Saat ibu dan Mun-gwang sedang membicarakan agar ibu tidak melaporkan mereka ke keluarga Park, kami yang tadinya mengintip tiba-tiba jatuh dari tangga dan ketahuanlah penyamaran kami.
Mun-gwang segera merekam kami, lalu kami berebut meminta rekaman itu hingga kami bertengkar di ruang tengah tempat kami minum-minum tadi. Singkat cerita, kami memenangkan pertengkaran itu, ibu menendang Mun-gwang ke ruang bawah tanah dan ayah mengikatnya.
Lalu tiba-tiba Yeon-gyo menelpon ibu, meminta untuk menyiapkan ramen-udon, karena cuaca di luar buruk maka mereka memilih kembali pulang. Da-song memilih untuk berkemah di depan rumah, sedang Pak Park dan istrinya memilih tidur di ruang tengah sambil mengawasi Da-song. Aku, Jessica, dan ayah bersembunyi di bawah meja ruang tengah.
Saat menuruni tangga rumah itu aku menyadari bahwa kami dan keluarga itu memiliki kelas sosial yang berbeda. Lingkungan rumah kami terendam banjir, begitu juga rumah kami.
Kami segera menyelamatkan barang-barang kami, termasuk batu keberuntungan yang diberikan Min-hyuk kepada keluarga kami malam pertemuan terakhir itu. Ia bilang, itu dari kakeknya, batu keberuntungan. Ya, batu itu telah membawa keberuntungan bagi keluarga kami.
Esok harinya, Park dan istrinya menelpon ayah dan ibu untuk membantu menyiapkan pesta ulang tahun Da-song yang dadakan. Sedangkan aku dan Jessica diundang untuk ikut merayakannya.
"Kenapa saat berciuman sepertinya kamu memikirkan hal lain?" Tanya Da-hye. "Bahkan sekarang pun kamu masih memikirkannya."
Aku pun ijin ke bawah, tapi bukan ke halaman, aku ke ruang bawah tanah.