
Akibat dari guru yang tidak kreatif tersebut menyebabkan siswa tidak fokus dalam belajar. Ketidakfokusan siswa dalam belajar ditunjukkan melalui perilaku siswa yang mulai bosan dengan kegiatan pjj, malas mengerjakan tugas, menyuruh orangtua yang mengerjakan tugasnya, dan siswa tidak mengumpulkan tugas atau bersikap masa bodoh.
Berdasarkan konflik-konflik yang dihadapi tersebut, guru dituntut bisa menyelesaikan masalah tersebut. Maka sebelum terjun kelapangan untuk mengadakan PJJ, sebaiknya guru menyusun terlebih dahulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama masa pandemi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud yakni guru harus tahu terlebih dahulu bagaimana kondisi lingkungan siswa. Apakah siswa memiliki fasilitas yang memadai seperti handphone atau laptop, apakah terjangkau akses jaringannya, apakah orangtua mampu membimbing siswa atau membiarkan siswa belajar sendiri.
Maka ketika guru sudah memahami kondisi lingkungan masing-masing siswa, tentu guru tidak bisa menyamakan satu siswa dengan siswa yang lainnya, jika kondisi lingkungannya berbeda.
Pembelajaran jarak jauh (pjj) mungkin cocok untuk siswa yang memiliki sarana memadai seperti memiliki handphone, tapi bagi siswa yang tidak memiliki fasilitas memadai, perlu diadakan home visit agar siswa dan orangtua tahu bahwa guru mereka peduli kepada mereka. Dengan demikian, tidak akan menyebabkan rasa minder antara siswa yang memiliki fasilitas memadai, dengan yang tidak memiliki.
Guru juga perlu tahu bagaimana orang tua siswa di rumah, apakah mereka bekerja atau bisa membimbing anak di rumah. Jika orangtua siswa bekerja sehingga tidak bisa membimbing anak, maka perlu ada pendekatan yang intens antara guru dan siswa.Â
Pendekatan tersebut misalnya guru menanyakan kepada siswa apakah ada materi atau tugas yang tidak dipahami. Jika siswa membutuhkan bimbingan guru maka sebaiknya guru juga harus siap untuk menelpon siswa atau melakukan home visit. Tentu jika melakukan home visit harus ada kesepakatan dengan orangtua.
Lalu, apabila orangtua bisa membimbing anak, maka harus ada komunikasi yang intens juga antara guru dengan orangtua. Karena selama belajar di rumah, posisi guru digantikan oleh orangtua. Sehingga pola komunikasi guru-orangtua-siswa harus berjalan dengan baik. Harus ada keterbukaan antara ketiganya.
Ketika guru telah memahami perbedaan kondisi lingkungan siswanya maka guru mulai menyusun tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa, disinilah guru dituntut untuk lebih kreatif. Dituntut untuk belajar tidak menyamakan strategi antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, diharapkan tujuan pembelajaran yang dirancang guru selama masa pandemi dapat terwujud.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI