Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi Hari Sumpah Pemuda di Media Sosial

28 Oktober 2017   12:17 Diperbarui: 28 Oktober 2017   12:43 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi Hari Sumpah Pemuda Dikepungan Media Sosial (sumber gambar: tekno.tempo.co)

Membahas Sumpah Pemuda yang jatuh 28 Oktober 1928 abad ini, tak lengkap rasanya tanpa melibatkan pesatnya perkembangan teknologi informasi. Keterkaitan Sumpah Pemuda dan Teknologi Informasi, mulai dipahami secara salah kaprah dalam memandang sejarah panjang Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan harapan bangsa. Harapan kedepan diharapkan pemuda bisa menguasai semua bidang, dengan kemampuan yang kompetitif.

Akan tetapi nilai-nilai luhur berkehidupan berbangsa dan bernegara di zaman modern seperti sekarang sudah mulai pudar akibat pengaruh budaya asing. Diakui atau tidak pesatnya perkembangan teknologi informasi begitu berdampak pada perubahan perilaku atas nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai Pemuda-Pemudi yang beradab.

Sumpah pemuda merupakan refleksi jiwa perjuangan pemuda-pemudi masa kini untuk kembali merenungi gigihnya pemuda-pemudi tempo dulu matia-matian memperjuangkan bangsa, bahasa, tanah air Republik Indonesia. Untuk mengenal lebih jauh tentang Sumpah Pemuda tentu tidak lepas dari isi sumpah pemuda yang tercetus dalam kongres pemuda, akan tetapi seiring perkembangan teknologi informasi isi sumpah pemuda tadi tersisih oleh perkembangan media sosial.

Pada masa lalu ketika pemuda-pemudi sibuk melawan penjajahan. Pemuda-pemudi sekarang disibukkan dengan penyalahgunaan konten-konten teknologi, tanpa sekalipun tergelitik untuk meneruskan pendahulunya. Walhasil pemuda-pemudi sekarang terbius segala bentuk layanan Media Sosial, misalnya whatsApp, twitter, path, telegram, facebook, line, cacaotalk, beetalk, twoo dan permainan didalamnya.

Generasi muda sekarang "diperalat" budaya asing dari pada mencintai kearifan budaya negerinya sendiri. Hal ini dapat membuat generasi bangsa seakan-akan kehilangan identitas negara dan budayanya sendiri. 

Sebenarnya kemajuan Teknologi Informasi sangat luar biasa manfaatnya, akan tetapi jika disalh gunakan, luar biasa juga dampak buruknya menghantarkan kepada kehancuran. Parahnya, karena sosmed orang mudah berselisih paham, saling Bully hingga bisnis prostitusi online. 

Sebagaimana diketahui pengaruh global teknologi akan mendatangkan identitas bangsa Indonesia yang matre, egois, individualistis, vandalisme, anarkis, feodalisme, hedonisme. Jika kita tinjau dari sisi sosial saat ini adalah maraknya kejahatan jalanan.

Refleksi yang bisa kita dapatkan dalam jiwa sumpah pemuda adalah jiwa pemuda serba ingin tahu, mencoba dan ingin maju. Dengan memiliki pemuda yang cerdas, memberikan harapan bangsa ini mampu bersaing dengan negara lain.  Apakah bangsa ini sudah mampu menciptakan pemuda-pemudi penerus bangsa atau belum? Banyaknya pemuda yang terjerumus pergaulan bebas yang menyesatkan, seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang (Narkoba) dan kemudahan mengakses konten-konten porno menjadi tantangan kita semua untuk memeranginya.

Dimulai dari Sumpah Pemuda singkirkan dusta diantara kita, saatnya pemerintah, tokoh agama, tokoh politik, lembaga swadaya masyarakat serta keluarga bahu membahu membentuk karakter pemuda-pemudi Indonesia yang bekualitas tidak sekedar "pencitraan" semata.

28 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun