Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Para Pencari Malam Lailatul Qadar

12 Juni 2018   08:27 Diperbarui: 12 Juni 2018   14:49 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para penacari Lailatul Qadar selalu hadir di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Ini merupakan impian semua umat Islam di seluruh dunia untuk mendapatkan Lailatul Qadar, khususnya para pencari Lailatul Qadr.

Di mana para pencari malam-malam ganjil ini beri'tikaf di masjid dengan melakukan serangkaian sholat lailatul qadr, sholat sunnah taubah, serta sholat sunnah lainnya, berzikir menengadahkan tangannya memohon mendapat pelukan mesra dari yang namanya Lailatul Qadar, untuk itu mereka memasrahkan diri dalam balutan wewangian serta keikhlasan hati untuk menemui yang pahalanya lebih baik dari pada 1000 bulan ini hingga menjelang fajar, sahur pun dilakukan di masjid.

Bukan berarti malam-malam sebelumnya tidak baik, hanya saja malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan memilki kelebihan sebagaimana sunnah junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Semalam bertepatan dengan ramadan ke 26 malam 27 di situ digunakan untuk menjemput malam Lailatul Qadr dengan beri'tikaf di masjid, dimana potensi datangnya Lailatul Qodar semakin besar.

Zaman sekarang yang katanya era digital, banyak generasi muda melupakan Lailatul Qodar. Generasi milenial ini tidak bisa i'tikaf di masjid, dan terlena akan permainan canggih yang di unduhnya dari googleAPPstore ke dalam perangkat gawainya.

Games "menyesatkan"  itu bernama Mobile Legend, sebelum Moba (kependekan dari Mobile Legend) ada games dengan Clash Of Clans (C.O.C). Hanya anak muda, yang kecanduan games tersebut, mereka mampu bermain hingga mengurangi tidur malam.

Bukan hanya bermain saja, mereka pun sangat hafal karakter-karakter animasi permainan tersebut di luar kepala. Luar biasa, dahsyatnya dampak buruk dari permainan ini terhadap perkembangan otak generasi muda jaman now!

Selain dimainkan sendiri games ini juga dapat dimainkan bersama-sama secara online, istilahnya mabar (main bareng). Ini dampak buruk dari kemajuan teknologi dan mengakibatkan moralitas anak-anak muda merosot ke jurang kegelapan dan jangan heran apabila di tahun-tahun yang akan datang akan melahirkan generasi autisme, idiot dan pembangkang.

Kekuatan games ini menjadikan anak-anak muda malas bekerja, tidak fokus sama mata pelajaran dan pengaruh buruk lainnya. 

Tolonglah Pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika bertindak tegas memblokir game ini, agar para generasi emas ini tidak menjadi generasi pintar tapi bodoh dan tolol.

Kepintarannya sebatas ilmu duniawi saja, tetapi dibodohi oleh permainan yang tidak menghasilkan apa-apa, ditambah mahalnya biaya masuk sekolah berbasis agama dibandingkan sekolah umum melengkapi derita Lailatul Qadar.

Tetapi inilah buktinya bahwa para pencari Lailatul Qadar jaman now lebih didominasi kaum Old yang usianya rata-rata diatas 50 tahun.

Sementara generasi zaman now, bukannya memperbanyak buat i'tikaf di Masjid ataupun di tempat masing-masing semampunya membaca ayat suci Al-Qur'an, dzikir, dan doa, dan berbagai amal sholeh lainnya, malah i'tikafnya bermain Mobile Legend berjam-jam sampai menghabiskan kuota.

Ibarat para pendukung sepakbola, ada pendukung yang fanatik dan ada yang biasa-biasa saja. Begitu pula dengan para pencari Lailatul Qadar ini, ada yang fanatik dan ada pula yang biasa-bisa saja.

Saya sendiri termasuk ke dalam golongan pencari Lailatul Qadar yang biasa-bisa saja. Walau begitu sekuat tenaga melakukan ibadah di malam kemuliaan tersebut, sekalipun dilaksanakan di rumah. Wallahu a'lam.

Para pencari malam Lailatul Qadar fanatik itu akan melakukan:

  1. I'tikaf di dalam Masjid di malam ini hingga terbit fajar.
  2. Melakukan aneka ibadah yang kita sanggupi, tilawah, zikir, doa dan qiyamullail di malam Lailatul Qadr ini hanya dengan mengharap ridha Ilahi.
  3. Apabila tidak ber-i'tikaf setidaknya melakukan amalan-amalan yang baik di malam mulia ini dengan bersedekah, mengaji kalamullah.
  4. Membawakan makanan untuk dimakan oleh orang-orang sholeh yang sedang ber-i'tikaf di malam Lailatul Qadar, sehingga makanan itu menyertai ibadah para pencari malam Lailatul Qadar hingga puasa di keesokan harinya, ini adalah keuntungan besar, pahalanya berlipat ganda.

Sebaliknya para pencari Lailatul Qadar yang biasa-biasa saja, memuliakan malam Lailatul Qadar dilakukan dengan cara yang biasa-biasa pula.

Malam Lailatul Qadar lebih baik dari malam 1000 bulan, bukan berarti malam-malam sebelumnya atau sesudahnya itu tidak baik, akan tetapi malam ganjil ini memilki kemuliaan. 

Jaman sekarang ini, moment malam Lailatul Qadar sedikit terlupakan, lantaran generasinya kecanduan games atau menghabiskan waktu di pasar atau di Mall membeli baju baru buat lebaran.

Tidak bermaksud menyinggung perasaan siapapun, bukankah sesama muslim adalah bersaudara, sewajarnya saling mengingatkan agar merenungi malam Lailatul Qadar dengan berbuat kebaikan agar kita mendapatkan pahala dari amalan-amalan yang dilakukan muslim/muslimah lainnya.

Intinya, syah-syah saja bermain games canggih itu, akan tetapi jangan sampai melupakan kewajiban kita sebagai umat Islam untuk beribadah, berdo'a, taqwa, berikhtiar (berusaha).

Jadilah generasi pemenang jangan menjadi generasi pecundang.

Wallahu a'lam bishowaf.

Sekedar berbagi, semoga bernilai ibadah, terkhusus bagi penulisnya dan para pembaca pada umumnya.

12/06/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun