Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Konser Musik dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian

22 Mei 2023   15:04 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:20 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konser musik.(bedneyimages/ Freepik)

Konser musik merupakan pertunjukan seni musik yang digelar di depan umum diluar konteks keagamaan atau teatrikal. Konser musik pertama kali diselenggarakan pada tahun 1672 oleh violionist dan komposer musik terkenal John Banister. Di mana konser musik pada era abad ke-16 tersebut dapat dikatakan masih berupa sajian permainan alat musik klasik atau biasa dikenal dengan musik instrumental.

Perkembangan musik dimulai pada abad ke-17 yang dipengaruhi oleh evolusi musik yang digagas oleh Mozart hingga Beethoven yang didukung dengan sekelompok orang atau mitra yang memiliki tujuan yang sama untuk mengembangkan musik melalui pengaturan konser.

Pada abad ke-17 hingga abad ke-18 konser music erat kaitannya dengan kegiatan Universitas-Universitas. Misalnya di Jerman, banyak Univeritas yang memiliki Collegium Musicum atau ruangan khusus untuk pertunjukan musik, hingga Universitas Oxford dan Universitas Cambridge yang rutin menggelar pertemuan bagi para pendengar musik.

Hingga akhirnya  pada awal abad ke-21 perkembangan musik berkembang sangat pesat dan dengan alamiah membentuk sebuah anggota atau komunitas musik dari penyanyi atau grup band tertentu yang biasa kita kenal dengan sebutan penggemar atau fans.

Sumber: musicinminnesota.com
Sumber: musicinminnesota.com


Pada bulan April lalu penikmat musik tanah air digemparkan dengan adanya informasi tentang band rock terkemuka asal London Coldplay yang akan menyambangi Indonesia untuk menyapa para penggemar musik mereka.

Band rock Coldplay kemudian telah dikonfirmasi akan tampil di Stadion Glora Bung Karno pada tanggal 15 November 2023 mendatang. Antusiasasme penggemar seraya bergembira dengan adanya kabar berita tersebut. Harga tiket konser coldplay dibandrol mulai dari harga Rp Rp 800 ribu hingga Rp 11 juta. Dilansir dari beberapa kanal berita, tiket coldplay dapat terjual dalam hitungan menit saja, bahkan untuk tiket paling mahal yaitu Ultimate Experience (CAT 1) ludes terjual dalam waktu 15 menit saja.

Lalu, apakah konser musik seperti ini memiliki dampak terhadap perekonomian?

Sumber: socioeconlabs.org
Sumber: socioeconlabs.org

Acara pertunjukan musik merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari ekonomi suatu wilayah. Acara musik seperti konser dan festival ini mendatangkan wisatawan baik lokal maupun internasional, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan pendapatan bagi usaha-usaha kecil milik masyarakat sekitar.

Tourism Economics Universitas Oxford dalam laporannya yang dibuat oleh Tourism Consulting Team menjelaskan lebih lanjut dalam pengamatannya terhadap industri hiburan dan konser di Amerika Serikat.

Hasil analisisnya menunjukkan bahwa industri hiburan dan konser ini mendorong aktivitas ekonomi yang signifikan yang mendukung bisnis, rumah tangga, dan keuangan pemerintah di seluruh Amerika Serikat setelah Covid-19, di mana pada masa tersebut acara-acara ditutup selama lebih dari satu tahun.

Sehingga setelah satu tahun terisolasi banyak yang menantikan aktivitas  konser musik secara langsung dan aman yang dimulai pada tahun 2021 hingga saat ini. Laporan ini juga menegaskan bahwa industri hiburan dan konser merupakan mesin ekonomi yang signifikan di Amerika Serikat.

Temuan utama dalam laporan ini mengungkapkan bahwa pada tahun 2019, total dampak ekonomi nasional dari industri hiburan ini adalah sebesar $132,6 miliar dan melibatkan lebih dari 913.000 pekerja dengan pendapatan pekerja sekitar $42,2 miliar. Secara keseluruhan industri hiburan menghasilkan dampak fiskal kepada Amerika Serikat dengan total sebesar $17,5 miliar pada tahun 2019, termasuk $9.3 miliar pada total pendapatan pajak nasional dan $8.3 miliar pendapatan pajak daerah dan negara bagian.

Yotam dov dalam artikelnya membahas dampak ekonomi dari acara musik dan bagaimana kontribusinya terdahap ekonomi lokal dan Produk Domestic Bruto (PDB), menjelaskan bahwa acara konser musik memberikan manfaat bagi ekonomi lokal lebih besar dibandingkan dengan potensi negatif yang dihasilkannya.

Acara musik yang diselenggarakan di suatu daerah memberikan peluang bagi bisnis dan masyarakat lokal untuk mendapatkan keuntungan. Acara musik juga dapat menstimulus ekonomi untuk semua jenis bisnis disekitarnya mulai dari restoran, fasilitas akomodasi seperti hotel hingga objek hiburan atau wisata lokal setempat. Sehingga stimulasi ekonomi ini dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan keterlibatan masyarakat lokal.

Lebih jelasnya Andy Robertson dalam tulisannya tentang dampak ekonomi yang diciptakan oleh acara musik kepada masyarakat dengan studi kasus di Finsbury Park, London sebelum terjadi pandemi Covid-19. Terdapat 3 poin penting yang diamati yaitu; asal pengunjung, pengeluaran pengunjung, dan total pengeluaran masyarakat.

Hasil menunjukkan bahwa 8% dari total pengunjung merupakan pengunjung lokal dan 92% adalah pengunjung dari daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa masuknya pengunjung dari daerah lain ke Finsbury Park membawa daya beli ke dalam masyarakat lokal sekitar, sehingga dapat menjadi sebuah peluang bagi masyarakat secara ekonomi.

Selain itu ditemukan juga bahwa pengunjung menghabiskan sekitar 172 yang masing-masingnya hampir separuh lebih dihabiskan untuk makanan dan minuman dan 30% untuk akomodasi. Di mana sekitar 50% pengunjung menginap di hotel, 20% membuat mkanannya sendiri, dan sisanya tinggal bersama teman dekat atau kerabat.

Diperkirakan total pengeluaran yang dihasilkan dari acara musik tersebut adalah sekitar 60 juta dengan perkiraan 45 juta akvitas ekonomi tambahan yang tidak akan terjadi jika tidak ada acara tersebut. Hal ini mengimplikasikan adanya tambahan nilai tambah bruto (Gross Value Added) sekitar 25 juta. Hampir 60% bisnis lokal juga menyatakan bahwa omset mereka meningkat secara signifikan selama periode berlangsungnya acara musik dengan peningkatan lebih dari 25%.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Sumber: goodstats.id
Sumber: goodstats.id

Data di atas menunjukkan konser dengan penonton terbanyak di Indonesia, di mana peringkat pertama di duduki oleh konser Iwan Fals dengan total 350 ribu penonton. Konser musik terakhir yang diselenggarakan dan memperoleh perhatian besar dari publik adalah konser Blackpink yang dihadiri oleh 70 ribu penonton dan konser Dewa-19 yang dihadiri oleh 75 ribu penonton.

Dari data tersebut kita dapat melihat seberapa besar potensi ekonomi yang dihasilkan dari adanya konser musik yang diselenggarakan di sebuah daerah. 

Dilansir dari IDX Channel total pendapatan konser Blackpink di Jakarta diperkirakan mencapai Rp 376.83 Miliar, yang mana apabila mengacu pada perda DKI Jakarta No 3 tahun 2015 tentang pajak hiburan, pajak yang dikenakan untuk pagelaran musik adalah sebesar 15%. Artinya dari konser Blackpink yang diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Karno itu menghasilkan pajak hiburan sekitar Rp 56 Miliar bagi daerah DKI Jakarta.

Tidak hanya dari pendapatan pajak saja, tetapi aktivitas ekonomi disekitar konser musik diselanggarakan tentunya akan bergerak aktif. Bagaimana tidak, puluhan ribu penonton serentak mendatangi konser musik datang dari berbagai daerah.  Mulai dari warga lokal, luar kota, bahkan internasional apabila konser yang diadakan diisi oleh musisi dunia.

Sehingga ketika ada konser musik digelar berbagai bisnis akan ramai, mulai dari akomodasi hotel, transportasi, restoran, bahkan bagi pedagang-pedagang kecil di sekitar tempat konser diadakan akan terkena dampak postifnya.

Foto: coldplayinjakarta.com
Foto: coldplayinjakarta.com

Konser musik Coldplay yang akan digelar November mendatang bahkan sudah memberikan dampak ekonomi yang besar terhadap Indonesia. 

Dalam siaran pers Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjelaskan bahwa konser Coldplay di Indonesia memberikan potensi untuk meningkatnya kepercayaan dunia bahwa Jakarta merupakan destinasi MICE (meeting, incentive, conference, exhibition) terbaik di Asia.

Selain itu juga diperkirakan juga bahwa 90% akomodasi  hotel di area GBK dan 40%-50% untuk lingkar luas GBK akan serentak direservasi oleh penonton coldplay pada bulan November mendatang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga menambahkan bahwa keuntungan konser coldplay dapat mencapai Rp 167 Triliun.

Lebih lanjut lagi Kemenparekraf memastikan bahwa acara ini dapat berlangsung secara spektakuler dan berdampak terhadap ekonomi masyarakat dan peningkatan terhadap kesejahteraan pelaku UMKM. Selain itu diharapkan bahwa melalui konser ini dapat memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja khususnya di sektor pariwisaata dan ekonomi kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun