Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kunang-kunang di Antara Kenangan, Mitos, dan Ancaman Kepunahan

2 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 2 Juni 2020   11:09 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunang-kunang yang terancam punah.|Ilustrasi foto: Suzanne Tucker/Shutterstock via Kompas.com

Di sebelah rumah kami saat masih kecil ada dua batang pohon mangrove yang tumbuh hingga tingginya melebihi tinggi atap rumah, tumbuh tepat di sebelah jalan setapak menuju hutan. Kami tinggal di wilayah pesisir, walau tidak di tepi pantai namun air pasang terkadang masih sampai ke hutan di belakang rumah kami.

Tak ada yang istimewa dengan pohonnya di siang hari, namun saat malam hari barulah sesuatu yang sekarang kusebut ajaib bisa terlihat. Ratusan atau bahkan ribuan kunang-kunang akan berkedip-kedip di kedua pohon hingga keduanya tampak seperti pohon natal yang sangat besar.

Dalam suasana malam yang gelap, kedua pohon itu sangat mudah terlihat akibat kelap-kelip kunang-kunangnya. Pohon itu menjadi istimewa, bukan karena bentuknya namun karena pendatang yang hinggap dan menjadi pandangan yang memanjakan mata.

Dari belakang rumah, atau dari jendela kamarku aku sering menatapnya dan kagum. Benda hidup yang bisa mengeluarkan cahaya. Aku berpikir hanya bola lampu listrik yang bisa, ternyata ada makhluk kecil yang bisa melakukannya. Makhluk yang sangat menakjubkan.

Aku pernah menangkapnya. Beberapa ekor yang turun ke dahan rendah yang bisa kugapai, menutupnya dengan kedua telapak tanganku sehingga tanganku berkelip-kelip, sesekali aku mengintipnya dari celah kedua ibu jari tanganku.

Saat aku mulai dewasa, pemandangan itu menghilang. Bermula saat kedua pohon itu dipangkas oleh pemiliknya. Entah kemana kunang-kunang itu pergi. Bahkan setelah pohon itu telah kembali tumbuh rindang kunang-kunang tak lagi hinggap di sana.

Kunang-kunang

Kunang-kunang merupakan serangga unik yang mampu menghasilkan cahaya. Bernama ilmiah Lampyridae dari kelas insecta (serangga), filum Arthropoda dan berordo kumbang. 

Serangga yang aktif di malam hari ini menyukai cairan tumbuhan, siput-siput kecil, cacing bahkan serangga lain sebagai makanannya. Namun ada juga yang menjadi pemangsa sesamanya atau tidak makan sama sekali. Puasanya seumur hidup.

Serangga ini mempunyai masa hidup yang singkat. Paling lama hanya berusia sekitar 2 bulan jika hidup di alam liar dengan sumber makanan yang cukup. Serangga ini dapat bertelur di tanah yang teksturnya gembur atau bahkan di air. 

Uniknya, telur yang tumbuh di air akan memiliki insang setelah menetas dan menjadi kepompong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun