai, dan akan mengatakan "tidak bisa" atau menunjukkan sikap tidak bersemangat jika di ajak menulis.

Ia juga suka menirukan gaya youtuber. Ketika sudah lelah belajar biasanya dia akan mengajak saya bermain pura-puranya kita menjadi youtuber. Dia akan menyediakan bukunya sebagai handphone. Lalu kita  bermain pura-pura memblender jus, membuat kue, dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun