Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Operasi dan Orangtua

8 November 2019   09:21 Diperbarui: 8 November 2019   09:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinding di tempat jatuhku menatap begitu imut. Warna pink dengan lingkaran kuning dan ungu.

Seperti tinggal di sebuah kamar kost, hanya ada satu tempat tidur dan satu meja laci.

Dalam satu ruangan ini, ada 6 kamar. Tapi hanya terisi empat. Perempuan-perempuan yang mengalami luka setelah melahirkan. Kecuali aku, fisikku tidak terluka, tapi operasi ini harus tetap ku jalani.

Semalam bahkan aku tidak bisa tidur, seumur hidup baru ini aku alami, tidur bagai orang pesakitan.

Semalam adalah hari debat panjang yang melelahkan. Agar operasi panjang ini berjalan, orang tua harus tanda tangan.

Kata orang tua, begitu menyakitkan bagiku. Mana ada orang tua yang rela anaknya dijadikan percobaan oleh dokter. Begitulah gambaran operasi menurut orang tuaku.

Maka, setelah debat panjang yang melelahkan itu, aku tetap tidak bisa tidur. Bukan karena besok dioperasi, tapi bagaimana jika esok aku mati lantas orang tua tak tau aku mati.

Mungkin mereka akan mengatakan aku bunuh diri melalui tangan dokter. Dan mereka akan menangisi kebodohanku yang tak mendengarkan orang tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun